Bola.com, Jakarta - Pelatih timnas Indonesia Alfred Riedl tengah berpacu dengan waktu untuk mempersiapkan timnas yang akan tampil di ajang Piala AFF 2016 yang digelar di Myanmar dan Filipina pada bulan November. Alfred dan para asistennya sudah memantau pertandingan yang melibatkan klub di kompetisi Torabika Soccer Championship presented by Ooredoo.
Baca Juga
Pelatih asal Austria itu tentu sudah menyimpan nama-nama pemain yang akan dipanggil buat mengikuti seleksi timnas. Saat menangani timnas di Piala AFF 2010, Alfred mengorbitkan pemain muka baru di timnas senior seperti M. Nasuha, Zulkifli Syukur, Irfan Bachdim hingga Oktovianus Maniani. Sederet pemain tersebut kemudian sempat menjadi tulang punggung timnas.
Kini, setelah pemain yang kerap jadi andalan di timnas sudah memasuki usia veteran, patut buat ditunggu siapakah pemain muka baru yang bakal dipanggil oleh Alfred. Berdasarkan penampilan di kompetisi, ada sejumlah nama yang layak diberi kesempatan untuk menjalani seleksi. Siapa saja mereka?
Teja Paku Alam
1. Teja Paku Alam (Kiper/Sriwijaya FC)
Timnas Indonesia patut bersyukur karena di posisi kiper stok pemain cukup melimpah. Saat era Kurnia Meiga, I Made Wirawan, dan Dian Agus Prasetyo belum usai, kini sudah muncul nama Teja Paku Alam. Kiper Sriwijaya FC ini baru berusia 22 namun sudah dipercaya oleh pelatih Widodo C. Putro untuk menjadi kiper utama.
Teja adalah salah satu pemain yang pernah dikirim ke Uruguay untuk berlatih bersama tim SAD Indonesia. Pemain bertinggi badan 177 cm ini sempat juga memperkuat tim Sriwijaya U-21.
Sepanjang kompetisi Torabika Soccer Championship presented by IM3 Ooredoo, Teja bermain dua kali. Ia hanya kebobolan sembilan kali. Belakangan, posisi penjaga gawang Laskar Wong Kito diisi oleh Yogi Triana.
Teja terpaksa diparkir karena menderita sakit demam berdarah. Jika kondisinya belum juga pulih, hal ini yang mungkin akan menjadi salah satu ganjalan buat Teja guna menerima panggilan seleksi ke timnas Piala AFF.
Zalnando
2. Zalnando (Bek kiri/Sriwijaya FC)
Pelatih Sriwijaya FC, Widodo C. Putro, harus memilih satu pemain buat mengisi posisi bek sayap kiri untuk mengarungi kompetisi Torabika Soccer Championship 2016. Widodo punya Wildansyah dan pemain muda Zalnando di posisi itu.
Zalnando yang berusia lebih junior nyatanya lebih banyak diberi kesempatan untuk bermain, yaitu tujuh kali, ketimbang Wildansyah yang menjadi starter sebanyak enam kali.
Pemain kelahiran Bandung itu baru berusia 19 tahun. Meski masih muda, Zalnando yang merupakan eks anggota tim Sriwijaya FC U-21 itu bisa menjawab kepercayaan yang diberikan oleh pelatih kepadanya.
Tipikal permainan Zalnando yang kuat dalam bertahan dan cukup rajin membantu serangan menjadi salah satu nilai plus. Salah satu kekurangan pengidola bek timnas di Piala AFF 2010, M. Nasuha, ini mungkin hanya dalam hal jam terbang dan pengalaman internasional.
Johan Ahmad Farizi
3. Johan Ahmad Farizi (bek kiri/Arema Cronus)
Sejak M. Nasuha terkena cedera lutut parah, posisi bek sayap kiri timnas senior Indonesia menjadi lowong. Tak ada pemain yang menempati posisi itu dan bisa bertahan secara konsisten di timnas.
Kini nama Johan Ahmad Alfarizi pantas dikedepankan untuk menjadi pengisi pos bek sayap kiri di timnas senior. Pemain berusia 26 tahun ini tipikal bek sayap modern.
Selain kuat dalam bertahan, pemain yang akrab disapa Alfarizi ini juga cermat saat membantu serangan. Tak heran kalau posisi starter di bek sayap kiri Arema menjadi miliknya.
Pemain yang pernah dipinjamkan ke Persija ini mengoleksi satu gol dalam 11 penampilannya bersama tim Singo Edan. Hanya saja, ia harus lebih bisa mengontrol emosi. Koleksi tiga kartu kuning dan satu kartu merah adalah indikator pemain produk asli akademi Arema ini harus bisa tampil lebih tenang saat berlaga.
Ichsan Kurniawan
4. Ichsan Kurniawan (gelandang tengah/Sriwijaya FC)
Tak mudah buat gelandang muda seperti Ichsan Kurniawan untuk mendapat menit bermain di tim yang dijejali pemain bintang seperti Sriwijaya FC. Di lini tengah, Ichsan harus bersaing dengan pemain yang jauh lebih senior seperti Firman Utina, Eka Ramdani, Achmad Jufriyanto hingga pemain asing Yu Hyun-koo.
Namun eks pemain SFC U-21 ini membuktikan kematangan mental dan ketenangannya dalam bermain di lini sentral. Ichsan yang lahir di Ogan Komering Ulu, Sumsel ini, tak canggung kala harus berdampingan dengan pemain senior untuk menggalang lini tengah SFC.
Sejauh ini Ichsan sudah tampil sebanyak 10 kali dan mencetak satu gol. Tidak buruk buat pemain yang baru berusia 20 tahun.
Ambrizal Umanailo
5. Ambrizal Umanailo (gelandang sayap/Persija)
Posisi dan penampilan Persija saat ini sedang buruk. Namun penampilan Ambrizal Umanailo tak ikut tenggelam dan memburuk.
Sejak awal penampilannya ketika Persija dijamu Persipura, penampilan pemuda kelahiran Ambon sudah mencuri perhatian. Pemain berusia 20 tahun ini lincah beroperasi di sisi sayap.
Lantaran penampilan Ambrizal yang cukup stabil, pelatih Paulo Camargo tak khawatir ketika pemain yang lebih senior, Ramdani Lestaluhu, memutuskan untuk hengkang. Ambrizal sejauh ini sudah tampil sebanyak 12 kali, mencetak satu gol dan assist.
Irsyad Maulana
6. Irsyad Maulana (gelandang sayap/Semen Padang)
Pelatih Semen Padang, Nilmaizar, beruntung memiliki gelandang sayap seperti Irsyad Maulana. Tak hanya jitu dalam mengirim umpan, Irsyad juga tajam dalam urusan mencetak gol.
Irsyad lebih sering beroperasi di sektor gelandang sayap kiri. Dari posisi itu, ia kini punya koleksi empat gol dan tiga assist dari 12 kali penampilan.
Dengan penampilan seperti sekarang, jika dipanggil seleksi timnas Piala AFF, Irsyad punya modal buat bersaing dengan pemain yang sudah lebih dulu menjadi langganan timnas. Pada posisi sayap kiri, Irsyad bakal bersaing dengan pemain seperti Boaz Solossa (Persipura), Andik Vermansah (Selangor), atau Ferdinand Sinaga (PSM).
Dendi Sulistyawan
7. Dendi Sulistyawan (penyerang/Persela)
Di tengah krisis penyerang yang sedang dialami oleh timnas Indonesia, munculnya Dendi Sulistyawan menjadi sebuah oase segar. Dendi bukan tipikal striker target man. Gaya mainnya liar dan mengandalkan kecepatan sprint untuk menusuk ke pertahanan lawan.
Saat masih ditangani Stefan Hansson, pemain berusia 19 tahun ini tak banyak mendapat kepercayaan untuk tampil sebagai starter. Namun keadaan berubah ketika Hansson digantikan oleh Sutan Harharah.
Dendi diberi kepercayaan untuk tampil mendampingi penyerang impor, Herman Dzumafo. Hasilnya, striker jebolan Persela U-21 itu unjuk gigi. Ia mencetak tiga gol dan menghasilkan dua assist. Sebuah catatan yang lumayan buat striker asli Indonesia yang belakangan ini kian sulit mendapat panggung di kompetisi negeri sendiri.