Bola.com, Rio de Janeiro - Ibtihaj Muhammad, atlet putri pertama Amerika Serikat (AS) yang bertanding mengenakan hijab di Olimpiade, berhasil menyabet medali perunggu pada nomor anggar beregu. Bersama rekan setimnya, Dagmara Wozniak, Mariel Zagunis dan Monica Aksamit, dia berhasil mengalahkan tim Italia dalam perebutan tempat ketiga dengan skor 45–30.
Baca Juga
Kepada Daily Mail, Rabu (17/8/2016), Ibtihaj mengaku pengalaman selama Olimpiade Rio 2016 sangat indah. Dia merasa berkesempatan menunjukkan kepada dunia bahwa Amerika Serikat adalah tempat yang inklusif, di mana orang-orang dengan latar belakang berbeda bisa hidup bersama. Dia juga berharap keberhasilan timnya bisa menginspirasi atlet muda di Amerika Serikat.
"Apa yang saya sukai menjadi atlet minoritas di Amerika Serikat adalah menunjukkan kepada atlet muda bahwa mereka bisa mendapatkan mimpi mereka, tidak peduli apa yang dikatakan orang, " tegasnya.
Dia juga mengaku terinspirasi dengan atlet minoritas lain, seperti Simone Biles, yang memenangkan 4 medali emas dan 1 perunggu di cabang senam lantai, dan Simone Manuel, atlet renang Amerika serikat yang sudah memenangi dua emas. .
"Kami juga menunjukkan kepada anak muda minoritas di Amerika Serikat, kita sudah menunjukkan bahwa Amerika Serikat adalah negara yang indah karena AS adalah negara yang beragam," tambahnya.
"Ini adalah perjalanan yang panjang bagi kami," kata Ibtihaj. "Untuk mencapai panggung olahraga terbesar di dunia, Olimpiade, adalah momen yang tidak akan kami lupakan seumur hidup," ujarnya.
Rekan setimnya, Dagmara Wozniak, mendukung pernyataan rekannya tersebut. Dia menyebut keberadaan Ibtihaj menunjukkan Amerika Serikat adalah negara beragam dan siapapun bisa berprestasi.
"Ini adalah olahraga, tidak peduli apa warna rambut, agama, atau etnis Anda, yang terpenting melakukan apa yang Anda bisa," jelasnya.
Sumber: Dailymail