Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia merupakan mimpi semua pesepak bola Indonesia, tak terkecuali bagi Ambrizal Umanailo. Pesepak bola muda milik Persija Jakarta ini muncul sebagai pemain yang masuk dalam daftar pemain seleksi skuat Garuda.
Namanya memang baru terdengar di dunia sepak bola Indonesia lewat ajang Torabika Socccer Championship presented by IM3 Ooredoo. Tapi, tekad kuat anak Ternate ini langsung mencuri perhatian publik bola Indonesia.
Aksinya bersama Persija berhasil memukau. Liukan Ambrizal yang lincah mengingatkan pada pemain-pemain legendaris macam Iswadi Idris, Abdul Kadir, hingga Boaz Solossa. Bakat besar Ambrizal ditemukan oleh Villa 2000 yang mengambilnya dari kampung Bacan di Ternate.
Baca Juga
Kepada Bola.com, Ambrizal bercerita tentang perkenalannya dengan sepak bola. Pemain mungil ini menikmati sepak bola sebagai olah raga pada masa kecilnya. Semua hal yang berbau bola ia lahap bersama teman-temannya di kampung. Bahkan pada usia belia, pemain yang akrab disapa Umay itu sudah akrab dengan si kulit bundar.
“Dahulu saya kenal sepak bola sebatas main-main di kampung saja sama teman-teman. Waktu itu saya kelas 2 SD, sudah bermain sepak bola. Senang saja bermain sepak bola, apalagi saat kumpul-kumpul dengan teman, pasti main sepak bola,” cerita Umay, sapaan akrab Ambrizal.
Ternyata bakat besarnya dilihat oleh salah satu klub di Tangerang Selatan, yakni Villa 2000. Umay yang waktu itu sedang asyik bermain sepak bola, tiba-tiba mendapat tawaran merantau ke Pulau Jawa oleh salah satu pelatih di kampungnya. Tak ingin kesempatan hilang, Umay pun langsung mengiyakan tawaran tersebut.
Saat itu usia Umay masih 15 tahun. Sebagai pemain muda, Umay langsung berlatih tekun di akademi Villa 2000. Keuletannya itu membuahkan hasil. Umay berhasil masuk ke tim Villa U-17 dan diikutkan ke Piala Suratin U-17 tahun 2012.
“Saat itu datang tawaran dari Villa 2000. Saya langsung tertantang untuk meratau bermain sepak bola. Apalagi menjadi pemain profesional menjadi cita-cita saya dari kecil dan alhamdulilah saya bisa mengembangkan permainan saya di Villa 2000,” lanjut pemain kelahiran Ambon, 12 Juni 1996.
Kerja Keras di Villa 2000
Pencapaian Umay di Villa 2000 tergolong hebat. Dalam usia muda ia berhasil menembus tim Villa 2000 B yang bermain di Liga Nusantara nasional. Tak berselang lama, Villa 2000 senior yang bermain di Divisi Utama Liga Indonesia, memberikan kesempatan untuk Umay menunjukan kemampuannya.
Matang di level kompetisi junior bersama Villa U-16 dan U-18, Umay pun tampil sebagai pilar penting Villa 2000 di Divisi Utama. Saat itulah, bakat Umay dilihat oleh Ketua Umum Persija, Ferry Paulus. Jelang persiapan tim Persija untuk Piala Jenderal Sudirman, Umay diberi kesempatan untuk berlatih bersama tim senior Persija.
Pada saat itu Pelatih Bambang Nurdiansyah belum memberikan kesempatan untuk debut bersama tim senior. Tapi, dirinya sangat senang bisa berlatih dengan klub sebesar Persija.
“Mungkin saat itu Pak Ferry melihat saya berlatih dan bermain saat masih di Villa 2000. Apalagi Pak Ferry juga sering melihat saya saat Villa 2000 bermain di Divisi Utama. Ajakan Pak Ferry untuk berlatih di tim senior Persija tidak saya sia-siakan,” kata Umay.
Bak gayung bersambut, Umay masuk dalam skema permainan Persija untuk kompetisi TSC. Pelatih Paulo Camargo menempatkan Umay sebagai pemain inti di sektor sayap kiri. Camargo memberikan kesempatan berharga bagi Umay untuk debut di kompetisi sepak bola profesional Indonesia.
“Pertandingan melawan Persipura di Jayapura begitu berkesan bagi saya. Pertandingan tersebut mejadi debut saya sebagai pemain sepak bola profesional di klub besar seperti Persija. Pertandingan tersebut tidak bisa saya lupakan begitu saja,” lanjut pemain yang kini menjadi idola baru pendukung Persija, The Jakmania.
Dalam pertadingan itu pula, Umay bermain baik. Pergerakannya, tak bisa dibendung oleh pemain-pemain belakang Persipura. Bahkan gol Ade Jantra, lahir berkat skema permainan yang didalamnya termasuk pergerakan Umay dalam mengirim umpan. Persija pun mampu meraih satu poin di Jayapura.
Gaji Pertama
Status Umay pun kini sudah menjadi pemain profesional yang identik dengan bayaran tinggi. Saat pertama kali datang ke Villa 2000, Umay mengaku dirinya tidak mendapatkan honor bermain sepak bola. Umay tak begitu mementingkan honor, karena ada mimpi yang ia kejar lewat sepak bola.
“Saat masih pertama bergabung di Villa 2000 saya masih memperkuat tim akademi. Jadi saya pun belum mendapat honor. Tapi yang penting saat itu saya hanya memikirkan berlatih saja, apalagi saya juga butuh berkembang, jadi tidak memikirkan honor,” beber Umay.
Tapi sejak di Persija, pendapatan Umay pun berubah. Sebagai pemain pro, Umay mendapat gaji dari klub yang dibelanya. Pemain bernomor punggung 17 itu pun tak melupakan jasa besar bagi orang yang membuatnya seperti sekarang. “Gaji pertama saya, langsung dikirim ke Ternate untuk orang tua,” lanjutnya.
Bersama Persija, Umay ingin mewujudkan mimpi besarnya sebagai pemain timnas. Setiap pekan TSC, ia berusaha untuk bisa memberikan penampilan terbaik. Dalam latihan, Umay menjadi pemain yang paling giat dan antusias melahap semua menu latihan yang diberikan oleh Paulo Camargo.
“Yang namanya pemain sepak bola, belum bisa dibilang sukses jika belum membela timnas Indonesia. Kalau memang ada rezeki dan panggilan, saya siap untuk datang dan memberikan yang terbaik bagi Indonesia,” kata Umay penuh percaya diri.
Saat ini namanya masuk menjadi salah satu pemain yang akan diseleksi oleh pelatih Alfred Riedl. Siapkah Umay mewujudkan mimpinya membela Garuda? “Insya Allah saya siap main di timnas Indonesia,” tandas Umay mengakhiri obrolan.