Bola.com, Bandung - PSSI hingga saat ini belum juga menentukan siapa figur yang terpilih sebagai pelatih Timnas Indonesia. Sosok nomine mengerucut ke sosok Nilmaizar (Semen Padang) dan Rahmad Darmawan (T-Team), setelah Indra Sjafri memutuskan mundur karena ingin berkonsentrasi dengan klubnya, Bali United.
Penyerang Persib Bandung, Samsul Arif, bicara soal dua kandidat untuk pelatih Tim Garuda. Pemain asal Bojonegoro tersebut pernah bekerja sama dengan Nilmaizar di ajang Piala AFF 2012, momen yang jadi kenangan buruk sang pemain.
Baca Juga
Kala itu Timnas Indonesia kekuatannya tereduksi gara-gara dualisme kompetisi dan PSSI. Kini pun persiapan Tim Merah-Putih menyongsong Piala AFF 2016 tak bisa dibilang mulus. PSSI tengah bergolak dengan mencuatnya tuntutan Kongres Luar Biasa (KLB) dari Kelompok 85.
Potensi mencuatnya dualisme timnas terbuka lebar, karena Kelompok 85 yang terdiri dari klub asosiasi provinsi pemegang hak suara di PSSI juga memunculkan kandidat pelatih Indonesia. Berikut petikan wawancara bola.com dan Samsul Arif yang dilakukan pada Selasa (7/6/2016):
Apa kabar Samsul?
Alhamdulillah baik dan sehat selalu.
Saat ini ada dua kandidat untuk melatih Timnas Indonesia, yakni Nilmaizar dan Rahmad Darmawan. Bagaimana menurut Anda sosok kedua pelatih tersebut?
Keduanya pelatih yang sangat berkualitas. Coach Nilmaizar pernah melatih Timnas Indonesia di Piala AFF 2012, di mana saya jadi salah satu pemainnya.
Di sisi lain Coach Rahmad Darmawan pun pernah di SEA Games 2011 dan 2013. Saya rasa mereka sangat mempunyai kapasitas melatih timnas dan saya doakan bisa membawa timnas berprestasi jika salah satu di antara mereka terpilih. Mereka berdua punya kapasitas.
Menurut Anda sebagai pemain, apa kriteria yang pas untuk seorang pelatih Timnas Indonesia?
Untuk menjadi pelatih Timnas Indonesia sebenarnya bukan soal layak atau tidak. Tapi, harus mempunyai kemauan yang keras untuk memajukan timnas negara kita. Kita tahu, dulu banyak pelatih yang digadang-gadang bisa sukses bersama timnas, tapi akhirnya belum bisa memberikan apa-apa.
Saya rasa, bukan layak atau tidak layak, yang penting dia mau dan punya niat yang tulus membawa Tim Merah-Putih ke arah yang baik.
Timnas Indonesia beberapa tahun belakangan kerap diganggu konflik di PSSI. Di level senior tak ada prestasi membanggakan yang dicapai. Apa harapan Anda ke depannya?
Ya , timnas beberapa tahun belakang ini bukan merupakan representasi dari sepak bola Indonesia sebenarnya. Kita tahu dari beberapa tahun terakhir ini selalu ada dua kubu, dan segudang masalah yang saya rasa tidak bagus bagi perkembangan timnas dan pemain yang terlibat di dalamnya.
Anda sendiri pernah mengalami di mana situasi Timnas Indonesia tidak diperkuat seluruh pemain terbaik, karena perpecahan kompetisi. Saat ini Anda melihatnya akan seperti apa?
Saya rasa waktu itu semua pemain ingin menujukkan kemampuan terbaiknya meski waktu itu kondisi sangat tidak bagus. Saya berharap ke depannya tidak ada lagi kubu-kubuan, harus bersatu untuk kemajuan Timnas Indonesia agar berprestasi di Piala AFF 2016.
Anda masih bersedia dipanggil ke Timnas?
Tentu saja, semua pemain yang ada di Indonesia tentu memimpikan bisa berkostum timnas. Sebuah kebanggan yang tak terhingga
bisa membela Tim Merah-Putih dengan lambang Garuda di dada.