Bola.com, Serui - Hingga pekan ke-14 Torabika Soccer Championship (TSC) 2016 presented by IM3 Ooredoo, para penyerang asing menguasai daftar top scorer. Bomber asal Brasil milik Barito Putera Luis Carlos Junior memimpin dengan 12 gol. Berikutnya disusul Pablo Aracil Rodriguez (Madura United) dan Marcel Sacramento (Semen Padang) masing-masing 10 gol, Alberto Goncalves (Sriwijaya FC/8), Shohei Matsunaga (Persiba Balikpapan/7).
Di antara nama-nama penyerang impor tersebut hanya Rudi Widodo (Bhayangkara Surabaya United) yang mampu menerobos dengan koleksi lima golnya. Rudi Widodo sejajar dengan rekan satu timnya, Thiago Furtuoso, dan Marlon Da Silva (Mitra Kukar)
Yang menarik, mayoritas penyerang subur itu para pendatang baru. Hanya Alberto Goncalves dan Shohei Matsunaga, pemain asing yang terbilang lama berkiprah di sepak bola profesional Indonesia.
Striker milik Arema Cronus, Cristian Gonzales, yang notabene peraih tiga gelar top scorer di Indonesia belum bisa menyusul para rivalnya tersebut. Juga tidak ada nama Boaz Solossa dari Persipura yang juga menyabet gelar penyerang tersubur di era ISL. Inikah bukti Indonesia mengalami krisis striker?
Baca Juga
Kondisi ini memicu penasaran para pelaku sepak bola itu sendiri, seperti pelatih Perseru, Hanafi. Pelatih asal Jatim itu pun angkat bicara.
"Inilah dampak profesionalisme. Klub-klub bersaing mengejar prestasi. Agar tim sering meraih kemenangan, otomatis mereka harus sering mencetak gol. Makanya, klub-klub mencari penyerang yang haus gol," kata Hanafi.
Lantaran stok striker lokal mumpuni sangat terbatas, lanjut Hanafi, klub-klub berburu striker asing yang secara kualitas lebih bagus. Selain untuk mengangkat performa tim, pemain asing juga dimanfaatkan untuk mendongkrak nilai jual klub di mata sponsor dan penonton.
"Sebenarnya bila melihat fakta ini, kita harus merasa miris karena kompetisi atau turnamen profesional seharusnya untuk melahirkan pemain lokal berkualitas yang nantinya jadi tulang punggung timnas Indonesia. Rudi Widodo mewakili penyerang lokal, namun usia emasnya sudah lewat," tutur Hanafi.