Reporter F1 Terkenal Puji Perjuangan Rio Haryanto di Baku

oleh Oka Akhsan diperbarui 21 Jun 2016, 10:45 WIB
Pebalap Manor Racing, Rio Haryanto, finis di posisi ke-18 pada balapan F1 GP Eropa di Baku City Circuit, Baku, Azerbaijan, Minggu (19/6/2016). (AFP/Andrej Isakovic)

Bola.com, Baku - Rio Haryanto memang hanya finis di posisi ke-18 atau paling terakhir di antara pebalap yang menyelesaikan lomba pada balapan F1 GP Eropa di Baku City Circuit, Azerbaijan, Minggu (19/6/2016). Namun, aksi pebalap Manor Racing itu sepanjang lomba tetap mendapat pujian dari reporter F1 terkenal asal Inggris, Ted Kravitz.

Kravitz menyanjung Rio bukan karena pebalap Indonesia itu meraih hasil yang lebih baik ketimbang rekan setimnya, Pascal Wehrlein, yang gagal finis. Presenter acara Ted's Notebook di stasiun televisi Sky Sports tersebut rupanya terkesan dengan gaya membalap Rio.

Advertisement

Sejak masih berkiprah di ajang GP2 Series, Rio dikenal sebagai pebalap dengan gaya balap halus dan piawai dalam melakukan manajemen ban. Kemampuan istimewa itu kembali diperlihatkan pebalap asal Solo, Jawa Tengah, tersebut di Baku.

Start dari posisi ke-16, Rio berpeluang mendapat hasil positif. Dia menggunakan strategi ban yang sama seperti mayoritas pebalap lain, termasuk sang pemenang Nico Rosberg (Mercedes), yakni start dengan ban supersoft dan melakukan satu kali pit stop untuk menggantinya dengan ban soft.

Namun, strategi Rio berantakan hanya beberapa meter selepas start setelah dipepet pebalap Haas, Esteban Gutierrez, hingga menabrak dinding pembatas trek pada tikungan pertama. Akibatnya, dia kehilangan banyak waktu dan posisinya melorot karena harus masuk pit untuk mengganti sayap depan plus moncong yang rusak.

Manor lantas melakukan perjudian dengan mengganti ban mobil Rio lebih awal. Tim asal Inggris itu berharap ada banyak insiden di tengah lomba, seperti yang terjadi di ajang GP2, sehingga saat safety car keluar, Rio bisa mengganti ban lagi.

Strategi Manor lagi-lagi tak berjalan sesuai rencana. Lomba berjalan mulus sampai akhir. Rio pun tak punya kans buat ganti ban dan kesulitan merangsek ke depan.

Pada momen inilah status Rio sebagai pebalap yang jago menjaga ban diuji. Rio pun memberi bukti nyata. Dia sanggup menjaga ban soft selama 48 lap untuk membawa mobilnya mulus masuk finis. Berdasarkan data yang dirilis Pirelli, Rio merupakan pebalap dengan durasi terlama saat memakai ban soft.

Data pemakaian ban terlama yang dirilis Pirelli pada F1 GP Eropa di Baku City Circuit, Azerbaijan, Minggu (19/6/2016). (Pirelli)

"48 lap adalah durasi yang panjang untuk ban soft dan saya harus mengatasi tingkat degradasi ban yang tinggi. Apalagi titik pengereman berubah setiap saat. Namun, saya berhasil mencapai akhir balapan dan itu bagus," kata Rio Haryanto dalam rilis yang diterima Bola.com.

Usaha dan perjuangan Rio mendapat apresiasi tinggi dari Ted Kravitz. Dia terpukau karena Rio masih bisa konsisten sampai finis meski ban mobilnya sudah aus.

"Manor... Wehrlein tak finis karena kerusakan rem, Rio Haryanto ke-18. Rio mengalami insiden dengan Haas pada lap pertama dan mereka mengganti hidung mobil. Dia kemudian menyelesaikan keseluruhan balapan dari lap 1 sampai 51 dengan satu set ban soft. Luar biasa! Selamat kepada Rio Haryanto!" ujar Ted Kravitz di acara Ted's Notebook.

Pada F1 GP Baku, Rio Haryanto untuk pertama kalinya meraih hasil yang lebih bagus daripada rekan setimnya, Pascal Wehrlein, dalam balapan pada musim 2016. Untuk kualifikasi, Rio dan Wehrlein masih imbang 4-4. Pencapaian Rio terbilang oke mengingat Wehrlein merupakan pebalap didikan Mercedes dan digadang-gadang sebagai calon juara dunia lomba jet darat di masa depan.