Cerita di Lapangan Saat Tontowi / Liliyana Rebut Emas Olimpiade

oleh Erwin Fitriansyah diperbarui 18 Agu 2016, 11:45 WIB
Ganda campuran Indonesia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, mengalahkan pasangan Malaysia, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying, dua gim langsung 21-14 dan 21-12. (Reuters/Marcelo Del Pozo)

Bola.com, Rio de Janeiro - Ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir menang secara meyakinkan pada laga final cabang bulutangkis Olimpiade Rio 2016, Rabu (17/8/2016). Tontowi/Liliyana meraih medali emas setelah unggul dua gim langsung 21-14, 21-12 atas wakil Malaysia, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying.

Advertisement

Meski terlihat menang meyakinkan karena unggul perolehan angka cukup jauh di masing-masing gim, Tontowi/Liliyana menghadapi situasi yang tak mudah di lapangan. Ketegangan yang melanda sempat membuat mereka agak goyah.

“Tekanan di Olimpiade memang luar biasa. Walaupun sudah berpengalaman main di Olimpiade, pasti ada beban dan tekanan tinggi. Apalagi kami tinggal sendiri dan hari ini adalah hari kemerdekaan Indonesia. Maunya kami memberikan yang terbaik. Pokoknya perasaannya campur aduk,” cerita Liliyana usai laga, seperti dalam rilis yang dikirim PBSI ke Bola.com.

Buat Liliyana, Rio 2016 adalah Olimpiade ketiganya. Saat masih berpasangan dengan Nova Widianto, Liliyana meraih medali perak di Beijing 2008. Sementara untuk Tontowi, Rio 2016 adalah Olimpiade kedua. Empat tahun lalu di London 2012, Tontowi/Liliyana pulang dengan tangan hampa karena kalah di semifinal dan perebutan medali perunggu.

“Saya akui waktu masuk lapangan, saya merasa tegang. Di awal main juga kurang lepas. Tetapi waktu sudah ‘panas’, saya bisa jaga tempo permainan, lebih rileks dan jaga kekompakan dengan Owi,” tambah perempuan yang akrab disapa dengan panggilan Butet ini.

Meski terus unggul, ada momen ketika perolehan poin Tontowi/Liliyana sempat didekati oleh lawan.

“Waktu di gim kedua, kondisinya itu kami lebih enak untuk menyerang, kalau main bertahan agak kurang aman. Jadi waktu di depan net, bagaimana caranya saya harus menurunkan bola. Tetapi ternyata sudah dijagain oleh lawan, saya yang maksa menurunkan bola, malah jadi mengangkat bola, saya terpancing dan buru-buru,” kata Liliyana lagi.

“Saat itu Owi berkata kepada saya ‘Nggak apa-apa cik, saya siap back-up di belakang. Cik Butet tenang aja jaga di depan. Cici lebih unggul kok (permainan) depannya’. Kata-kata Owi ini membuat saya makin semangat dan percaya diri. Setelah break, saya rileks saja, toh di game pertama saya sudah menang juga, seharusnya lawan yang under pressure,” ungkap Liliyana.

Pada akhirnya, Tontowi/Liliyana menang dan mempersembahkan emas buat Indonesia di Olimpiade Rio 2016. Emas itu menjadi kado sempurna buat negara Indonesia yang sedang merayakan HUT Kemerdekaan ke-71.