Outfield Superstar: Pesona Jago Assist Asal Jerman di Rio 2016

oleh Nadhio Andromeda diperbarui 14 Agu 2016, 12:55 WIB
Gelandang Jerman, Julian Brandy (kanan) berusaha melewati tekel pemain Portugal, Andre, pada laga perempat final cabang sepak bola Olimpiade Rio 2016, di Stadion Mane Garrincha, Brasilia, Minggu (14/82016) dini hari WIB. Brandt menjadi bintang pada pertandingan tersebut dengan koleksi 3 asis. (AFP/

Bola.com, Rio de Janeiro - Laga perempat final cabang sepak bola Olimpiade Rio 2016 di Estádio Nacional Mané Garrincha, Brasília, Sabtu (13/8/2016) atau Minggu (14/8/2016) dini hari WIB, menghadirkan banyak catatan. Pertama, Jerman berhasil membalas kekalahan tahun lalu saat bersua Portugal di arena Piala Eropa U-21.

Kemenangan 4-0 atas Portugal, juga memunculkan kemampuan para penggawa Jerman. Satu di antara yang paling mencolok adalah Julian Brandt. Ia memang tak mencetak gol, karena empat gol dipersembahkan Serge Gnabry, Matthias Ginter, David Sielke dan Philip Max.

Advertisement

Nama Brandt memantik atensi di tengah aksi kuartet pencetak gol. Ia mencuat setelah menorehkan tiga asis. Tak pelak, armada Horst Hrubesch layak berterima kasih atas kerja keras gelandang asal klub Bayer Leverkusen tersebut.

Brandt menjadi andalan Jerman sepanjang Olimpiade Rio 2016. Pada empat laga terakhir, ia selalu diturunkan. Hebatnya, pemuda berpostur 185 cm tersebut tak pernah absen membidani gol bagi rekan-rekannya.

Tercatat sejak laga pertama digelar hingga fase 8 besar, pemain berusia 20 tahun itu telah mengukir tujuh asis. Kala bersua Meksiko dan Korea Selatan, Brandy berhasil mencatat satu asis, dua asis kontra Fiji. Terakhir, ia mencetak hat-trick asis pada babak knockout menghadapi tim samba Eropa, Portugal.

Sosok Brandt tak serta merta masuk ke timnas Jerman. Ia harus bekerja keras menunjukkan performa bagu sebelum dibawa Hrubesch ke Jerman U-23. Pemanggilannya menjadi hadiah kala sang pemain tampil menonjol sepanjang musim lalu bersama Bayer Leverkusen.

Julian Brandt mengawali karier dengan memperkuat akademi sepakbola di klub divisi bawah Jerman, Borgfeld dan Oberneul. Pemain yang terbiasa beroperasi di sayap kiri ini kemudian dilirik kontestan Bundesliga, Wolfsburg. Ia bergabung pada musim 2011-2012 lewat program klub usia dini.

Beranjak dari karier junior, pemain yang dijuluki "David Beckham dari Jerman" ini mendapat perhatian dari Bayer Leverkusen. Leverkusen langsung merekrutnya sebagai pemain yang ditempatkan tim utama pada musim 2013-2014.

Meskipun belum menjadi pilihan utama bagi klub yang bermarkas di Bay Arena itu, penampilan Brandt pada musim perdana langsung menuai atensi. Tercatat selama 14 kali bermain, ia mencetak dua gol dan tiga asis. Berkat penampilan pada musim perdana, Pelatih Roger Schmidt sering menurunkannya di laga-laga penting.

Pada musim 2015-2016, Brandt mulai mendapat tempat reguler dan menjadi senjata berbahaya bagi Werkself, julukan Leverkusen. Kontribusi 10 gol dan 8 asisnya mengantarkan Leverkusen bercokol di peringkat tiga Bundesliga dan meraih tiket ke Liga Champions musim depan.

Berkat penampilan mencolok, tak heran klub-klub besar Inggris seperti Liverpool, Manchester City, Chelsea dan Manchester United antri mengincar tanda tangan wonderkid Jerman ini.

Namun usaha klub yang mengincar jasa Brandt harus gigit jari setelah klub pemiliknya, Bayer Leverkusen buru-buru memagarinya dengan kontrak panjang hingga Juni 2019. Kini, Brandt akan menunjukkan peran sentralnya bersama Jerman di Olimpiade Rio 2016.

"Ia pemain yang cepat dalam semua hal, mulai dari proses belajar, adaptasi, komunikasi sampai pengembangan kemampuan individu. Itulah alasan saya menariknya sedini mungkin. Ia akan terus berkembang," sebut Roger Schmidt, Pelatih Bayer Leverkusen.

Sumber: Berbagai Sumber

Saksikan cuplikan pertandingan dari Liga Inggris, Liga Italia, dan Liga Prancis dengan kualitas HD di sini