Kisah Atlet Termuda dan Tertua di Olimpiade

oleh Yus Mei Sawitri diperbarui 12 Agu 2016, 13:30 WIB
Atlet termuda, Gaurika Singh dan atlet tertua, Marry Hanna, di Olimpiade Rio 2016. (EPA)

Bola.com, Rio de Janeiro - Jarak 46 tahun memisahkan atlet termuda dan tertua di Olimpiade Rio de Janeiro 2016. Menurut catatan di situs resmi Olimpiade, atlet termuda yang tampil di Rio de Janeiro adalah perenang Nepal, Gaurika Singh, yang masih berusia 13 tahun. Sedangkan yang tertua adalah Mary Hanna, atlet equestrian dari Australia yang berumur 61 tahun.

Seperti dilansir CNN, Jumat (12/8/2016), sebenarnya tak ada batasan umur spesifik untuk berpartisipasi di ajang Olimpiade. Setiap federasi olahraga punya aturan limit usia masing-masing.

Advertisement

Selain Marry Hanna, sejumlah atlet yang sudah masuk kategori “tua” ambil bagian di Olimpiade Rio. Sebut saja, atlet cabang atletik dari AS, Meb Keflezighi, yang sudah berusia 41 tahun dan atlet Inggris Raya, Jo Pavey, yang menginjak usia 42 tahun.

Perbedaan umur lebih ekstrem ditemukan pada olimpiade-olimpiade pada masa lalu. Olimpian termuda yang berhasil membawa pulang medali adalah Dimitrios Loundras yang masih berusia 10 tahun saat tampil di Olimpiade 1896.

Dalam sebuah penelitian, diketahui ada seorang atlet yang masih sangat muda asal Prancis yang ambil bagian dalam pertandingan dayung pada Olimpiade 1900. Dia hadir dalam upacara penyerahan medali dan difoto. Namun, meskipun diteliti selama bertahun-tahun, nama dan umurnya tak pernah diketahui. Kemungkinan, dia baru berusia 7 hingga 12 tahun.

Berbeda dengan cerita Oscar Swahn. Atlet menembak asal Swedia ini sudah berusia 72 tahun ketika tampil pada final Olimpiade 1920. Dia menyudahi kariernya dengan raihan enam medali, tiga di antaranya emas. Sampai sekarang, dia masih menjadi peraih medali tertua dalam sejarah olimpiade.

Jadi, seberapa besar usia memengaruhi kemampuan atlet untuk berkompetisi? Jawabannya tergantung jenis olahraga yang digelutinya. Bertambahnya usia menjadi kekhawatiran bagi sejumlah atlet, tapi bagi sejumlah atlet lain, semakin tua justru menguntungkan.

“Usia adalah faktor yang memiliki pengaruh besar, tergantung apa olahraganya. Usia emas untuk atlet menembak adalah pertengahan 30 tahun hingga 40 tahun karena pengalaman memainkan peranan besar,” kata Bret Erickson, seorang atlet menembak AS yang tampil di empat Olimpiade.

Di cabang senam, atlet termuda seringkali yang tersukses. Pada 2012, seluruh atlet peraih medali di nomor individu di semua kategori usianya lebih muda daripada 18 tahun. Ada keuntungan biomechanical dengan ukuran tubuh kecil di olahraga ini. Menjaga berat badan lebih ringan dan ukuran tubuh lebih pendek sangat menguntungkan bagi pesenam. Pada usia 19 tahun dengan tinggi badan 144 cm, pesenam AS, Simone Biles, telah menjadi juara dunia sebanyak tiga kali.

Batas usia atlet terus jadi perdebatan dalam 40 tahun terakhir. Pada 1997, Federasi Senam Internasional menaikkan batas usia minimum untuk tampil di Olimpiade, dari 15 tahun menjadi 16 tahun. “Level tertinggi olahraga senam bisa dengan mudah dicapai pada usia 14 dan 15 tahun. Namun, beberapa atlet kehilangan kesempatan sekali seumur hidup karena mungkin mereka satu tahun lebih muda (dibanding batas usia) saat Olimpiade berlangsung. Kemudian harus menunggu empat tahun berselang sangat mustahil di olahraga ini,” kata John Geddert, seorang pelatih senam di Olimpiade 2012.

Menurut dia, seharusnya tak ada batasan yang terlalu kaku. “Mari biarkan atlet terbaik di dunia berkompetisi di panggung dunia,” imbuhnya.