Bola.com, Malang - Di tengah upaya menyusun kekuatan untuk bangkit dari kevakuman, Arema Indonesia yang pernah berlaga di IPL justru kehilangan pelatih kepala. Penyebabnya, Abdurrahman Gurning memilih gabung dengan tim tanah kelahirannya, PSMS Medan.
Gurning mengambil langkah itu karena melihat belum ada kejelasan kontrak dan pertandingan di Arema Indonesia. Akibatnya, manajemen tim Singo Edan pun harus melakukan rapat dadakan. Belum bisa ditentukan kapan mereka akan mendapatkan pelatih kepala lagi.
"Manajemen akan mengadakan pertemuan dulu untuk membahas hal ini (mencari pelatih baru). Nanti kalau sudah ada keputusan baru kami infokan," kata manajer tim Arema Indonesia, Haris Fambudy.
Untuk sementara waktu, Dicky Firasat dkk. akan diarsiteki Asmawi Jambak, yang sebenarnya berposisi sebagai pelatih kiper. "Coach Asmawi kan dulu juga asisten coach Gurning. Jadi programnya nanti melanjutkan saja. Tidak ada perbedaan kok. Pemain juga pasti langsung menyatu," imbuh Haris.
Baca Juga
Pada 2013, Asmawi sempat beberapa kali memimpin latihan Arema saat Gurning pulang ke Medan, tapi itu hanya dalam sesi latihan. Mantan kiper Arseto Solo tersebut belum pernah menangani tim untuk menghadapi pertandingan.
Sebenarnya manajemen Arema Indonesia sudah menjalin komunikasi dengan pelatih asing asal Cile, namun identitasnya sampai kini masih dirahasiakan. Ada indikasi kalau pelatih tersebut bakal digunakan kalau mereka sudah bisa berkompetisi lagi. "Sekarang pelatih Cile itu masih melatih di Thailand," tegas Haris.
Tentu saja manajemen Singo Edan tidak berani untuk menarik pelatih itu sekarang karena biaya yang dikeluarkan tidak kecil dan sementara ini operasional tim dibiayai dana dari kantong pribadi manajemen tim.
Seperti diketahui, manajemen Arema Indonesia baru saja memperkenalkan tim pada 29 Mei 2016. Kini mereka berencana untuk menggelar pemusatan latihan di Bali usai Lebaran.
Persiapan ini digunakan sebagai antisipasi jika dalam waktu dekat mereka ikut kompetisi karena mereka berhasrat dilibatkan dalam KLB PSSI dan kembali masuk kompetisi tertinggi Tanah Air, seperti yang dialami Semen Padang.