Bola.com, Jakarta - Juara dunia MotoGP 2007 dan 2011, Casey Stoner, melihat kehadiran perangkat elektronik yang dipakai di ajang MotoGP sekarang membawa pengaruh buat kemampuan membalap para rider. Perangkat elektronik itu dipakai untuk mengurangi resiko kecelakaan, terutama saat pebalap menikung.
Baca Juga
"Perangkat elektronik itu membuat selisih waktu antar pebalap di sesi kualifikasi amat tipis. Pada sesi kualifikasi pebalap hanya tinggal melakukan pengereman sedekat mungkin dengan tikungan, membelokkan motor, dan perangakt eletronik akan melakukan sisanya. Tak ada lagi skill yang dibutuhkan," kata Stoner dalam wawancaranya dengan Australian Motor Cycle News, Rabu (3/8/2016).
Saat ini, semua pebalap memakai perangkat elektronik yang sama, produksi Magneti Marelli. Alat ini baru dipakai musim 2016, setelah pada 2012 hingga 2015 setiap tim diperbolehkan memakai perangkat elektronik sendiri. Penyeragaman ini bertujuan untuk mengurangi gap antara tim pabrikan yang memiliki dana besar buat melakukan pengembangan dan tim kecil yang dananya terbatas.
Stoner yang kini menjadi pebalap penguji Ducati menilai perangkat elektronik yang seragam ini memudahkan pebalap dengan skill pas-pasan.
"Perangkat ini membantu pebalap yang tak bisa mengontrol motor dengan baik. Pada masa lalu, pebalap dengan skill yang lebih baik bisa menyusul pebalap lain yang kesulitan mengendarai motornya di tikungan. Sekarang hal itu jarang terjadi karena semua pebalap seperti dimudahkan," lanjut Stoner yang meraih gelar juara dunia bersama Ducati dan Honda ini.
Pria yang kini berusia 30 tahun ini memang dikenal sebagai pebalap dengan skill istimewa. Ia menjadi salah satu pebalap yang bisa menaklukkan keliaran mesin Ducati Desmosedici dan menjadi juara dunia bersama motor pabrikan Italia tersebut.
Menurut Stoner, perbedaan skill pebalap masih tetap bisa terlihat saat lomba. Situasi saat kualifikasi dan lomba berbeda, sehingga skill pebalap akan menjadi salah satu faktor penentu.
"Saat lomba, pebalap tidak bisa selalu melakukan pengereman yang terlambat yang sempurna. Itu yang membuat selisih waktu besar tetap bisa terjadi," kata Stoner.