Bola.com, Surabaya - Sejak musim lalu, ban kapten Bhayangkara Surabaya United selalu disematkan di lengan Otavio Dutra. Untuk musim ini atau tepatnya mulai pekan keenam Torabika Soccer Championship (TSC) 2016 presented by IM3 Ooredoo, saat Bhayangkara SU melawat ke markas Pusamania Borneo FC, tim berjulukan The Great Alligator tersebut memiliki kapten baru, Indra Kahfi.
Pilihan sang pelatih Bhayangkara SU, Ibnu Grahan, memindahkan pemimpin Bhayangkara SU pada Indra bisa dibilang mengejutkan banyak orang. Sebab Indra berstatus debutan alias baru bergabung dengan tim yang bermarkas di Jemursari Selatan, Surabaya, itu awal musim ini.
Baca Juga
Namun, perjudian Ibnu tampaknya bukan tanpa perhitungan matang. Sebab di partai pertamanya dengan ban kapten di lengan, Indra sukses membawa Bhayangkara SU meraih satu poin dari lawatannya ke markas tim bertabur bintang, Pusamania Borneo FC.
Sejauh ini Indra terlihat mampu mengemban tugas sebagai pemimpin bagi rekan-rekannya baik di dalam maupun luar lapangan. Lantas apa yang membuat Indra mampu memerankan kapten tim dengan baik? Berikut petikan wawancara Bola.com dengan eks pemain Persija Junior ini.
Bagaimana perasaan Anda dipilih sebagai kapten menggantikan Otavio Dutra?
Tidak ada rasa canggung karena di Torabika Bhayangkara Cup lalu sudah jadi kapten PS Polri. Ini amanah yang harus dijalankan dengan baik.
Apa saja tugas dan peran kapten yang harus Anda jalankan?
Memimpin rekan-rekan di lapangan, meredam emosi teman-teman jika ada kejadian yang berpotensi memicu terjadinya ledakan emosi. Mengambil tanggung jawab penuh atas apa yang terjadi di lapangan.
Sejauh ini bagaimana respons teman-teman setim terhadap Anda?
Syukur Alhamdulillah, teman-teman respek terhadap pilihan pelatih. Mereka juga menghormati saya sebagai kapten mereka, begitu juga sebaliknya. Sementara Dutra dan Bang Rudi sangat mendukung saya. Semua berjalan dengan baik.
Apa perbedaan menjadi kapten di PS Polri dengan Bhayangkara SU?
Kalau di PS Polri saya memimpin banyak teman-teman senior, bahkan lebih senior dari saya. Sedangkan di sini mayoritas pemainnya masih di bawah saya. Syukur, meski berbeda personelnya, sama-sama tidak ada kesulitan berarti. Sebab semua pemain di kedua tim itu saling menghormati dan mendukung saya.
Sejak Anda jadi kapten, tren Bhayangkara SU lebih positif. Menurut Anda?
Itu hanya kebetulan. Ketika saya jadi kapten, grafik permainan teman-teman memang lebih baik. Ini berkat latihan keras yang kami lakukan pasca hasil minor di beberapa pertandingan sebelumnya. Semua elemen di tim ini memiliki peran besar terhadap perbaikan kinerja tim ini.
Pelatih berpikir keras mencari formula yang lebih baik, para pemain bekerja lebih keras dari sebelumnya, dan ofisial lainnya memberikan sentuhan-sentuhan positif yang membuat penampilan kami lebih baik.
Bagaimana jika pelatih melepas ban kapten Anda dan memindahkan ke pemain lain?
Tidak masalah karena itu otoritas pelatih. Dia lebih tahu yang terbaik bagi tim ini. Siapa pun yang ditunjuk sebagai kapten nanti, kami harus mendukung penuh. Sebab kami ini tim, tidak boleh mengedepankan ego.
Pendapat Anda soal kans Bhayangkara SU dalam perebutan juara TSC musim ini?
Semua tim papan tengah sampai yang paling atas masih berpeluang karena turnamen masih panjang. Banyak hal yang bisa terjadi ke depan. Selama kami bisa menjaga permainan kami dalam level terbaik, tidak menutup kemungkinan kami bisa juarai TSC 2016.