Mengintip 3 Calon Bintang Bulutangkis Indonesia

oleh Teguh Iman Mulia diperbarui 10 Jun 2016, 09:15 WIB
Tiga pebulutangkis masa depan Indonesia (Adreanus Titus)

Bola.com, Jakarta - Masa depan tunggal putra Indonesia menjadi buah bibir di rangkaian turnemen Indonesia Open Super Series Premier 2016. Meskipun gagal menyumbangkan pemain di final, terselip catatan positif perjalanan para pemain muda indonesia.

Prestasi paling menonjol disuguhkan Ihsan Maulana Mustofa yang mampu melangkah hingga babak semifinal. Sayangnya, ambisinya mencicipi partai final dijegal pemain senior Malaysia, Lee Chong Wei. Jonatan Christie juga membuat kejutan dengan melenggang hingga babak perempat final, termasuk mendepak bintang China, Lin Dan.

Advertisement

Masih ada juga Anthony Ginting. Meskipun belum berhasil bersinar di Indonesia Open, penampilan Anthony di Piala Thomas 2016 cukup menjanjikan. Nama Firman Abdul Kholik sempat mencuat berkat permainan apiknya setahun silam dan sempat menduduki posisi 48 dunia. Namun prestasinya menurun lantaran permainannya tidak berkembang. Alhasil, dia jarang diberi kesempatan untuk bermain di level yang lebih tinnggi.

Jika melihat performa apik di beberapa turnamen belakangan ini, Indonesia boleh berharap kepada tiga pemain tersebut, Jonatan, Ihsan, dan Anthony. Bahkan pemain berpengalaman seperti Lee Chong Wei dan Jan O Jorgensen pun mengakui prospek apik para pemain muda Indonesia. Seperti apa rekam jejak kiprah mereka sejauh ini?  

Berikut rangkuman Bola.com menganai performa pemain muda masa depan Indonesia: 

1. Jonatan Christie (15 September 1997, Ranking 20)

Jonatan merupakan pemain yang menjanjikan untuk masa depan bulutangkis Indonesia setelah melihat prestasinya dalam setahun belakangan. Pemain berusia 18 tahun itu menjadi tunggal putra termuda di Pelatnas Cipayung.

Jonatan berkontribusi besar membawa tim Indonesia juara di babak kualifikasi Piala Thomas zona Asia di India. Setelah itu, dia juga turut membantu Indonesia melangkah ke final Piala Thomas 2016 sebelum dikalahkan Denmark 2-3 di partai final. Sepanjang perhelatan Piala Thomas 2016, Jonatan hanya menelan satu kali kekalahan dari lima laga yang dimainkan. Kekalahan dialami pemain yang akrab disapa Jojo tersebut di semifinal, saat takluk dari tunggal nomor satu Korea, Son Wan-hoo.

Jonatan Christie (Bola.com/Adreanus Titus)

Pada usia yang terhitung masih sangat muda, Jonatan sudah menempati posisi 20 dunia, suatu pencapaian yang tak bisa dianggap remeh. Pada turnamen Malaysia Terbuka tahun ini, dia sudah mampu mengalahkan para pemain yang secara peringkat berada jauh di atasnya. Satu di antaranya Chou Tien Chen (peringkat ke-7) yang ditaklukkannya pada babak perdelapan final.

Pada turnamen bergengsi Indonesia Open nama Jonatan semakin menjadi buah bibir setelah membungkam perlawanan tunggal senior China yang saat ini berada di peringkat 3 dunia, Lin Dan, dalam pertandingan 2 gim dengan skor telak. Sayang, Jonatan gagal melangkah ke semifinal karena takluk dari pemain Denmark, Jan O Jorgensen.

2 dari 2 halaman

1

2. Ihsan Maulana Mustofa (18 November 1995, Ranking 19)

Harapan publik Indonesia terhadap Ihsan melambung setelah melihat performa apiknya menembus babak semifinal Indonesia Open Super Series Premier 2016. Meskipun takluk melawan raja bulutangkis Malaysia, Lee Chong Wei, perjalanan pemain berusia 20 tahun tersebut pantas diacungi jempol. Permainan Ihsan dianggap Lee Chong Wei mirip legenda bulutangkis Indonesia, Taufik Hidayat, yaitu dengan serangan yang mengandalkan smes-smes tajam. 

Ihsan Maulana Mustofa (Bola.com/Adreanus Titus)

Permainan memukau yang ditunjukkan Ihsan pada Indonesia Open 2016 hingga semifinal membuat posisinya melesat posisi ke peringkat 19 dunia. Dia menggeser Jonatan yang terpaksa turun 1 level ke peringkat 20 dunia. Dari awal 2016 memang Ihsan lah pemain yang paling banyak mengalahkan unggulan di atasnya, sebut saja tunggal nomor satu India Srikanth Kidambi, Hu Yun, Son Wan-ho, dan Marc Zwibler

 
3. Anthony Sinisuka Ginting (11 Mei 1996, Ranking 31)

Peringkat Anthony paling rendah dibandingkan dua rekannya, Ihsan Maulana Mustofa dan Jonatan Christie. Namun, Ginting yang kini berada di peringkat 31 dunia memiliki pola permainan yang berbeda daripada dua kompatriotnya tersebut. Dengan mengandalkan pola permainan taktis terbukti Ginting mampu tampil lebih konsisten.

Ginting juga memiliki peran besar mengantarkan Indonesia juara di babak kualifikasi Piala Thomas zona Asia. Sedangkan pada Piala Thomas 2016, Anthony hanya sekali menelan kekalahan dari empat kesempatan yang diperolehnya, yakni saat melawan tunggal putra senior Denmark, Jan O Jorgensen.

Anthony Ginting (Bola.com/Adreanus Titus)

Anthony juga sering membuat kejutan dengan mengalahkan pemain top yang secara ranking jauh di atasnya, sebut saja Lee Dong-keun, Ng Ka Long Angus, dan Sho Sasaki yang notabene menjadi tunggal nomor satu Jepang setelah Kento Momota disanksi BWF karena tersandung masalah judi ilegal.

Anthony saat ini berada di posisi tiga pemain tunggal putra Pelatnas Indonesia. Adapun di peringkat dunia, sampai 5 Juni 2016 Ginting bertengger di posisi 31 dunia, keempat terbaik setelah Tommy Sugiarto, Ihsan, Jonatan, dan Sony Dwi Kuncoro.

Jadi, mampukah ketiganya menjadi tumpuan bulutangkis Indonesia pada masa mendatang? 

 

Berita Terkait