Reaksi Firman Utina dan Ferry Paulus usai Kericuhan di SUGBK

oleh Gerry Anugrah Putra diperbarui 25 Jun 2016, 12:31 WIB
Firman Utina menyesalkan kericuhan yang terjadi saat duel Persija Jakarta melawan Sriwijaya FC di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jumat (24/6/2016). (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Bola.com, Jakarta - Firman Utina menyayangkan terhentinya laga Persija Jakarta melawan Sriwijaya FC pada pekan ke-8 Torabika Soccer Championship 2016 presented by IM3 Ooredoo di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Jumat (24/6/2016). Seperti diketahui, duel kedua tim harus terhenti pada menit ke-81 akibat bentrok antara oknum The Jakmania dengan pihak keamanan.

Ia juga mengaku heran dengan peristiwa diSUGBK itu. Hal ini lantaran suasana pertandingan yang dihentikan saat skor 1-0 untuk keunggulan Sriwijaya FC itu sangat kondusif. "Pertandingan berjalan menarik tapi tiba-tiba di bagian belakang gawang agak pedih dengan gas air mata. Saya merasakan itu saat pemanasan” ujarnya.

Advertisement

Sebelum bentrokan antara oknum pendukung Persija, ofisial Sriwijaya FC sempat bersitegang dengan penonton yang berada di bangku VIP SUGBK. Keributan yang awalnya saling ejek itu pun membuat lemparan botol minuman ke arah bangku cadangan Sriwijaya FC.

“Saya tidak paham dengan apa yang terjadi dengan pendukung Persija. Yang pasti sayang pertandingan dihentikan karena apapun sebenarnya bisa terjadi pada menit-menit akhir,” ia menuturkan.

Di sisi lain, Ketua Umum Persija, Ferry Paulus, memilih untuk tidak berkomentar terkait peristiwa yang terjadi pada laga kandang terakhir tim ibu kota di SUGBK. Pria berdarah Manado ini dikabarkan akan segera berdiskusi dengan pengurus Persija dan juga sedang mempelajari hukuman apa yang akan diterima klubnya dari operator turnamen, PT Gelora Trisula Semesta.

“Belum bisa berkomentar banyak sekarang ya. Biarkan saya istirahat dulu,” jelas Ferry Paulus kepada Bola.com.

Besar kemungkinan PT GTS akan memberikan sanksi yang lebih berat bagi manajemen Macan Kemayoran. Maklum, Persija sudah tiga kali dijatuhi sanksi denda oleh Komite Disiplin Indonesia Soccer Championship.

Klub yang berdiri pada November 1928 itu juga diprediksi akan kembali mengalami kesulitan izin keamaman jika ingin kembali menggunakan SUGBK pada 2017.

Berita Terkait