Bola.com, Paris - Petenis nomor satu dunia, Novak Djokovic, mengukir sejarah setelah menjuarai Prancis Terbuka 2016 dengan mengalahkan Andy Murray pada laga final, Minggu (5/6/2016). Sempat tertinggal satu set, Djokovic bangkit untuk merebut tiga set berikutnya dan menang 3-6, 6-1, 6-2, 6-4.
Sebelum laga final, Djokovic sudah meraih 11 titel grand slam. Namun, petenis asal Serbia itu belum pernah jadi kampiun Roland Garros. Setelah tiga kali gagal di final, Djokovic akhirnya memutus penantian panjang tersebut pada tahun ini.
Baca Juga
Raihan gelar Prancis Terbuka membuat Djokovic menjadi petenis kedelapan sepanjang sejarah yang sukses memenangi seluruh gelar grand slam (career grand slam). Sebelum Djokovic, petenis lain yang sudah lebih dulu melakukannya adalah Fred Perry, Don Budge, Rod Laver, Roy Emerson, Andre Agassi, Roger Federer, dan Rafael Nadal.
Djokovic juga menyamai pencapaian Budge (1938) dan Laver (1962 dan 1969) yang memenangi empat titel grand slam secara beruntun. Sebelum juara Prancis Terbuka 2016, petenis berusia 29 tahun itu meraih gelar Wimbledon 2015, AS Terbuka 2015, dan Australia Terbuka 2016.
Djokovic total sudah mengoleksi 12 gelar grand slam. Dia hanya kalah dari Federer (17 titel), Nadal (14), dan Pete Sampras (14) sebagai petenis dengan gelar grand slam terbanyak di open era.
Di sisi lain, ini merupakan kekalahan kedelapan Andy Murray dari Novak Djokovic dalam 10 pertemuan di grand slam, termasuk di tiga final terakhir pada Australia Terbuka 2015 dan 2016 serta Prancis Terbuka 2016. Murray juga gagal menjadi petenis putra Britania pertama yang jadi juara di Roland Garros sejak Fred Perry pada 1935.
Ada hal menarik di balik perayaan kemenangan Novak Djokovic atas Andy Murray pada final Prancis Terbuka 2016. Djokovic membuat gambar hati di lapangan menggunakan raket dan berbaring di tengah-tengah gambar tersebut. Gerakan itu pernah dilakukan Gustavo Kuerten, tiga kali juara Roland Garros asal Brasil, yang kebetulan hadir di tribune.