Bola.com, Ngawi - Manajer tim Persinga Ngawi, Dwi Rianto Jatmiko langsung bergerak cepat menyikapi surat keputusan diskualifikasi yang dijatuhkan Komisi Disiplin Indonesia Soccer Championship (ISC), 15 Agustus. SK itu dikeluarkan usai kerusuhan yang terjadi saat Persinga tandang ke PSS Sleman di Stadion Maguwoharjo Sleman dalam lanjutan Grup 5 ISC B, Minggu (7/8/2016).
Secara administratif, manajemen Persinga melayangkan nota banding ke Komdis ISC sebagai upaya mencari keadilan. Sementara untuk kebijakan internal kepada tim pelatih dan pemain, Dwi Rianto Jatmiko menginstruksikan agar tetap berlatih rutin sebagai antisipasi bila perjuangan manajemen membuahkan hasil berupa pencabutan sanksi diskualifikasi dari kompetisi.
"Saya sudah umumkan tim harus tetap latihan seperti biasa. Mereka jangan terpengaruh dengan sanksi diskualifikasi, meski saya tahu anak-anak sangat terpukul dengan berita itu. Manajemen sedang berjuang untuk mencari keadilan ke Komdis ISC dan PT GTS selaku operator kompetisi," kata Dwi Rianto Jatmiko.
Rutinitas latihan itu untuk berjaga-jaga bila sanksi diskualifikasi dianulir Komdis ISC. Latihan ini juga sebagai persiapan menghadapi laga kandang melawan Persiba Bantul di Stadion Ketonggo Ngawi, Senin (22/8/2016). Perintah sang bos ini pun ditindaklanjuti pelatih M. Hasan dan para pemain.
Baca Juga
"Kami sudah jalankan instruksi manajer tim. Anak-anak tetap berlatih serius, seolah tak terpengaruh sanksi itu. Secara moril, motivasi kami makin besar untuk menjalani sisa pertandingan grup ini. Semua orang berdoa agar Allah SWT membuka hati orang-orang di Komdis untuk membebaskan kami dari diskualifikasi," tutur M. Hasan.
Dwi Rianto juga mengimbau kelompok suporter Pastimania ikut mendinginkan suasana dengan tidak mengumbar emosi dan menanggapi kasus ini di media sosial. "Di era digital saat ini, berita baik dan buruk cepat menyebar lewat medsos. Saya imbau dengan serius agar suporter tak menambah panas suasana dengan menanggapi berita, ejekan, maupun caci-maki terhadap Persinga di medsos ," ucapnya.
Jika upaya mencari keadilan di Komdis dan PT GTS menemui jalan buntu, sosok yang juga Ketua DPRD Kabupaten Ngawi tersebut akan mengadu ke DPR RI. "Kami akan berupaya maksimal. Kami punya wakil di DPR RI. Kami akan mengadu ke mereka. Tapi itu alternatif terakhir, bila semua jalan tertutup," ujarnya.
Namun, Dwi Rianto akan lebih berlapang dada bila ada pihak yang tak menginginkan Persinga melanjutkan kompetisi ISC B mau bicara terus terang dengannya sebagai manajer tim.
"Tampaknya ada yang tak suka atau menghalangi Persinga ke babak 16 besar. Jika seperti itu, mari bicara baik-baik. Kami akan lapang dada bila Persinga dianggap jadi penghalang di grup ini. Jangan perlakukan kami seperti ini. Kami sudah terima dengan besar hati soal skorsing lima pemain itu, tapi mengapa kok tim ikut-ikutan dihukum," ia menuturkan.