Bola.com, Jakarta Owi/Butet are back! Meski penampilan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir sempat angin-anginan sepanjang tahun ini, pasangan ganda campuran nomor satu Indonesia tersebut akhirnya memastikan diri lolos ke final cabang bulutangkis Olimpiade Rio de Janeiro 2016.
Ganda campuran terbaik Indonesia tersebut menyingkirkan pasangan nomor satu dunia, Zhang Nan/Zhao Yunlei, Selasa (16/8/2016). Meskipun bermodal rekor pertemuan delapan kekalahan beruntun, di semifinal Owi/Butet berhasil mendominasi sepanjang permainan dan menang 21-16, 21-15.
Baca Juga
Pada babak final, ganda campuran nomor tiga dunia tersebut akan bertemu pasangan Malaysia Chan Peng Soon/Goh Liu Ying. Optimisme menyabet medali emas mencuat karena Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir pernah mengalahkan pasangan Malaysia tersebut pada babak penyisihan grup Olimpiade, dengan skor 21-15, 21-11.
Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir juga unggul rekor pertemuan melawan Chan Peng Soon/Goh Liu Ying. Pasangan Indonesia unggul jauh dengan delapan kali kemenangan dan hanya sekali kalah. Satu-satunya kekalahan Owi/Butet dari Chang/Goh pada November empat tahun silam di turnamen Li ning Open, China.
Jika dilihat dari ranking, Owi/Butet juga unggul. Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir berada di peringkat tiga dunia, sedangkan pasangan Malaysia Chan Peng Soon/Goh Liu Ying berada di peringkat 11 dunia.
Secara ranking dan rekor pertemuan, ganda campuran Indonesia memang unggul. Namun, Owi/Butet tak boleh jemawa. Chan/Goh tak bisa dianggap remeh jika melihat perjalanan mereka menuju final Olimpiade 2016. Buktinya, mereka mampu mengandaskan ganda campuran nomor lima dunia asal China, Xu Chen/Ma Jin.
Jika ditilik dari performa sejak awal 2016 hingga menuju final, dua pasangan terbaik saat ini punya banyak catatan. Chan Peng Soon/Goh Liu Ying memiliki catatan prestasi yang cukup memuaskan, contohnya saat menjadi kampiun di turnamen Skycity New Xealand Open pada Maret. Di final, ganda campuran yang sudah dipasangkan sejak 2010 tersebut berhasil mengalahkan pasangan muda China, Zheng Siwei/Li Yinhui, dengan skor ketat 21-19, 22-20.
Selain itu, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying dua kali menjadi runner up, masing-masing di kejuaraan Thailand Master pada Februari saat dikalahkan pasangan China, Zheng Siwei/Chen Qingchen, serta di Malaysia Terbuka 2016 pada April. Pada final Malaysia Terbuka, mereka kalah kontra pasangan terbaik Indonesia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.
Performa Naik Turun
Berkat hasil-hasil tersebut, peringkat ganda campuran Malaysia itu juga melonjak tinggi. Sempat tercecer di peringkat ke-281 dunia pada awal 2015, kini Chan/Goh bercokol di urutan ke-11. Mereka menjadi satu-satunya ganda campuran Malaysia yang berada di peringkat 40 besar dunia.
Sementara itu, grafik Tontowi/Liliyana naik/turun hingga Olimpiade Rio 2016. Terhitung sejak Januari 2016, Owi Butet sudah delapan kali tampil di berbagai turnamen dan hanya menyabet satu gelar juara Superseries, yakni di Malaysia Terbuka, serta sekali manjadi runner up kala ditumbangkan Zhang Nan/Zhao Yunlei pada final Dong Feng Citroen BAC 2016.
Owi/Butet memang mengalami sedikit permasalahan, tidak hanya di pola permainan namun juga mental bertanding. Imbasnya banyak gelar juara gagal direbut yang berimbas poin ranking mereka berkurang. Alhasil, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, turun ke peringkat ketiga dunia, digeser pasangan Korea Selatan Ko Sung-hyun/Kim Ha--na yang tampil konsisten hingga perhelatan Olimpiade.
Di atas kertas, Tontowi/Liliyana punya modal mentereng untuk mengalahkan Chan/Goh, yaitu rekor pertemuan, ranking dunia yang lebih baik, pengalaman yang lebih matang. Cukupkah ini semua jadi garansi bagi Owi/Butet untuk menyumbangkan medali emas untuk Indonesia?
Jawabannya bakal tersaji pada babak final ganda campuran Olimpiade Rio akan berlangsung, Rabu (17/8/2016), di Riocentro, Rio de Janeiro, Brasil. Pertandingan ini akan disiarkan langsung oleh SCTV mulai pukul 21.50 WIB.