Bola.com, Jakarta - Ketua Umum PSSI, La Nyalla Mattalitti, tidak bisa hadir dalam Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta Utara, Rabu (3/6/2016). Namun, La Nyalla tetap membuka KLB PSSI melalui surat yang dibacakan pimpinan kongres, Hinca Panjaitan.
La Nyalla berhalangan hadir karena masih dibelit kasus korupsi dana hibah Kadin Jatim. Melalui suratnya, pria 57 tahun itu secara tidak langsung siap untuk lengser dari jabatannya sebagai Ketua Umum PSSI.
Ia pun menyampaikan harapannya terhadap sosok calon Ketua Umum yang baru serta orang-orang yang nantinya akan menjalankan PSSI.
Baca Juga
Berikut petikan isi surat La Nyalla Mattalitti untuk membuka KLB PSSI:
"Saya memang pernah dan berulangkali mengatakan, bahwa saya akan menyerahkan mandat kepemimpinan, apabila yang meminta adalah anggota PSSI yang memilih saya. Dan itu sudah terjadi. Anggota PSSI yang kemarin di KLB Surabaya memilih saya, sekarang meminta kembali mandatnya. Karena itu saya harus konsisten dengan pernyataan saya.
Baik. KLB harus dijalankan. Bahkan saya berdoa agar Kongres pemilihan nanti dapat memilih Presiden PSSI yang terbaik bagi sepak bola kita.
Kongres yang saya hormati,
Perjalanan PSSI hingga hari ini harus menjadi hikmah bagi kita semua untuk menjadikan sejarah hari sebagai momemtum rekonsiliasi dan reformasi PSSI.
Saya meminta semua keluarga besar PSSI bersatu kembali dalam rumah sepak bola ini. Semua tokoh dan pelaku sepakbola yang kemarin sempat terlibat konflik dualisme organisasi harus diterima kembali ke dalam rumah besar kita, rumah sepakbola ini; PSSI.
Rekonsiliasi dan rehabilitasi semua tokoh dan pelaku sepakbola nasional kita. Mantan Ketua Umum Pak Djohar Arifin Husein harus kita terima di rumah besar kita. Begitu pula anggota komite eksekutif hasil KLB Solo, Saudara Farid Rahman, Saudara Sihar Sitorus, Saudara Bob Hippy, Saudara Widodo, Saudari Toety Dau dan almarhum Saudara Mawardi Nurdin, harus kita rangkul kembali sebagai keluarga besar di rumah sepak bola kita.
Rekonsiliasi dan rehabilitasi ini saya harap dapat dilakukan dengan memutihkan putusan hukuman badan yudisial PSSI terhadap beliau-beliau tersebut.
Kongres yang saya hormati,
Saya pernah mendengar bahwa Presiden RI Bapak Joko Widodo berharap PSSI dijalankan dengan profesional oleh orang yang mengerti dan menjiwai sepak bola. Sehingga organisasi ini akan lebih cepat menuju prestasi yang kita harapkan.
Karena itu saya mendukung, agar organisasi ini dipimpin oleh sosok yang telah teruji mengabdikan dirinya kepada sepak bola. Hal itu juga harus kita lakukan sampai di level PSSI Provinsi. Sehingga PSSI akan diisi oleh orang-orang yang peduli dan bekerja untuk sepak bola. Bukan disibukkan dengan tugas-tugas lain yang menyita perhatian.
Namun, harus diingat bahwa integritas adalah harga mati. PSSI harus dihindarkan dari para perusak sepak bola. Mereka yang rela mengorbankan sepak bola melalui praktik-praktik pengaturan skor dan perilaku buruk lainnya."