Laporan langsung jurnalis Bola.com, Ary Wibowo dan Vitalis Yogi Trisna, dari Paris, Prancis Salah satu pertandingan semifinal Piala Eropa 2016 akan mempertandingkan big match antara Prancis melawan Jerman, di Marseille. Aroma panas persaingan kedua negara tersebut pun sempat terekam di salah satu masjid terbesar di Prancis, Grand Mosque of Paris.
Baca Juga
Grand Mosque of Paris atau Masjid Agung Paris, terletak di jalan Place du Puits de l'Ermite, Paris. Masjid itu berdiri di atas tanah seluas sekitar 1 hektar dan diresmikan pada 15 Juli 1926 oleh Gaston Doumergue, Presiden Prancis kala itu bersama Sultan Maroko, Moulay Youssef.
Masjid Agung Paris adalah salah satu bangunan bersejarah bagi penduduk muslim di Prancis. Menurut catatan sejarah, masjid tersebut awalnya dibangun sebagai bentuk penghormatan kepada ratusan ribu pejuang muslim yang gugur saat berjuang dalam Perang Dunia I.
Namun, pada era Perang Dunia II, masjid itu juga memiliki peran penting dalam kehidupan bangsa Prancis. Sebab, pada periode tersebut, Prancis sempat diduduki pasukan Nazi Jerman dan masjid Agung Paris menjadi salah satu tempat mengungsi para imigran muslim.
Kala itu, Masjid Agung Paris merupakan pusat pendidikan Islam di Prancis. Si Kaddour Benghabrit, pemimpin Masjid Agung Paris saat itu secara khusus mengubah beberapa ruangan menjadi tempat perlindungan para imigran muslim dan juga keluarga-keluarga keturunan Yahudi.
Si Kaddour Benghabrit pun sempat memberikan akta kelahiran palsu kepada para anak-anak Yahudi agar bebas dari ancaman para tentara Nazi. Maklum, dalam periode Perang Dunia II, selain menargetkan menduduki negara-negara Eropa, Nazi pun "mengincar" warga Yahudi.
Saat Perang Dunia II berlangsung, ribuan warga Yahudi dan muslim dari sejumlah negara Afrika Utara menetap di Masjid Agung Paris. Pada 2005, keturunan keluarga Yahudi yang selamat dari ancaman Nazi itu pun memberikan medali penghargaan bagi Si Kaddour Benghabrit.
Studi Islam
Dari struktur bangunan, Masjid Agung Paris memang terlihat sangat cantik dengan gaya arsitek mirip dengan salah satu masjid tertua di dunia di Maroko, Masjid Al Qaraouiyyin. Menara setinggi 33 meter pun terinspirasi dari bangunan Masjid Al Zitouna yang berada di Tunisia, Afrika Utara.
Masjid Agung Paris saat ini tidak hanya berguna sebagai tempat ibadah penduduk muslim, tetapi juga sebagai pusat kajian Islam yang terbesar di Prancis. Hal tersebut pun terlihat dari banyaknya lemari-lemari buku di ruang utama shalat para pengunjung di dalam masjid.
Selain itu, Masjid Agung Paris juga memiliki sekolah muslim, madrasah, ruang pertemuan untuk berbagai acara bernuansa Islam. Bahkan, bagi para pengunjung atau turis yang datang, bisa bersantai di restoran dan kedai teh yang terletak di salah satu sisi bangunan masjid.
"Masjid ini sangat indah dan nyaman untuk dijadikan tempat beribadah," ujar salah satu pengunjung Masjid Agung Paris, saat ditemui Bola.com.
Dari struktur bangunan, Masjid Agung Paris memang sangat cantik dengan gaya arsitek salah satu masjid tertua di dunia di Maroko, Masjid Al Qaraouiyyin. Menara setinggi 33 meter pun terinspirasi dengan masjid Al Zitouna yang berada di Tunisia, Afrika Utara.
Pada Rabu (6/7/2016) waktu setempat, Masjid Raya Paris akan menjadi pusat ibadah Shalat Ied bagi para penduduk muslim di Prancis yang merayakan hari raya Idul Fitri 1437 Hijriah.