Bola.com, Jakarta - Pada musim 1975-1976 David Fairclough menjalani debutnya sebagai striker Liverpool di kasta tertinggi Liga Inggris. Diturunkan sebanyak 14 kali dengan 9 di antaranya sebagai pemain pengganti, Fairclough sukses mencetak 7 gol yang kesemuanya dicetak di menit-menit akhir pertandingan dan membantu Liverpool menguasai klasemen saat itu. Orang-orang pun mulai menyematkan status super-sub pada dirinya.
Indonesia ternyata juga memiliki pemain yang memiliki kemampuan serupa sebagai pemain pengganti yang mampu mengubah arah pertandingan dalam sekejap. Pemain tersebut adalah penyerang jebolan akademi Arema, Sunarto.
Di ajang ISL musim 2010-2011, Sunarto mencetak gol pertamanya bagi Arema untuk membantu tim asal Malang tersebut menahan salah satu tim terkuat saat itu, Sriwijaya FC.
Pada pertandingan selanjutnya, Sunarto kembali menjadi pahlawan dengan mencetak gol kemenangan melawan Persipura di menit ke-89 sekaligus memberikan kekalahan pertama bagi tim Mutiara Hitam di musim tersebut.
Usai laga, pelatih Arema saat itu, Miroslav Janu, berkomentar 2 kali dia masuk pada menit krusial, selalu bikin gol dan menang, kami memang punya Joker Sunarto. Itulah awal mula munculnya sebutan Joker dan super-sub yang melekat pada diri Sunarto hingga kini.
Fakta statistik membuktikan ketajaman Sunarto sebagai super-sub. Selama ini, pemain kelahiran 18 Mei 1990 ini sudah mencetak 13 gol bagi Arema di kompetisi kasta tertinggi Liga Indonesia. Rinciannya, 4 gol dicetak di menit-menit akhir pertandingan, dan 5 dari 13 gol tersebut menjadi satu-satunya gol Arema di pertandingan tersebut.
Baca Juga
Seperti ucapan almarhum Janu di atas, Arema belum pernah sekalipun kalah saat Sunarto mencatatkan namanya di papan skor. Memang tidak selamanya Sunarto mencetak gol tiap kali ia diturunkan. Sepanjang 2016 ini misalnya, pemain bernomor punggung 15 ini telah bermain 14 kali. 93% di antaranya diturunkan dari bangku cadangan dan baru 4 gol yang berhasil ia cetak.
Sunarto bahkan sempat tidak melepaskan satu pun tembakan, umpan kunci, umpan silang, ataupun upaya dribble melewati lawan dalam 5 pertandingan awalnya di Bali Island Cup dan Piala Gubernur Kalimantan Timur. Namun, hal ini wajar mengingat rataan menit bermain Sunarto saat itu cenderung minim (6.8 menit/ laga).
Yang justru harus diperhatikan adalah catatan 3 dari 4 gol Sunarto yang dicetak selepas menit ke-85. Selain itu, rekor positif Arema kala Sunarto menyarangkan gol belum berhenti.
Publik mungkin akan terus mengingat satu golnya ke gawang Persib yang memastikan Arema mengangkat Piala Bhayangkara beberapa waktu lalu.
Kendati demikian, penampilan Sunarto dengan menciptakan 3 peluang dan mencetak satu gol dari satu tembakan yang ia lakukan saat bertemu Bhayangkara Surabaya United di pekan ke-3 TSC 2016 yang lalu dapat dianggap sebagai penampilan terbaik Sunarto sejauh ini.
62% persen akurasi tembakan dan 36% konversi gol menjadi jaminan bahwa ia memang senjata rahasia Arema, ibarat kartu joker yang berfungsi sebagai wildcard ketika menghadapi situasi sulit.
Meski tampaknya Sunarto masih akan diturunkan dari bangku cadangan, kita berharap saja Sunarto tetap menampilkan permainan terbaik. Seperti yang dikatakan oleh super-sub legendaris, Ole Gunnar Solksjaer, "You can still make a big impact even if you're not a first-team regular".