Takut Virus Zika, Atlet Olimpiade Ramai-ramai Awetkan Sperma

oleh Oka Akhsan diperbarui 17 Jun 2016, 18:45 WIB
Pebasket Spanyol, Pau Gasol (kiri), mempertimbangkan mengawetkan sperma jika berangkat ke Brasil untuk Olimpiade 2016 karena khawatir terjangkit virus zika. (Reuters/Benoit Tessier)

Bola.com, Manhattan - Beberapa atlet dan pelatih pria yang akan berangkat ke Brasil untuk Olimpiade 2016 mempertimbangkan buat mengawetkan sperma sebagai langkah antisipasi penularan virus zika yang sedang mewabah di Amerika Selatan.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebenarnya sudah mengumumkan kalau potensi penyebaran virus zika saat Olimpiade 2016 sangat kecil. Namun, para atlet dan pelatih rupanya tak mau mengambil risiko.

Advertisement

Beberapa atlet, terutama yang ingin memiliki anak, memilih absen dari pesta olah raga terbesar empat tahunan itu. Sebagian lagi tetap berpartisipasi, tapi dengan mengambil langkah preventif, salah satunya dengan mengawetkan sperma.

Virus zika diduga kuat menyebabkan wanita hamil melahirkan bayi cacat, termasuk mikrosefalus (kelainan otak dengan kepala lebih kecil daripada ukuran rata-rata), dan otak tak berkembang. Virus zika menyebar melalui nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus.

Wanita hamil bisa terjangkit virus zika via hubungan seksual dengan pria yang sudah terinfeksi.

Seperti dilansir International Business Times, Greg Rutherford, juara bertahan lompat jauh putra asal Inggris, menjadi atlet pertama yang mengumumkan bakal menyimpan sperma di bank sperma demi calon bayinya di masa depan.

Langkah Rutherford kemungkinan besar diikuti pebasket Spanyol, Pau Gasol, jika tampil di Olimpiade 2016. Pemain Chicago Bulls itu belum memutuskan bakal membela Spanyol atau tidak.

"Mengawetkan sperma merupakan salah satu langkah yang saya pertimbangkan. Kita tak tahu berapa lama virus zika bertahan di darah manusia. Karena itu, masalah ini tak boleh dianggap sepele. Virus ini tak cuma memengaruhi wanita hamil," ujar Gasol.

Pelatih tim nasional voli indoor Amerika Serikat, John Speraw, bahkan sudah melakukan pengawetan sperma. "Saya dan istri masih ingin punya anak lagi. Tentu saya tak mau impian itu gagal gara-gara virus zika," ujar Speraw kepada New York Times.

Sebagai tambahan, istri dan putri Speraw tak ikut ke Rio de Janeiro. Jumlah teman dan keluarga kontingen peserta yang berangkat ke Brasil pun berkurang.

Menurut laporan stasiun televisi ABC, sudah ada 234 kasus wanita hamil yang terkena virus zika di Amerika Serikat. Mayoritas wanita hamil itu melahirkan bayi cacat atau mengalami keguguran. Mereka tertular virus zika dari pria yang baru saja bepergian dari Amerika Selatan dan negara lain yang terkena wabah virus zika.