Bola.com, Banjarmasin - Manajemen dan tim pelatih PS Barito Putera cukup jeli dalam belanja pemain untuk bersaing dalam ajang Torabika Soccer Championship presented by IM3 Ooredoo.
Meskipun hingga pekan ke-8 mereka masih menghuni peringkat ke-14 di klasemen sementara, sejatinya pelatih Mundari Karya bisa dibilang cukup sukses.
Di antara 18 kontestan TSC 2016, Laskar Antasari termasuk paling buncit soal persiapan tim. Namun untuk sementara, mereka mampu mengungguli PSM Makasar, Persiba Balikpapan, Persela Lamongan, dan PS TNI yang notabene punya skuat lebih dulu dan sempat diuji pada turnamen-turnamen sebelum gelaran TSC 2016.
Padahal Mundari Karya hanya diberi wewenang mencari pemain muda sebagai perwujudan program regenerasi pemain di tubuh Barito Putera. Di antara pemain yang dipilih Mundari Karya ada sosok pemain asing Luiz Carlos Artano de Azevedo Junior yang saat ini sebagai topscorer sementara dengan koleksi enam gol.
Baca Juga
Mantan pemain Botafogo Brasil itu telah menyumbang separuh gol yang telah dijebloskan Barito Putera hingga pekan ke-8. Rizki R. Pora menempati urutan kedua dengan tiga gol. Namun sayang ketajaman lini depan ini tak diimbangi dengan kekokohan benteng pertahanan. Saat ini Barito Putera masih defisit tiga gol kemasukan.
“Tak mudah memilih pemain asing yang baru datang di Indonesia. Tapi saya puji tim pelatih yang ternyata jeli merekomendasi Luiz Junior untuk dikontrak manajemen. Tugas berikutnya, saya ingin bagaimana tim pelatih menggembleng lini belakang agar lebih kokoh lagi menjaga pertahanan,” tutur Hasnuryadi Sulaiman, Manajer Tim Barito Putera.
Kendati masih ada kekurangan, Hasnuryadi Sulaiman menilai proses regenerasi saat ini sudah berjalan pada rel yang benar. “Saya akui tugas dan tanggung jawab tim pelatih di TSC ini sangat berat. Karena kami hanya mengizinkan merekrut pemain muda. Tapi hingga kini semua berada di jalur yang diinginkan manajemen,” ujar Hasnuryadi Sulaiman.
Barito Putera memang termasuk klub yang jeli belanja penyerang andal. Pada awal penggabungan kompetisi Galatama dan Perserikatan, Barito Putera pernah memiliki Bako Sadissou yang mencetak 39 gol dari 40 laga pada Liga Indonesia 2001 dan 2002.
Pada 2013, Barito Putera juga sukses membeli Djibril Coulibaly asal Mali yang menjadi momok bagi lawan. Padahal saat itu Coulibaly juga pendatang baru di Indonesia yang saat itu dapat suplai bola manis dari kompatriotnya, Makan Konate.
Pada 2014, Djibril dan Konate memilih hijrah ke Persib. Konate sukses mengantarkan Maung Bandung juara ISL 2014 dan Piala Presiden 2015.
“Kami berharap Luiz Junior jadi penerus tradisi para penyerang andal yang pernah dimiliki Barito Putera. Tapi, semoga dia punya loyalitas pada Barito Putera. Tidak seperti dilakukan pendahulunya, Coulibaly Djibril,” ucap Hasnuryadi Sulaiman.