Bola.com, Jakarta - PS TNI sejatinya baru "lahir" sejak turnamen Piala Jenderal Sudirman (PJS) 2015-2016 dengan bermaterikan sebagian besar skuat [PSMS Medan](2452201 "PSMS Medan"). Sempat menggemparkan panggung sepak bola nasional dengan memuncaki klasemen Grup C di PJS dengan mengalahkan tim seperti Persib Bandung dan Pusamania Borneo FC, sebelum terhenti di babak 8 besar.
Kini, PS TNI turun di ajang Torabika Soccer Championship (TSC) 2016 presented by IM3 Ooredoo, dengan mengambil alih slot Persiram Raja Ampat. Namun, tim yang baru saja ditinggal mundur pelatih Eduard Tjong ini kini berjuang di papan bawah TSC, menyusul serangkaian hasil buruk.
Berikut analisis performa PS TNI di ajang TSC pada tujuh pekan pertama:
Belum pernah menang
Saat ini PS TNI berada di posisi ke-17 TSC dengan raihan hanya tiga angka. Jumlah poin yang sama dengan tim yang menempati posisi buncit saat ini, Persela Lamongan. Hingga pekan ke-7, skuat PS TNI menjadi satu-satunya tim yang belum mengecap kemenangan.
Jika catatan ini terus berlanjut, bisa saja PS TNI mendekati atau bahkan melewati rekor jumlah pertandingan tanpa kemenangan sejak pertandingan pembuka di liga milik PSMS Medan. Di musim 2008-09, tim Ayam Kinantan baru meraih tiga poin di laga ke-11 mereka.
Baca Juga
Dari catatan statistik yang dikumpulkan Labbola, PS TNI baru mengoleksi empat gol, yang merupakan perolehan gol paling sedikit di TSC sejauh ini, bersama Perseru Serui.
Lini depan yang mampet juga dipertajam dengan catatan bahwa PS TNI merupakan tim dengan catatan kreasi peluang paling sedikit. Hingga pekan ke-7, PS TNI baru mampu mengkreasi tiga peluang.
Tanpa pemain asing
Memilih untuk tidak menggunakan jasa pemain impor dapat dijadikan sebagai salah satu alasan keterpurukan PS TNI. Mengapa demikian? Jika melihat pada statistik yang ada, kontribusi pemain asing terhadap gol sebuah tim di TSC relatif besar. Hingga pekan ke-7 ini, 46% dari total gol di TSC 2016 dicetak pemain asing. Bahkan, tiga besar top scorer saat ini adalah pemain impor.
Selain memiliki catatan yang buruk dalam hal penyerangan, skuat PS TNI juga merupakan tim yang sering tertekan saat pertandingan. PS TNI menjadi tim yang paling banyak melakukan sapuan di antara peserta TSC lainnya.
Sejauh ini, PS TNI tercatat sudah melakukan 184 sapuan. Melakukan sapuan adalah salah satu aksi bertahan yang baik. Namun, jika jumlah sapuan yang dilakukan sampai begitu banyak, berarti ada yang kurang beres dalam sistem pertahanan sehingga lawan menjadi leluasa dalam menyerang.
Selain itu, penjaga gawang PS TNI menjadi salah satu yang tersibuk di TSC kali ini. Jika dikombinasi, Dhika Bhayangkara, Teguh Amirudin, dan Ravi Murdianto total telah melakukan 30 kali penyelamatan dan merupakan tim dengan jumlah penyelamatan tertinggi di TSC sejauh ini.
Meski menjadi tim dengan jumlah penyelamatan terbanyak, PS TNI tetaplah menjadi salah satu tim dengan jumlah kebobolan yang tertinggi di TSC. Sejauh ini gawang PS TNI sudah dibobol 11 kali. Hanya, Persela Lamongan dan Persegres Gresik United yang kebobolan lebih banyak (masing-masing 13 gol).
Secara filosofi, PS TNI memiliki cita-cita yang bagus, yaitu sebagai sarana berkembangnya pemain muda dan memilih untuk tidak menggunakan jasa pemain asing. Namun, hingga saat ini PS TNI masih berkutat di papan bawah karena mereka tak mempunyai pemain yang mampu menjadi pembeda di tim mereka.
Akankah PS TNI tetap kukuh pada pendirian mereka soal pembinaan pemain muda, atau di putaran kedua nanti mereka lebih tertarik dengan prestasi dan menggadaikan idealisme mereka dengan mengontrak pemain asing?