Bola.com, Jakarta - Rasa duka masih dirasakan sebagian pendukung Persija Jakarta atas meninggalkanya Muhammad Fahreza dalam sebuah bentrokan dengan aparat keamanan saat laga Persija kontra Persela di pekan ketiga Toabika Soccer Championship 2016 presented by IM3 Ooredoo. Koreorafi bendera kuning dan merah putih 1928 menjadi sisi lain laga kontra PS TNI.
Pertandingan kandang Persija melawan PS TNI di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Jumat (10/6/2016) menjadi tempat pendukung Persija menyampaikan pesan duka atas meninggalkan suporter Persija, Muhammad Fahreza.
Kibaran bendera kuning dan spanduk Justice for Fahreza menghiasi tribune belakang gawang SUGBK. Bendera kuning menandakan duka cita yang mendalam terhadap Fahreza yang merupakan korban kekerasan oknum aparat kepada suporter.
Baca Juga
Sementara itu, kreativitas The Jakmania terus berlanjut. Sebuah koreografi dengan angka 1928 dibentangkan oleh kelompok suporter Persija itu. Ornamen garis merah dan putih menandakan warna khas kota Jakarta, sedangkan 1928 adalah tahun kelahiran Macan Kemayoran.
Koreografi tersebut tentu menjadi pemanis laga Persija melawan PS TNI. Pesan tahun 1928 menandakan bahwa sudah hampir 88 tahun klub yang didirikan Soeri dan Allie itu berdiri. Hal tersebut bertujuan untuk menyemangati pemain Persija yang sedang bertanding.
Persiapan koregrafi terbilang singkat. Waktu seminggu dimanfaatkan betul oleh The Jakmania untuk menyiapkan segala sesuatu mulai dari bahan dan pengaturan tempat di SUGBK.
“Kami melakukan persiapan tiga atau dua jam sebelum pertandingan berlangsung. Yang pasti teman-teman sudah siap mempersembahkan koreografi di laga kandang Persija,” jelas Ketua Umum The Jakmania, Richard Achmad Supriyanto kepada bola.com.
Sebelumnya, The Jakmania sudah melakukan dua kali koreografi dalam dua laga kandang terakhir Persija. Masing-masing koregrafi mempunyai makna dan pesan tersendiri yang disampaikan suporter dari tribune.