Bola.com, Jakarta - Anak-anak muda Persija Jakarta diuji ketahanannnya saat menjajal kekuatan Sriwijaya FC dalam lanjutan Torabika Soccer Championship (TSC) 2016 presented by IM3 Ooredoo, Jumat (24/6/2016). Tim lawan banjir pemain matang pengalaman yang terbiasa menghadapi pertandingan sarat tekanan.
Tim Macan Kemayoran yang melakukan perubahan besar dalam urusan belanja pemain, di mana mereka memberdayakan banyak pemain belia, mencuat jadi kuda hitam di perhelatan kasta elite. Tim Macan Kemayoran menyodok di persaingan atas klasemen, mengganggu kemapanan Arema Cronus, Persipura Jayapura, dan Sriwijaya FC, yang menjadi pelanggan papan atas beberapa musim terakhir.
Baca Juga
Tim asuhan Paulo Camargo melakukan sapu bersih di tiga laga kandang dengan mengkandaskan Semen Padang (1-0), Persela Lamongan (2-1), dan PS TNI (1-0). Namun, terlalu dini mengambil kesimpulan kalau Persija telah kembali kekhitah sebagai tim elite pengoleksi gelar juara terbanyak kompetisi kasta elite.
Kualitas sesungguhnya Ismed Sofyan dkk. akan terlihat saat mereka bisa menahan kekuatan tim-tim pelanggan papan atas. Tes awal dilalui dengan sukses dengan menahan imbang pengoleksi empat gelar juara era Liga Indonesia dan Indonesia Super League, Persipura 1-1 di Jayapura.
Sayang, selanjutnya mereka jadi pesakitan setelah digasak tim bertabur bintang Arema Cronus dengan skor 0-1 di Malang. Sriwijaya FC, lawan yang dihadapi Persija malam ini tengah on-fire.
Tim Laskar Wong Kito dijagokan banyak pengamat menjadi calon juara. Skuat asuhan Widodo C. Putro yang dihuni seabrek bintang jadi salah satu alasan.
Di Sriwijaya FC bercokol pemain-pemain top macam Firman Utina, Achmad Jupriyanto, Supadi Nasir, M. Ridwan, Alberto Goncalves, Hilton Moreira, yang jadi pelanggan bermain di klub-klub elite. Mayoritas di antara mereka pernah merasakan madu gelar juara kompetisi bersama Sriwijaya atau klub-klub sebelumnya.
Bandingkan dengan Persija. Praktis hanya seorang Bambang Pamungkas, pemain senior, yang pernah menikmati euforia juara Liga Indonesia 2001. Pemain lain macam Ramdani Lestaluhu, Rahmat Affandi, Ismed Sofyan, Syahroni, Ade Jantra, Gunawan Dwi Cahyo, deretan pilar Macan Kemayoran matang pengalaman yang hampa gelar.
Mereka berkolaborasi dengan deretan pemain muda macam Sutanto Tan, Abrizal Umainalo, Aldi Al Achya, Andik Rama, Novri Setiawan, Firmansyah Priyatna, yang minim jam terbang di kompetisi profesional. Semangat mereka membara untuk mendapat pengakuan, namun faktor pengalaman membuat para young guns permainannya masih turun naik bak yoyo.
Minim Pasokan Bola
Paulo Camargo, pelatih Persija, menyebut duel kontra Sriwijaya FC amat berat bagi anak-asuhnya. "Kami memang bermain di kandang, akan tetapi Sriwijaya FC bukan tim sembarangan. Mereka punya banyak pemain bagus di tiap lini. Para pemain harus ekstrakerja keras untuk bisa mengimbangi permainan mereka," ujar pelatih asal Brasil tersebut.
Persija masih punya persoalan di sektor depan. Keran produktivitas mereka masih macet. Gol-gol Persija dicetak gelandang dan bek.
Jose Adolfo Guerra, striker satu-satunya yang sudah mencetak gol kini terkapar karena cedera. Bepe, yang diharapkan bisa jadi solusi kebuntuan, terlihat belum nyetel dengan gaya bermain timnya. Salah satu faktor penyebabnya karena ia sudah lama tidak terlibat dalam laga kompetitif.
Para penyerang tidak bisa disalahkan sepenuhnya, karena memang Persija tidak punya sosok gelandang pengatur permainan sebagai pembagi bola. Hingga batas waktu deadline pendaftaran pemain, Paulo Camargo tidak menemukan sosok playmaker asing sesuai keinginannya.
Hong Soon-hak, satu-satunya gelandang asing yang dimiliki Persija lebih sering beroperasi di sektor sayap. Abrizal Umainalo dan Ade Jantra diperankan sebagai gelandang serang penyuplai bola ke sektor depan. Performa keduanya terhitung lumayan, jika dilihat dari torehan gol, hanya saja belum maksimal dalam urusan pembagi bola.
Ramdani Lestaluhu, yang kondisi kebugarannya kian membaik, diharapkan bisa menjadi solusi paceklik gol Persija. Pemain yang bisa bermain sama bagus sebagai gelandang sayap serta serang tersebut dikenal produktif mencetak gol.
"Yang paling penting saat bertemu dengan Sriwijaya FC jangan tegang, bermain relaks dan sabar. Dukungan dari The Jakmania akan jadi pembeda," ujar Camargo.
Rekor Tandang Bagus
Di sisi lain, Sriwijaya FC jadi salah satu tim yang punya rekor tandang terbilang bagus. Tim Laskar Wong Kito baru kalah sekali dari empat pertandingan, yakni saat menyatroni markas Persegres Gresik United dengan skor 1-2.
Selebihnya Firman Utina meraih hasil imbang 1-1 melawan Persib, 0-0 kontra Persiba Balikpapan, dan menang 1-0 atas Bhayangkara Surabaya United.
Walau punya rekor away lumayan, Widodo C. Putro mengingatkan anak-asuhnya jangan menganggap remeh Persija. Tim Macan Kemayoran permainannya tidak mudah dibaca, karena pemain-pemain muda yang mereka miliki mayoritas baru menjejakkan kaki di kompetisi untuk kali pertama.
"Kolektivitas permainan Persija amat solid, mereka tidak mengandalkan satu atau dua pemain saja. Kami tidak boleh memandang remeh mereka," ungkap Widodo.
Widodo, yang merupakan salah satu pemain legenda Persija, sempat mengintip permainan kubu lawan, kala mereka bertandang ke markas Arema Cronus. Sekalipun kalah 0-1 secara permainan tim asuhan Paulo Camargo mendominasi permainan.
"Abrizal Umainalo, Ade Jantra, dan Novri Setiawan, tiga pemain Persija yang memiliki kelebihan dari sisi kecepatan. Mereka kerap memberi ancaman ke lini pertahanan lawan-lawan yang dihadapi. Kami akan memberi perhatian khusus ke mereka," ungkap Widodo.
Ia memuji transisi permainan dari bertahan ke menyerang Persija yang amat rapih. Pengorganisasian permainan seperti ini membuat Persija sulit ditaklukkan lawan.
Widodo C. Putro tidak mau terlalu jemawa mematok target menang di Jakarta. "Kami akan sangat hati-hati menjalani pertandingan ini. Sriwijaya FC tidak boleh kecolongan gol terlebih dahulu, karena Persija punya pertahanan solid yang sulit ditembus," kata mantan striker Timnas Indonesia era 1990-2000-an itu.