Bola.com, Bandung - Persib Bandung hingga kini terus mencari solusi atas lisensi kepelatihan Djadjang Nurdjaman yang belum sesuai regulasi seperti yang diterapkan dalam Torabika Soccer Championship (TSC) 2016 presented by IM3 Ooredoo. Hal itu ditegaskan Direktur PT Persib Bandung Bermartabat (PBB) selaku pengelola Persib, Zaenuri Hasyim.
Seperti diketahui, untuk menangani tim peserta TSC 2016, pelatih harus mengantongi minimal lisensi A AFC. Sementara Djanur, sapaan Djadjang, baru memiliki lisensi B AFC. Hal itu mendapat sorotan dari Menpora RI, Imam Nahrawi, belum lama ini. Dari seluruh peserta TSC 2016, disebutkan tiga pelatih yang belum berlisensi A AFC, yakni Djadjang Nurdjaman (Persib), Jan Saragih (Persija), dan Suharto AD (PS TNI).
"Kami memang sedang memikirkan masalah aturan itu, seperti yang dilontarkan Menpora. Sebenarnya bukan Persib saja kan, ada tim lain juga yang kondisinya sama dengan Pak Djanur. Kami tidak diam saja, kami akan usahakan agar Djanur tetap mendampingi tim Persib," ujar Zaenuri.
Baca Juga
Zaenuri menambahkan tidak menutup kemungkinan manajemen Persib akan mencari pelatih berlisensi A AFC, tetapi Djanur tetap sebagai nahkoda tim di lapangan, seperti halnya saat Persib berlaga di Piala AFC lalu.
"Ada kemungkinan kami cari pelatih yang lisensinya sesuai aturan, sama seperti Persib waktu berlaga di AFC. Tapi, tidak harus dia (Emral Abus), yang lain juga bisa kan. Nanti akan kami bicarakan," jelas mantan Pangdam III/Siliwangi ini.
Saat menjalani Piala AFC 2015, khususnya pada pertandingan, Djanur tetap ada di bangku cadangan Persib namun statusnya bukan sebagai pelatih kepala karena jabatan itu digantikan sementara oleh Emral Abus. Saat keseharian, posisi pelatih kepala tetap dipegang pelatih yang sukses mempersembahkan gelar juara ISL 2014 itu. Solusi seperti inilah yang mungkin akan kembali diterapkan manajemen Persib agar Djanur tetap berada dalam tim.
Sementara manajer Persib Bandung, Umuh Muchtar, sempat mengatakan masalah lisensi pelatih lebih diserahkan kepada PT Gelora Trisula Semesta (GTS) selaku pihak penyelenggara turnamen. "Kenapa tidak sejak awal, ketika sudah berjalan baru ramai, masak kami harus ganti pelatih lagi. Kami serahkan ke PT GTS saja," ucap Umuh belum lama ini.