Bola.com, Bandung - Kemenangan 2-1 atas Mitra Kukar pada pekan ketujuh Torabika Soccer Championship presented by IM3 Ooredoo jadi momen kebangkitan Persib Bandung.
Persib mengalami goncangan setelah terpuruk dalam dua laga terakhir. Saat bersua Madura United pada pekan kelima, Persib hanya meraih satu angka. Setelah itu, Atep dkk. dihajar Bhayangkara Surabaya United 1-4 di Sidoarjo pada pekan keenam. Hasil itu berbuntut mundurnya Dejan Antonic dari kursi pelatih kepala.
Sepeninggal Dejan, Herrie Setiawan bertugas menakhodai Maung Bandung dengan status caretaker. Herrie punya waktu sepekan untuk mengembalikan performa Persib. Dia pun sukses melewati ujian perdana dan memberikan kemenangan di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Gedebage, Sabtu (18/6/2016).
Apa kunci sukses Herrie?
1. Kebersamaan
Herrie langsung tancap gas begitu Dejan Antonic mundur. Dia membuat kebijakan baru, salah satunya keberangkatan pemain saat latihan. Pada era Dejan Antonic, tidak semua pemain berangkat bersama dengan menaiki bus. Pemain asing berangkat terpisah. Begitu pula dengan Dejan dan asistennya, Darko Vargec.
Sementara, saat dilatih Herrie, seluruh pemain dan ofisial Persib wajib datang dan pulang bersama dalam satu bus. Tujuan Herrie adalah untuk membangun kebersamaan. Meski terkesan sepele, hal itu diyakini Herrie bisa membuat pemain merasakan tanggung jawab bersama dan kompak.
Baca Juga
Memang terlihat ada perbedaan besar antara Dejan dan Herrie Setiawan. Saat Persib masih dilatih Dejan, terutama ketika bertandang ke Sidoarjo melawan Bhayangkara SU, terkesan ada sekat antara pemain Maung Bandung.
Herrie biasanya sering salat berjamaah dengan Samsul Arif, Tantan, M. Natshir, Dias Angga, Zulham Zamrun, dan Purwaka Yudi. Setelah salat, mereka mengobrol santai bersama. Sementara, Kim lebih sering bercengkerama dengan Dejan dan Darko.
Pemain asing pun lebih sering berinteraksi terpisah. Robertino Pugliara dan Juan Belencoso lebih sering bersama karena persamaan bahasa. Tapi di era Herrie, semua pemain asing wajib mengikuti aturan, yakni menghabiskan waktu bersama tim di dalam dan luar lapangan.
"Pemain asing kami wajibkan berangkat bersama supaya kompak dan mereka bisa lebih dekat satu sama lain," tutur Herrie.
Berikutnya
2. Mencadangkan Juan Belencoso
Salah satu percobaan yang belum dilakukan Dejan Antonic adalah mencadangkan Juan Belencoso. Striker asal Spanyol yang belum mencetak gol selama gelaran TSC ini selalu menjadi starter hingga pekan keenam. Sementara, Samsul Arif yang mempunyai karakter cepat turun dari bangku cadangan.
Herrie melakukan perubahan pada laga melawan Mitra Kukar. Samsul Arif, Zulham, dan Atep diturunkan jadi starter. Hal itu terbukti berhasil karena kecepatan mereka mampu merepotkan barisan pertahanan Naga Mekes. Atep bahkan mencetak gol pembuka untuk Persib setelah terjadi kemelut di depan gawang Shahar Ginanjar.
3. Percayai Kim Kurniawan
Saat Persib terpuruk, tak hanya Dejan yang jadi sasaran kritik para bobotoh. Gelandang energik Kim Kurniawan juga diserbu hujatan. Suporter menilai Dejan terlalu menganakemaskan Kim karena merupakan pemain bawaannya dari PBR.
Kondisi itu tak lantas membuat Herrie Setiawan 'menyingkirkan' Kim. Kim diturunkan jadi starter, padahal pada laga sebelumnya melawan Bhayangkara SU, dia sama sekali tidak diturunkan.
Hasilnya pun tak mengecewakan. Kim bermain cantik. Berduet dengan Hariono, Kim sukses melakukan 15 kali intersep. Perannya cukup vital untuk mengimbangi lini tengah Mitra Kukar yang memiliki gelandang apik asal Brasil, Rodrigo Ost.
Kepada wartawan seusai pertandingan, Herrie mengungkapkan alasan menurunkan Kim Jeffrey Kurniawan selama 90 menit. "Saya butuh pemain seperti Kim untuk menahan lini tengah Mitra Kukar yang di atas kertas lebih bagus dari Persib. Kim tampil bagus dan stabil sepanjang pertandingan," tutur Herrie.
Sponsored by: