Bola.com — Dalam sebuah wawancara Gareth Bale sempat ditanya, apa yang ingin Anda mimpikan, andaikan Anda boleh bermimpi. Jawab Bale, "Saya ingin bermimpi menjadi pesepak bola nomor satu. Keinginan itu yang selalu saya harapkan setiap kali menggiring bola."
Baca Juga
Jawaban tersebut diungkapkan Bale kala masih berusia 15 tahun. Dalam Bale: The Biography of the 100-Million Man (2013), karya Frank Worrall, diceritakan Bale sempat dilanda rasa minder karena tak ada percaya ia mampu menjadi bintang sepak bola kelas dunia.
"Menjadi pemain terbaik dunia? Dia bahkan bukan yang terbaik di dalam tim," kenang Liam Palmer, rekan Bale yang kini berstatus sebagai pemain semiprofesional di klub Llanwern FC.
Postur kerempeng, cengeng, hingga sebutan anak mama, adalah latar belakang kehidupan Bale kala memasuki usia remaja. Tak jarang pula jika merasa tampil buruk usai bertanding, ia bisa menghabiskan waktu berjam-jam di garasi mobil keluarga untuk menyesali permainan.
Namun, Bale tidak menyerah. Mimpi besarnya itu terus dijadikan insipirasi untuk bekerja keras setiap hari. Hingga pada 7 Oktober 2006, titik balik karier Bale bermula ketika dia tercatat sebagai pemain termuda dengan usia 16 tahun yang sukses mencetak gol bersama Wales di ajang uji coba.
Meski minim pengalaman di level internasional, Bale mencoba tidak gugup ketika dipercaya sebagai eksekutor tendangan bebas. Dengan kaki kiri, bola yang hanya berjarak beberapa meter dari garis kotak penalti ditendang dengan keras hingga masuk ke gawang Slovakia.
2016
10 tahun kemudian, Bale menghadapi situasi sama. Di depannya berdiri pagar betis pemain-pemain Slovakia. Namun, Bale berdiri tidak lagi sebagai pemain muda, tetapi bintang dunia yang begitu memesona. Apalagi, eksekusi keras kaki kirinya kini kembali berbuah gol ke gawang lawan.
Torehan Bale itu menjadi salah satu gol kemenangan 2-1 Wales atas Slovakia, pada laga Grup B Piala Eropa 2016, di Stade de Bordeaux, Sabtu (11/6/2016). Usai mencetak gol, Bale berlari ke arah bangku cadangan dan memeluk bahagia pelatih Wales, Chris Coleman.
Kebahagian itu juga dirasakan puluhan ribu suporter Wales di dalam stadion. Jika dulu, salah satu di antara mereka memandang sebelah mata, keikusertaan pada ajang Piala Eropa, dua trofi Liga Champions, hingga gol ke gawang Slovakia, menjadi jawaban nyata dari Bale.
Bale memang bukan menjadi penentu kemenangan saat menghadapi timnas Slovakia. Namun, bintang Real Madrid itu tampil dengan determinasi tinggi. Whoschored pun memberikan nilai 8,41, yang menjadi angka tertinggi di antara pemain-pemain The Dragons lain.
Sepanjang laga, Bale melepaskan lima tembakan dan semuanya tepat mengarah ke sasaran. Pemain berusia 26 tahun itu juga berhasil memenangi empat kali duel udara dengan para bek Slovakia. Persentase kontribusinya terhadap performa Wales sebesar 82,8 persen.
Pencapaian itu membuat Bale sejajar dengan legenda Wales, John Charles, pemain yang memimpin Wales terakhir kali tampil pada Piala Dunia 1958. Seperti Bale, Charles kala itu berstatus bintang dunia dengan berbagai torehan gelar bersama Leeds United dan Juventus.
Kini, Bale berpeluang melangkah lebih jauh di Prancis bersama Wales. Kemenangan atas Slovakia dan hasil 1-1 Inggris saat menghadapi Rusia, membuat asa Bale dan kawan-kawan merajut mimpi kembali mencetak sejarah dengan lolos ke 16 besar Piala Eropa terbuka lebar.
"Kami seperti bermain di kandang sendiri. Para suporter Wales adalah yang terbaik di dunia dan mereka terus memberikan dukungan penuh di belakang kami. Ini adalah momen yang sulit dilupakan dan momen bersejarah bagi negara kami," ujar Bale, seusai pertandingan.
Sumber: Berbagai sumber