Bola.com, Foxborough - Pelatih Timnas Brasil, Carlos Dunga harus menerima konsekuensi tak menggunakan kekuatan penuh saat berlaga pada ajang Copa America Centenario 2016. Tim Samba gagal lolos dari Grup B, setelah pada pertandingan terakhir takluk 0-1 dari Peru.
Pada laga di Gillette Stadium, Foxborough, Massachusetts, Minggu (12/6/2016) atau Senin (13/6/2016) pagi WIB, gawang Alisson Becker jebol berkat sepakan bomber Peru, Raul Ruidíaz, pada menit ke-75. Hasil tersebut membuat Brasil harus puas berada di peringkat ke-3 klasemen akhir Grup B.
Kegagalan Brasil pada perhelatan ulang tahun ke-100 Copa America tergolong ironis. Mereka hanya butuh hasil imbang untuk lolos sebagai jawara grup. Sayang, konsentrasi buyar membuat segalanya menjadi negatif. Padahal mereka tampil dominan sepanjang pertandingan.
Hasilnya, Dunga tercatat menjadi nakhoda tim yang membuat Brasil mencatat hasil buruk sepanjang sejarah Copa America 'modern' yang dimulai pada 1993. Tim berjuluk Canarinho tersebut untuk kali pertama gagal melaju ke fase knock-out sejak perubahan satu grup menjadi empat tim.
Walhasi, posisi Dunga sebagai pelatih kepala terancam. Meski begitu, Federasi Sepak Bola Brasil (CBF) bakal menggunakan jasa eks kapten timnas tersebut sampai perhelatan Piala Dunia 2018.
Pencapaian Brasil di Copa America Centenario menjadi pengulangan atas prestasi minor dalam beberapa ediai terakhir turnamen antarnegara se-Amerika Selatan tersebut. Pada 2011, mereka kalah dari Paraguay melalui drama adu penalti dengan skor 0-2.
Lawan yang sama menyingkirkan Brasil pada Copa America 2015, juga melalui adu tendangan 12 pas, dengan skor 3-4. Padahal sejak era 1993, Brasil mampu mengoleksi empat gelar juara, yakni pada 1997, 1999, 2004 dan 2007.
Sebelumnya, kalangan media dan pemerhati sepak bola di Brasil sudah mewanti-wanti Dunga untuk membawa para pemain terbaik. Sayang, hal itu tak diperhatikan. Sang pelatih meninggalkan sosok penting seperti Luiz Gustavo, Kaka, Rafinha, Douglas Costa, Oscar, Fernandinho, Ramires, Ricardo Oliveira, Roberto Firmino sampai pemain muda Gabriel Jesus (19).
Bagi Peru, hasil positif ini menjadi catatan tersendiri. Mereka berhasil tiga kali menaklukkan Brasil di Copa America, yakni pada 1953, 1975 dan edisi tahun ini. Uniknya, kemenangan kali ini dibarengi catatan tanpa tembakan ke arah gawang Tim Samba pada babak pertama. Situasi tersebut juga menjadi yang pertama sepanjang sejarah Copa America.
Pada tiga edisi terakhir Copa America, Peru menjadi satu-satunya yang mampu meraih kemenangan dengan koleksi tembakna di bawah 5. Saat menaklukkan Brasil, armada Ricardo Gareca hanya mencatat 4 percobaan.
Sumber: Berbagai sumber