Selama 8 Tahun Hanya Persib dan Persija Gasak Persipura di Papua

oleh Ario Yosia diperbarui 22 Jul 2016, 06:30 WIB
Boaz Solossa, Persipura amat sulit dikalahkan saat bermain di kandang. (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Bola.com, Jakarta - SuksesPersib Bandung menekuk Persipura Jayapura 2-0 dalam lanjutan Torabika Soccer Championship (TSC) presented by IM3 Ooredoo pada Kamis (21/7/2016) mengoyak kedigdayaan Tim Mutiara Hitam sebagai jagoan kandang. Selama delapan tahun terakhir hanya Maung Bandung serta Persija Jakarta yang bisa mengalahkan Boaz Solossa dkk. di kandang mereka.

Sejak peralihan era kompetisi Liga Indonesia menjadi Indonesia Super League pada 2008 silam, Persipura tercatat sebagai tim yang paling banyak mengoleksi gelar juara.

Klub kebanggaan publik Bumi Cendrawasih tercatat sudah mengoleksi tiga gelar juara pada musim 2008-2009, 2010-2011, dan 2013. Mereka selalu juga konsisten berada di jajaran dua besar tiga musim.

Advertisement

Salah satu kunci sukses Persipura adalah bagaimana mereka menjaga konsistensi raihan hasil positif saat di kandang. Tim-tim pesaing mengakui kalau mereka amat sulit menggasak Persipura saat bertanding di hadapan suporternya.

"Permainan Persipura amat solid jika bermain di Stadion Mandala. Mereka seperti terpacu menampilkan permainan terbaik di hadapan suporternya," ungkap Rahmad Darmawan, mantan pelatih Timnas Indonesia U-23 yang sempat merasakan kerasnya laga kontra Persipura di Papua saat menukangi Arema Cronus, Persebaya Surabaya, Sriwijaya FC, dan Persija Jakarta.

Hasil imbang yang diraih sebuah tim dianggap sebagai sebuah 'kemenangan.' "Bisa seri saja sudah bagus di Jayapura," komentar Indra Sjafri, pelatih Bali United yang sukses memaksakan skor kacamata di TSC 2016 ini.

Persipura, mendominasi kompetisi elite sepak bola Tanah Air selama 11 tahun terakhir. (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Sejak ISL 2008-2009 hingga TSC 2016 (tujuh musim), Persipura hanya kehilangan poin absolut dalam 17 pertandingan. Hanya Persija dan Persib yang sukses mengantungi kemenangan di markas tim dengan kostum kebanggaan Merah-Hitam tersebut. Sisanya para pesaing Persipura di kompetisi kasta elite hanya meraih hasil draw.

Tak sedikit klub menilai ada aroma nonteknis saat mereka bermain di Jayapura. Kontrol terhadap Persipura dirasa kurang karena frekuensi siaran langsung di stasiun televisi pemegang hak siar kompetisi amat sedikit. Faktor biaya besar membuat stasiun televisi berpikir ulang menayangkan laga-laga kandang Persipura.

 

"Saya pribadi menilai tudingan kalau kami kerap memenangi pertandingan dengan bantuan wasit terlalu berlebihan. Faktanya kami seringkali mengantongi kemenangan di kandang lawan. Kalau wasit terkadang melakukan kesalahan rasanya wajar. Tapi jika mau fair, kemenangan yang kami raih murni atas kerja keras sendiri. Kami menguasai pertandingan dan mencetak gol ke gawang lawan," ujar Jacksen F. Tiago, pelatih Persipura periode 2008-2010.

Menurut Jacksen, amat wajar jika Persipura dalam satu dekade terakhir menguasai sepak bola Indonesia. Mereka memiliki seabrek pemain bertalenta yang sanggup menjaga konsistensi permainan dari musim ke musim. Dibanding klub-klub lain, mereka terhitung jarang melakukan perombakan skuat.

"Kalaupun kami melakukan pergantian pemain, hanya di posisi-posisi tertentu menyesuaikan kebutuhan taktik. Mayoritas pemain lokal yang menghuni skuat Persipura sudah saling memahami satu sama lain. Kolektivitas permainan jadi kunci kesuksesan Persipura selama bertahun-tahun," ungkap Jacksen.

Boaz Solossa, Ian Kabes, Imanuel Wanggai, Ricardo Salampessy, Yustinus Pae, pemain yang menjadi kartu truf Persipura meraih hat-trick trofi era ISL (2008-2009, 2010-2011, dan 2013). Tiga nama yang disebut pertama juga sudah bermain saat Tim Mutiara Hitam meraih gelar perdana Liga Indonesia pada musim 2005.

Mereka berasal dari tim PON Papua 2004 yang disebut-sebut melahirkan generasi emas pesepak bola bertalenta yang berkontribusi terhadap kejayaan Persipura Jayapura.

 

2 dari 4 halaman

Persija Kerap Menyulitkan Persipura

Persija, sukses meraih hasil imbang 1-1 melawan Persipura pada laga pembuka TSC 2016. (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Persija Jakarta, salah satu klub yang beberapa kali meraih hasil bagus. Sejak era ISL hingga TSC, Tim Macan Kemayoran meraih dua kali hasil imbang serta sekali meraup kemenangan di markas Persipura.

Yang patut dicatat, salah satu hasil imbang yang diraih Persija ketika Persipura jadi tim musafir. Pada awal musim ISL 2009-2010, Ian Kabes cs. menggelar pertandingan di Stadion Andi Mattalatta Mattoangin, Makassar, karena Stadion Mandala, Jayapura, tengah dipugar.

Pertandingan kedua tim dihelat Rabu, 16 Desember 2009. Persija saat itu dilatih Benny Dollo.

Sama seperti halnya Persipura, mereka juga banjir pemain bintang. Selain bintang-bintang lokal sarat pengalaman macam Bambang Pamungkas, Ponaryo Astaman, T.A. Musafri, di tim ibu kota juga dihuni pemain top timnas Singapura, seperti Mustafic Fachrudin, dan Baihakki Khaizan.

Kala itu Persipura masih diperkuat playmaker legendaris, Eduard Ivakdalam, yang berstatus kapten tim. Juga penyerang asal Brasil, Alberto Goncalves, yang saat ini jadi pilar Sriwijaya FC.

Menariknya saat itu Persija juga dibela Heru Nerly, mantan gelandang sayap Persipura.

Striker Persija Jakarta, Rahmat Affandi, cetak gol tunggal di hadapan pendukung Persipura. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Kejutan dibuat Persija Jakarta pada ISL 2011-2012. Status juara bertahan kompetisi sang tuan rumah, membuat para pengamat meragukan Macan Kemayoran bakal bisa berbicara banyak di Jayapura pada laga kompetisi yang digelar 13 Mei 2012.

Bukan apa-apa, Tim Macan Kemayoran bisa dibilang tengah limbung saat itu. Kasus dualisme membuat klub tergerogoti krisis keuangan. Ketua Umum Persija, Ferry Paulus, membangun tim dengan materi pemain kelas semenjana. 

Pelatih Persija, Iwan Setiawan, banyak mengandalkan pemain-pemain  muda. Nama-nama beken yang ada di tim saat itu bisa dihitung dengan jari. Bambang Pamungkas, Ismed Sofyan, Leo Saputra, Rahmat Affandi, pemain-pemain berpengalaman yang jadi motor tim belia Persija saat itu. 

Jika dibandingkan dengan Persipura yang dihuni pemain-pemain yang tengah berada di top level, seperti Boaz Solossa, Alberto Goncalves, Zah Rahan, Ian Kabes, Imanuel Wanggai, Persija bisa dibilang kalah kelas.

Dan benar saja dalam duel tersebut Persipura sebenarnya menguasai  jalannya pertandingan. Strategi ofensif ala Barcelona 4-3-3 membuat lini pertahanan Tim Oranye keteteran pada paruh pertama pertandingan.

Apesnya walau unggul penguasaan bola, Macan Kemayoran justru berhasil mengejutkan tuan rumah, setelah berhasil mencuri gol di menit ke-35  dari kaki Rahmat Affandi.

Gol tunggal lahir dari sektor tengah Persija, melalui satu skema serangan balik cepat yang membuat penjaga gawang Persipura, Yoo Jae-hoon memungut bola dari dalam gawangnya.

Hasil positif juga didapat Persija Jakarta pada laga pembuka TSC 2016. Datang ke Stadion Mandala, Jayapura, dengan mayoritas pemain muda minim pengalaman, tim asuhan Paulo Camargo mendulang hasil draw 1-1. Persija bahkan sempat unggul terlebih dahulu lewat gol Sutanto Tan, sebelum akhirnya disamakan oleh James Koko Lomell, lewat eksekusi penalti.

 

3 dari 4 halaman

Maung Bandung Akhiri Rekor Buruk

Boaz Solossa, Persipura tak berdaya dihantam Persib di kandang dengan skor 2-0. (GTS)

Persib Bandung datang ke markas Persipura di bawah bayang-bayang rekor buruk selalu kalah pada Kamis (21/7/2016). Tim asuhan Djadjang Nurdjaman, kondisinya tengah limbung.

Klub yang menjadi juara ISL 2014 dan Piala Presiden 2015 itu masih kesulitan menembus persaingan papan atas. Terakhir pada akhir pekan lalu, Atep dkk. hanya mendulang hasil imbang 0-0 melawan rival abadi, Persija.

Sebaliknya, Persipura baru saja bereuforia dengan kemenangan telak 3-0 di markas Pusamania Borneo FC di Stadion Segiri, Samarinda. Tanpa disangka Persib justru meraih kemenangan menyakinkan 2-0. Gol kemenangan Tim Pangeran Biru dicetak Vladimir Vujovic lewat titik putih.

Samsul Arif, jebol gawang Persipura di Stadion Mandala, Jayapura. (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Pada menit ke-45, lewat serangan balik, Persib mampu menciptakan kemelut di depan gawang Persipura yang dikawal Ferdiansyah. Petaka untuk tim tuan rumah datang dengan kartu merah yang diterima Ricardo Salampessy.

Ricardo dianggap menghalangi bola tembakan yang dilepaskan Robertino Pugliara dengan tangannya, saat Ferdiansyah sudah mati langkah. Tak pelak, wasit menunjuk titik putih.

Dalam posisi tertinggal Persipura menggempur habis pertahanan Persipura. Pada 10 menit jelang bubaran, Persib makin merapatkan pertahanan dengan menarik Robertino Pugliara dan memasukkan M. Taufiq.

Meski begitu, aksi Samsul Arif yang menggantikan Tantan, maupun Zulham Zamrun tetap mampu membuat Ferdiansyah bekerja keras. 

Samsul Arif akhirnya menggandakan keunggulan Persiib dengan tembakannya pada menit ke-93 memanfaatkan umpan cantik Atep. Pergerakan tanpa bola eks penyerang Arema Cronus yang tak terdeteksi pemain belakang tim tuan rumah membuatnya berdiri bebas untuk melepas bola tanpa dengan mudah. Skor 0-2 jadi milik Persib.

"Saya bersyukur karena kami bisa meraih kemenangan dengan cukup berat yaitu 2-0 dan kami berhasil menghapus statistik kekalahan di kandang Persipura. Kunci dari kemenangan ini adalah disiplin para pemain dari  menit awal hingga laga usai," ucap Djadjang Nurdjaman selepas laga.

Djanur menyebut sebenarnya Persib tidak bermain istimewa untuk bisa mengalahkan Boaz Solossa dkk. "Kemenangan ini bukan pertandingan terbaik. Masih banyak pekerjaan rumah yang perlu dibereskan untuk mengembalikan Persib ke jajaran papan atas," ungkap Djanur yang comeback menggantikan Dejan Antonic.

Nakhoda Persipura, Jafri Sastra terpukul dengan kekalahan ini. "Ini hasil yang sangat mengecewakan dan tidak kami inginkan. Penalti yang didapatkan tim tamu membuat anak-anak kalah mental sehingga hasilnya sudah kita ketahui bersama bahwa kami kalah 0-2. Saya tidak melakukan perubahan strategi, dan salah satu faktor kekalahan adalah kelelahan pemain dan ada beberapa instruksi yang tidak bisa berjalan dengan baik," kata pria asli Payakumbuh, Sumatra Barat itu. 

Persib Bandung layak bersuka cita dengan pencapaian ini. Mereka mencetak sejarah kemenangan paling telak di kandang Persipura dalam rentang sembilan tahun terakhir.

4 dari 4 halaman

Klub-klub yang Merepotkan Persipura

Persipura kala bersua Persib di partai final ISL 2014. (Liputan6.com/Helmi Fitriansyah)

Menurut catatan statistik yang didapat Bola.com, sejak era Indonesia Super League bergulir pada 2008-2009 silam, Persipura Jayapura tidak selalu meraih kemenangan. Ada sejumlah klub yang sukses mengadang langkah Persipura di hadapan pendukungnya. Total 17 pertandingan Tim Mutiara Hitam gagal mendulang poin absolut. Berikut perinciannya:

TSC 2016

Persipura vs Persija 1-1

Persipura vs Bali United 0-0

Persipura vs Persib 0-2 

ISL 2014

Persipura vs Persepam Madura United 2-2

Persipura vs PSM Makassar 1-1

Persipura vs Mitra Kukar 1-1

ISL 2013

Persipura vs Arema Cronus 1-1

Persipura vs Pelita Bandung Raya 1-1

ISL 2011-2012

Persipura vs Persija 0-1

Persipura vs Persiwa 1-1

ISL 2010-2011

Persipura vs Semen Padang 1-1

ISL 2009-2010

Persipura vs Persiwa 1-1

Persipura vs Persisam Samarinda 2-2

Persipura vs Persitara Jakarta Utara 2-2

Persipura vs Persija 0-0

Persipura vs Persiba 1-1

ISL 2008-2009

Persipura vs Persijap 1-1

Berita Terkait