Bola.com, Manila - Sejak timnas Filipina dilatih Thomas Dooley pada 2014, timnas berjulukan The Azkals ini mencatatkan kemajuan yang mengesankan dan bahkan mencapai peringkat terbaik semenjak bergabung dengan FIFA pada 1930.
Ingin meraih prestasi yang lebih tinggi, secara spesifik mencapai final Piala AFF 2016 dan berbicara banyak di kualifikasi putaran ketiga Piala Dunia 2018 Zona Asia, Federasi Sepak Bola Filipina (PFF) memperpanjang kontrak Dooley selama dua tahun ke depan.
Seperti dilansir dari situs resmi AFF, selain skill, pengetahuan dan pengalaman pelatih asal Amerika Serikat ini, sistem dan teknologi yang diimplementasikan Dooley ikut berperan besar dan punya dampak langsung terhadap kemajuan tim.
Sistem dan teknologi yang dimaksud itu adalah penggunaan alat dan perangkat lunak untuk menganalisis statistik pertandingan yang biasa disebut Match Analysis.
Match Analysis adalah pelopor terkemuka alat analisis performa untuk sepak bola berbasis di California. Sejak satu dekade terakhir, Match Analysis telah bekerja sama dengan hampir seluruh klub top di Amerika Utara. Pada 2013, sistem kamera video panorama K2 dari Match Analysis diterapkan dalam seluruh stadion kontestan Major League Soccer (MLS).
Baca Juga
Dooley mengungkapkan alat dan program terbaru Match Analysis memungkinkan mereka secara kolektif atau mandiri menganalisis performa sebagai bagian dari perkembangan tim maupun individu pemain.
Sebagai contoh, program Tango Online membuat James Younghusband dkk. bisa mendapatkan informasi lengkap perihal statistik dan analisis tim lawan dari tangan mereka (handphone) selama 24 jam dalam tujuh hari seminggu. "Kami bisa memperoleh kelebihan dan kekurangan lawan sama seperti kami mendapatkan data mengenai tim sendiri," kata Dooley.
Pelatih 54 tahun itu menambahkan PFF sangat mendukung tersedianya sistem dan teknologi yang dibutuhkannya untuk menjadikan The Azkals disegani lawan. Pelatih yang juga mantan kapten timnas Amerika Serikat itu juga mengungkapkan ia selalu merasa tertantang menjadikan timnas Filipina kebanggaan warga Filipina. Maklum, hingga saat ini basket dan tinju masih jadi olahraga utama di negara yang berjulukan Lumbung Padi itu.
"Performa dan hasil akan berkembang secara konsisten sesuai dengan kerja keras pemain untuk meningkatkan skill dan pemahaman lebih baik mengenai sisi teknik pertandingan. Dengan struktur yang kami bangun dan implementasi teknologi, sepak bola di Filipina akan makin kuat dan membantu pengembangan sepak bola di masa mendatang," papar Dooley.
Situasi ini jelas harus diwaspadai tim nasional Indonesia yang kini diarsiteki Alfred Riedl. Tidak hanya harus menyeleksi pemain sesuai kebutuhan, Alfred dan staf pelatih tentunya harus memiliki cara jitu untuk mendongkrak penampilan Tim Garuda yang selama setahun terakhir vakum dari aktivitas, bila ingin berbicara banyak di Piala AFF 2016 dalam waktu singkat.
Pasalnya, Filipina bakal jadi salah satu pesaing berat Timnas Indonesia menuju tangga juara turnamen sepak bola regional Asia Tenggara itu. The Azkals tercatat jadi semifinalis pada tiga edisi terakhir Piala AFF.