Jejak 9 Pemain Prancis Dalam Sejarah Manchester United

oleh Arinaldo Habib Pratama diperbarui 11 Agu 2016, 09:59 WIB
Eric Cantona (kiri) saat beraksi pada laga mengenang tragedi Munchen, di Stadion Old Trafford, Manchester (18/8/1998). Cantona menjadi satu di antara legenda Manchester United. (EPA/Tony Spencer)

Bola.com, Manchester - Paul Pogba menjadikan Manchester United sebagai perahu karier mulai musim depan. Keberadaan pemain berkulit legam tersebut membuat sejarah Prancis di kubu Setan Merah tak terputus.

Advertisement

Hasil penelusuran Bola.com, Pogba menjadi pemain ke-10 asal Prancis yang merumput di Stadion Old Trafford. Berikut ini 9 pemain asal negeri pemilik Menara Eiffel yang pernah membela Manchester United. 

2 dari 10 halaman

1

1. Laurent Blanc

Blanc berkostum Manchester United pada periode 2001-2003. Ia terkenal sebagai sosok bek sentral tangguh, yang bermain tanpa kompromi serta pandai membaca arah permainan lawan. Blanc memiliki catatan menarik, yakni menjadi satu di antara pencetak gol tertua di area Liga Champions. Momen tersebut berlangsung pada tahun 2003. Golnya ke gawang Boavista terjadi saat berusia 36 tahun dan 338 hari. 

Usia tersebut lebih tua dari Paolo Maldini yang mencetak gol untuk AC Milan di Liga Champions, pada saat berhadapan dengan Liverpool tanggal 25 Mei 2005. Saat itu Maldini berusia 36 tahun dan 333 hari. Blanc merasakan satu gelar bersama Manchester United, yakni trofi Premier League 2002-2003.

3 dari 10 halaman

2

2. William Prunier

Ia hanya bermain dua pertandingan sepanjang musim 1995-1996. Catatan tersebut membuatnya 'kapok' berada di Manchester United. Pada tahun berikutnya, ia lebih memilih untuk menolak perpanjangan masa pinjam. Sayang, ia tak bisa kembali ke klub asalnya, Bordeaux. Sebenarnya Manajer Manchester United, Sir Alex Ferguson sangat menginginkan keberadaannya di Old Trafford. Kemampuan serba bisa yang dimiliki Prunier menarik perhatian. Sayang, sang pemain sudah tak nyaman, sehingga memutuskan untuk pergi.

4 dari 10 halaman

3

3. David Bellion

Ia bergabung dengan Manchester United pada 2003. Setan Merah harus merogoh kocek 2 juta pounds atau sekitar Rp 28 miliar untuk mendatangkan sang striker ke Old Trafford. Sayang, sepanjang 2003-2004, ia hanya mencetak dua gol. Tak bersinar, ia dipinjamkan ke West Ham United pada awal musim 2005-2006. Selama membela Manchester United, ia menuai trofi juara Community Shield.

5 dari 10 halaman

4

4. Gabriel Obertan

Sosoknya sempat digadang-gadang sebagai The Next David Ginola, yang menggambarkan kemampuannya dalam mengolah si kulit bundar. Ia juga masuk nomine pengganti peran Eric Cantona. Sayang, ekspektasi tersebut justru menjadi beban. Alhasil. sepanjang bermain untuk Manchester United, ia hanya sanggup melesakkan 2 gol dalam 14 pertandingan bersama tim utama Setan Merah.

6 dari 10 halaman

5

5. Mikael Silvestre

Kemampuannya dalam menjaga area pertahanan tak diragukan lagi. Manchester United merekrut Silvestre dari Inter Milan pada awal musim 1999. Ia langsung memberi dampak positif dengan permainan solid. Hebatnya, dia bisa beroperasi di dua lokasi, yakni area bek sentral dan bek kiri. Sepanjang bersama Manchester Merah, Silvestre merasakan 5 gelar juara Premier League (1999-2000, 2000-20001, 2002-2003, 2006-2007 dan 2007-2008), 1 trofi Piala FA (2004), sekali juara Piala Liga Inggris (2006), 2 Community Shield (2003, 2007), 1 Liga Champions (2007-2008) dan jawara di Piala Interkontinental (1999).

7 dari 10 halaman

6

6. Louis Saha

Saha bergabung dengan skuat Manchester United pada awal musim 2004-2005. Ia gagal bermain secara reguler, namun ikut menjadi faktor penting raihan juara Premier League 2006-2007 dan 2007-2008. Selain itu, Saha juga membawa Setan Merah meraih trofi Piala Liga Inggris 2005-2006 dan Liga Champions (2007-2008). Saha terkenal sebagai striker yang punya determinasi tinggi, skill-full, pantang menyerah dan punya daya jelajah tinggi. Meski tak menjadi striker utama, ia mampu mengemas 42 gol dalam 124 partai.

8 dari 10 halaman

7

7. Eric Cantona

Publik Old Trafford kaget dengan pembelian Cantona. Fans tidak yakin si bengal bisa menuruti apa kata manajer. Apalagi saat itu Cantona harus bersaing dgn 3 striker lainnya, yakni Brian McClair, Mark Hughes dan Dion Dublin. Publik menganggap Cantona sulit untuk mendapat tempat di tim inti. Namun keberuntungan hinggap ke diri Cantona. Cedera Dion Dublin membawa berkah tersendiri. Ia tak menyia-nyiakan kesempatan saat menjalani debut pada partai Derby Machester (6/12/1992). Bermain sebanyak 22 caps dan mencetak 9 gol cukup buat Cantona membawa United menjadi juara Premier League 1992/1993. Berkat kaki emasnya, dia berhasil memenangkan 4 Premier League ( 1992–1993, 1993–1994, 1995–1996, 1996–1997), dan 2 Piala FA (1993–1994, 1995–1996). Sayang, karier cemerlang bersama Manchester United harus tercoreng akibat beberapa ulah dan ucapan kontroversial, termasuk satu yang paling terkenal; sepakan ala tendangan kung-fu ke arah fans Cyrstal Palace.

9 dari 10 halaman

8

8. Patrice Evra

Pada 6 Januari 2006, Evra resmi pindah ke Manchester United dari AS Monaco. Di klub inilah, prestasi Evra lebih berlimpah. Meskipun sempat mengalami kesulitan beradaptasi, Evra berhasil mengantarkan United meraih gelar Liga Champions 2007-2008. Pada musim yang sama, United berhasil meraih gelar Liga Inggris. Sejak saat itu, Evra mengumpulkan 5 trofi Premier League (2006–2007, 2007–2008, 2008–2009, 2010–2011 dan 2012–2013), serta 3 Piala Liga (2005–2006, 2008–2009, 2009–2010). Evra menjadi satu di antara bek kiri legendari Manchester United.

10 dari 10 halaman

9

9. Fabian Barthez

Siapa yang tak kenal sosoknya?. Penampilannya mudah dikenali, yakni kepala plontos. Satu lagi, kepala botaknya selalu mendapat ciuman Laurent Blanc sebelum pertandingan dimulai. Empat musim berseragam The Red Devils sejak tahun 2000, Barthez merebut dua gelar juara Premier League. 

Berbagai Sumber

Berita Terkait