Bola.com, Paris - Keputusan berat harus diambil pelatih tim nasional Prancis, Didier Deschamps, ketika ia tidak menyertakan Karim Benzema dalam skuat Les Bleus untuk Piala Eropa 2016 karena skandal bersama Mathieu Valbuena. Ketika rekan-rekannya berjuang di Prancis, Benzema memilih berlibur ke Saint Tropez, jauh dari hingar bingar Piala Eropa.
Baca Juga
Benzema bisa dibilang sebagai striker Prancis yang paling relevan saat ini. Pada Mei lalu, Benzema ikut mengantarkan klubnya, Real Madrid, menjadi juara Liga Champions. Pemain berdarah Aljazair ini mencetak 28 gol dari 38 penampilan bersama Los Blancos pada musim 2015/16.
Catatan gol Benzema pada musim kemarin, memperlihatkan kalau dirinya adalah striker yang lebih efektif dibanding Olivier Giroud (54 penampilan, 24 gol). Kehadiran Benzema di lini depan Les Bleus memperbesar peluang Prancis untuk mencetak gol. Giroud memang berhasil mencetak tiga gol pada Piala Eropa 2016, namun gol-gol tersebut ia cetak ke gawang Rumania dan Islandia, yang lini pertahanannya tidak terlalu kuat.
Skuat Prancis pada Piala Eropa 2016 bisa dikategorikan sebagai salah satu skuat terbaik. Kokohnya lini pertahanan ditopang oleh kehadiran pemain-pemain kreatif di lini tengah. Namun, hanya lini depan Prancis yang terbukti kurang efektif. Giroud yang dipercaya sebagai ujung tombak, tercatat hanya mempunyai akurasi sebesar 43% pada Piala Eropa 2016. Kehadiran Benzema seharusnya bisa melengkapi kolektivitas dari timnas Prancis.
Deschamps mungkin menjadi orang yang paling menyesal dengan keputusan untuk tidak menyertakan Benzema. Keutuhan tim memang menjadi hal yang utama, oleh karena itu keputusan Deschamps bisa dimaklumi. Kehadiran Benzema dikhawatirkan dapat menimbulkan perpecahan dalam skuat Les Bleus, namun pelatih berusia 47 tersebut juga harus obyektif karena Benzema merupakan striker terbaik Prancis saat ini.
Mungkin cerita akan berbeda bagi Prancis jika Benzema yang mendapat peluang sebanyak Giroud atau Andre-Pierre Gignac pada Piala Eropa 2016.
Sumber: Marca