Michael Phelps, Pengorbanan, dan Rekor Medali Olimpiade

oleh Yus Mei Sawitri diperbarui 20 Jul 2016, 14:50 WIB
Michael Phelps, Pengorbanan, dan Rekor Medali Olimpiade. (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Jakarta - Saat duduk di sekolah tingkat keenam, Michael Phelps selalu gelisah dan sulit berkonsentrasi di kelas. Dokter anak mendiagnosisnya mengalami Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) dan membutuhkan Ritalin.

ADHD adalah gangguan perkembangan dalam peningkatan aktivitas motorik anak-anak hingga menyebabkan anak-anak bertingkah tidak lazim dan cenderung berlebihan. Tanda-tandanya antara lain tak bisa duduk tenang, mengeluh gelisah, suka meletup-letup, dan kadang sering membuat keributan.

Phelps menjalani pengobatan selama beberapa tahun dan sepertinya Ritalin cukup membantu. Pada usia 13 tahun, bocah asal Amerika Serikat itu memutuskan berhenti mengonsumsi Ritalin. Dia tak mau tergantung dengan obat tersebut. Phelps memilih menjajal metode lain untuk mengendalikan ADHD yang diidapnya.

Advertisement

Dia berpikir jika menggunakan pikiran untuk mengendalikan kebiasannya dan fokus, maka dia telah menolong dirinya sendiri tanpa perlu dibantu Ritalin. Phelps kemudian mulai melepaskan ketergantungan dari obat dengan dukungan dokternya. Dia berusaha belajar menggunakan kekuatan pikiran untuk fokus saat mengerjakan tugas sekolah dan mengontrol diri di ruang kelas.

Pada suatu titik, orang tua dan guru Phelps sempat ragu dengan metode itu. Mereka skeptis Phelps bisa beraktivitas normal tanpa Ritalin. Namun, bertolak belakang dari prediksi itu, Phelps ternyata menjelma menjadi salah satu atlet tersukses dalam sejarah olimpiade. Dia menemukan hasrat dan disiplin untuk berenang sebagai solusi atas energi yang membuatnya gelisah dan meletup-letup.

“Pikiran Anda adalah obat terkuat yang Anda miliki. Anda bisa mengatasi apapun jika Anda berpikir bisa melakukannya dan menginginkannya,” kata Phelps.

Seperti apa metode latihan renang Phelps hingga berhasil mengatasi kelainan ADHD dan mengantarnya menuju gerbang kesuksesan? Yang jelas, menggapai kesuksesan butuh perjuangan dan pengorbanan. Phelps benar-benar berlatih keras, mendorong dirinya hingga limit.

Dia mulai berlatih renang pada usia tujuh tahun, namun mulai menjalani metode keras saat berusia 11 tahun. Phelps dibiasakan berlatih lima jam sehari, tujuh hari seminggu! Tak ada kamus hari libur latihan renang. Menurut pelatihnya, latihan super keras itu perlu dilakukan karena pada usia tersebut seorang anak sedang tumbuh pesat. Metode itulah yang membentuk tubuh Phelps laksana ikan. Selain itu, Phelps juga selalu menanamkan pikiran sebagai pemenang.

Phelps, yang merupakan putra pasangan Fred dan Debbie Phelps, awalnya memutuskan menekuni renang setelah dua kakak perempuannya, Whitney dan Hilary, bergabung dengan tim renang lokal. Pada usia tujuh tahun, Phelps masih ketakutan menempatkan kepalanya di bawah permukaan air. Sang instruktur pun membiarkan Phelps mengapung dengan punggungnya. Tak heran, gaya yang pertama dikuasainya adalah punggung.

Impian menjadi juara renang muncul saat Phelps melihat perenang, Tom Malchow dan Tom Dolan, tampil di Olimpiade Atlanta 1996. Phelps kemudian mengawali karier renangnya di kolam renang Loyola High School. Dia bertemu pelatihnya, Bob Bowman, saat mulai berlatih di North Baltimore Aquatic Club di Meadowbrook Aquatic and Fitness Center. Sang pelatih langsung bisa melihat bakat Phelps dan memulai program latihan intensif. Pada 1999, Phelps dipanggil masuk tim nasional B Amerika Serikat (AS).

2 dari 2 halaman

1

Perenang AS, Michael Phelps, saat memenangi emas di ajang Olimpiade London 2012. (Guardian.co.uk)

Pada usia 15 tahun, Phelps menjadi perenang pria termuda AS yang berkompetisi di olimpiade sepanjang 68 tahun terakhir. Meskipun belum mampu memenangi medali pada Olimpiade Sydney 2000, dia telah menjadi salah satu atlet yang diperhitungkan oleh para rival.
Pada musim semi 2001, Phelps mengukir rekor dunia nomor 200 meter gaya kupu-kupu. Itu bukan rekor sembarangan. Dia menjadi perenang pria termuda dalam sejarah (15 tahun 9 bulan) yang mencetak rekor dunia renang. Rekor itu kemudian dipatahkannya sendiri pada Kejuaraan Dunia di Fukuoka, Jepang pada 2001, dengan catatan waktu 1 menit 54,58 detik. Setelah itu berbagai rekor pun dipecahkannya. Pada usia 17 tahun dia telah membukukan lima rekor dunia.

Phelps menjadi superstar pada Olimpiade Athena 2004 di Yunani, dengan memenangi delapan medali (enam di antaranya emas), sehingga menyamai rekor pesenam Uni Soviet, Aleksandr Dityatin (1980), yang memenangi medali terbanyak dalam satu gelaran olimpiade.

Namun, hanya beberapa pekan seusai berjaya di Athena, Phelps ditangkap karena mengendarai mobil dalam pengaruh allkohol, di Salisbury, Maryland. Dia dinyatakan bersalah dan dijatujuhi hukuman percobaan selama 18 bulan dan denda 250 dolar AS, serta harus berkampanye soal bahaya minum-minuman keras serta ketertiban berlalu lintas di sekolah-sekolah.

Di Olimpiade Beijing, Phelps kembali berkilau. Dia memborong delapan medali emas. Setiap medali emas itu disertai pemecahan rekor olimpiade, kecuali 100 meter gaya kupu-kupu. Phelps sukses melebihi raihan kompatriotnya, Mark Spitz, yang meraih tujuh emas dalam Olimpiade Munich pada 1972.

Empat tahun lalu di Olimpiade Athena, Phelps meraup enam medali emas dan dua perunggu. Kini, koleksinya menjadi 14 emas dan dua perunggu atau total 16 medali. Phelps juga sudah jadi atlet tersukses di Olimpiade, unggul lima medali emas dari Spitz, Carl Lewis, Paavo Nurmi , dan Gymnast Larysa Latynina. Phelps hanya kalah total jumlah medali dari Latynina (18 medali). Sedangkan Nurmi hanya memiliki 12, Spitz 11, sedangkan Carl Lewis 10.

Pada 2012, koleksi medali olimpiade Phelps bertambah menjadi 22. Dia pun resmi menjadi atlet dengan jumlah medali terbanyak, mengalahkan Latynina. Di Olimpiade London 2012, Phelps memenangi empat emas dan dua perak.

Seusai Olimpiade London, Phelps mengumumkan pensiun. Namun, dua tahun berselang dia melakukan comeback pada Mesa Grand Prix di Arizona. Dunia olahraga pun kembali berspekulasi apakah sang Raja Kolam Renang bakal tampil di Olimpiade Rio de Janeiro 2016. Sang pelatih, Bob Bowman, mengatakan, “Saya belum tahu. Sejujurnya, kami menjalani hari demi hari. Saya rasa tak ada dari kami yang benar-benar punya harapan yang riil. Kami hanya bisa menunggu apa yang akan terjadi.”

Pertanyaan publik olahraga dunia terjawab pada 29 Juni 2016. Phelps memastikan diri jadi perenang putra AS yang lima kali tampil di olimpiade. Setelah finis pertama pada nomor 200 meter gaya kupu-kupu di US Olympic trial, Phelps merebut satu tempat di Olimpiade Rio. “Dengan segalanya yang terjadi, bisa comeback (ke Olimpiade), mungkin ini lomba renang terberat sepanjang hidup saya,” kata Phelps.

Mampukah Phelps menambah pundi-pundi medalinya di Olimpiade 2016?