Bola.com, Jakarta Atlet-atlet negara peserta Olimpiade berbondong-bondong mengkritik sikap Komite Olimpiade Internasional (IOC) yang tak memberikan hukuman berat kepada Rusia terkait skandal doping yang menjerat Negara Beruang Merah tersebut.
Komite Olimpade Internasional (IOC), Minggu (24/7/2016), memutuskan memberikan kewenangan pemberian sanksi kepada tiap-tiap federasi olahraga. Seluruh atlet Rusia harus membuktikan tak terlibat doping jika ingin berpatipasi di Olimpiade 2016. Jika atlet terbukti bersih, maka harus diizinkan tampil di Olimpiade Rio.
Baca Juga
Pemegang rekor maraton dari Inggris, Paula Radcliffe, menyebutkan peristiwa tersebut sebagai hari yang menyedihkan untuk para atlet bersih. Sedangkan pemegang medali emas pada cabang balap sepeda dari Inggris, Chris Hoy, menganggap IOC menambah beban federasi di masing-masing cabang Olimpiade dengan menyerahkan tanggung jawab pemeriksaan doping atlet Rusia kepada mereka.
"Hari yang menyedihkan untuk olahraga bersih," tulis Radcliffe di akun media sosialnya.
"Keputusan ini memperlihatkan bahwa IOC melanggar janji mereka untuk menciptakan kompetisi yang setara. Sangat tidak adil memberikan beban pada federasi olahraga dalam waktu yang singkat dan sumber daya yang seadanya untuk menemukan pelanggaran atlet Rusia," ujarnya.
Bahkan, peraih medali emas dalam cabang dayung pada Olimpiade London dari Inggris, Andrew Hodge, menegaskan IOC tidak berfungsi layaknya otoritas olahraga.
"IOC tidak berguna, seperti yang saya katakan minggu lalu, negara macam apa yang menginginkan seluruh atletnya tidak mengikuti Olimpiade," tulis Hodge.
Tetapi, ada juga atlet yang menyambut baik sikap IOC tersebut dan membela delegasi Rusia. Atlet lari jarak jauh dari Amerika Serikat, Kara Goucher, menilai tidak adil jika seluruh delegasi Rusia tidak bisa bertanding di Olimpiade, sedangkan ada negara yang berhasil meloloskan atletnya dengan tuduhan serupa.
"Jadi ketika Anda adalah atlet Rusia dan kena sanksi doping, Anda tidak bisa mengikuti Olimpiade, sedangkan Amerika Serikat sempat mengirimkan atlet mereka yang terkena doping," ucapnya.
Kara merujuk kepada atlet lari estafet, Tyson Gay, yang ditemukan menggunakan doping jenis steroid pada Olimpiade London 2012, oleh Badan Anti Doping Amerika Serikat atau USADA.
Sumber: ABC, BBC