Semangat Johan Prasetyo Rintis Karier Jadi Pelatih dari Kampung

oleh Gatot Susetyo diperbarui 19 Jul 2016, 13:30 WIB
Gantung sepatu di usia emas, kini Johan Prasetyo merintis karier sebagai pelatih dari bawah. (Bola.com/Robby Firly)

Bola.com, Kediri - Sejak gantung sepatu pada 2007 karena cedera lutut, nama Johan Prasetyo langsung hilang dari kancah sepak bola profesional Indonesia. Padahal saat itu pemain jebolan Diklat Salatiga ini dalam usia emas.

Sejak diboyong Iwan Budianto dari Arema ke Persik Kediri, karier Johan Prasetyo langsung melejit. Dia ikut memberi gelar juara kepada Persik musim 2003 dan 2006.

"Kalau ingat masa lalu, saya jelas kecewa karena saya pensiun ketika masih berusia 25 tahun. Bagi pesepak bola, itu masa emas. Saya sempat menjalani operasi lutut dan sukses. Tapi, saya sulit menghilangkan trauma pascacedera," ungkap Johan Prasetyo.

Johan Prasetyo juga langganan masuk timnas Indonesia mulai U-19, U-21, dan U-23. Setelah pensiun, kini Johan sibuk berkarya sebagai PNS di Dinas BPKA Pemkot Kediri.

Advertisement

Selain itu, untuk menyalurkan hobi sepak bolanya, Johan mulai merintis karier sebagai pelatih. Dia rela melatih anak-anak usia dini di SSB pada lingkup Askot PSSI Kediri.

"Saya memang tak bisa lepas dari sepak bola. Padahal pekerjaan di kantor cukup padat. Melatih anak-anak sangat menyenangkan dan jadi hiburan. Cita-cita saya bisa mencetak pemain bagus dari Kota Kediri," ujarnya.

Saat ini Johan telah memiliki lisensi B nasional. Namun, guratan nasib masih belum berpihak padanya untuk melatih klub level Liga Nusantara maupun Divisi Utama. Padahal rekan seangkatannya, seperti Aris Budi Sulistyo dan Musikan, lebih dulu melejit.

"Saya menikmati hidup ini. Sekarang saya fokus melatih tim Popda Kota Kediri. Apalagi sekarang persyaratan melatih klub profesional minimal harus lisensi C AFC. Jadi saya harus ikut kursus lagi bila ingin melatih klub profesional," kata Johan.

 

Berita Terkait