Bola.com, Jakarta - Pebulutangkis tunggal putri Indonesia, Hanna Ramadini, tetap menjalankan ibadah puasa di tengah-tengah jadwal latihan yang padat. Hingga hari ke-15 Ramadan, Hanna baru tiga kali batal puasa.
Menjalankan puasa jadi tantangan besar bagi atlet muslim, apalagi di cabang bulutangkis yang memiliki jadwal latihan dan pertandingan yang sangat padat. Namun, Hanna yang merupakan jebolan klub Mutiara Cardinal Bandung ini mengaku punya kiat khusus dalam menjaga kondisi tubuhnya selama berpuasa.
Baca Juga
“Yang paling utama itu adalah niat, kalau niatnya kuat sih insya Allah bisa. Setelah latihan pagi, saya tidak melakukan apa-apa kecuali mandi dan salat. Habis itu langsung tidur, jadi latihan sorenya masih kuat,” ujar Hanna yang ditemui di Pelatnas Cipayung, seperti dilansir situs PBSI.
“Kalau sahur, saya bangun pukul 04.00 WIB, salat subuh dan langsung tidur lagi karena saya harus latihan pagi-pagi sekali. Saya biasanya makan lima buah kurma saat sahur dan lima lagi saat buka puasa. Selain itu, saya juga minum sari kurma serta suplemen yang sudah disiapkan dr. Laila (Hamid, Ahli Gizi PBSI) yang berisi vitamin dan isotonik,” beber Hanna.
Para pelatih di pelatnas mengizinkan pemain-peman untuk berpuasa, selagi mampu. Akan tetapi, tidak ada perlakuan khusus bagi mereka yang tengah berpuasa. Maklum saja, beberapa atlet memang tengah memasuki program persiapan menuju turnamen seperti Olimpiade Rio de Janeiro pada Agustus 2016. Untuk Hanna, ia tengah bersiap jelang turnamen Taiwan Terbuka Grand Prix Gold 2016 pada akhir Juni ini.
“Kata mas Bambang (Supriyanto, Kepala Pelatih Tunggal Putri PP PBSI), boleh saja puasa asalkan kami kuat. Saya juga lihat-lihat kondisi dan intensitas program latihan, kalau sudah tidak kuat, terpaksa saya membatalkan puasa. Saya pernah batal karena waktu itu kepala saya pusing, badan lemas, dan panas. Selama puasa, berat badan saya turun 3 kg,” ujar Hanna.
Hanna mengaku rindu suasana Ramadan di tengah-tengah keluarga. Sudah dua tahun Hanna tak pernah merasakan Ramadan bersama keluarga.
“Mudah-mudahan tahun ini bisa puasa bersama keluarga. Kebetulan turnamen Taiwan Terbuka kan selesainya beberapa hari sebelum Lebaran, jadi masih sempat puasa di rumah,” tutur pemain kelahiran Tasikmalaya, 21 Februari 1995 ini.
Hanna menuturkan suasana Ramadan lebih terasa kala berpuasa di tengah-tengah keluarga. Sebelum waktu buka puasa tiba, Hanna biasanya berkumpul bersama anggota keluarganya dan kemudian berbuka bersama.