Bola.com, Yogyakarta - Pernyataan Manajer Persib Bandung, Umuh Muchtar yang keberatan bila Kongres Pemilihan PSSI di Hotel Novotel Makassar Grand Shayla, Makassar, 17 Oktober 2016 mendapat tanggapan dari Asprov PSSI DIY.
Sekretaris Umum Asprov PSSI DIY, Dwi Irianto menyebut pemilihan lokasi kongres memang murni wewenang komite eksekutif (Exco) yang ditetapkan melalui rapat komite dalam surat bernomor 506/AGB/VIII-2016. Untuk itu, pria yang akrab disapa Mbah Putih berharap semua pihak mematuhi keputusan yang juga diatur dalam statuta PSSI.
"Tidak ada aturannya voters bisa menolak tuan rumah. Exco sudah memutuskan lokasi dan tanggal kongres dan itu harus dijalankan. Tidak bisa kalau voters menolak keputusan Exco," ungkap Mbah Putih, Kamis (18/8/2016).
Baca Juga
Seperti diketahui, Umuh keberatan jika Kongres PSSI di Makasar mengingat tidak berdasarkan suara seluruh voters. Menurutnya, Makasar dinilai tidak netral dan memilih Jakarta sebagai lokasi kongres.
Mbah Putih menjelaskan, dalam statuta PSSI lokasi penyelenggaraan kongres bisa dibatalkan jika tidak mendapat izin dari pihak keamanan setempat. Selain itu, satu-satunya jalan juga diubah sendiri oleh Exco.
"Dengan catatan sesuai statuta atau tidak. Keputusan di Makasar sudah diputuskan dalam kongres sebelumnya dan tidak ada masalah. Jadi biar berjalan sebagaimana mestinya. Karena penetapan itu suatu proses yang luar biasa," ujar dia.
Meski mengkritik keinginan Umuh Muchtar, calon ketua umum PSSI yang diusung tetap sama, yakni Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) Letjen TNI Edy Rahmayadi. Menurut dia, ketegasannya Edy dengan latar belakang militer dianggap cocok untuk memimpin organisasi olahraga sebesar PSSI.
Mbah Putih memprediksi, akan banyak nama-nama yang akan bertarung memperebutkan kursi PSSI-1 menunjukkan pucuk pimpinan PSSI. "Kalangan voters saat ini memang beredar nama-nama, selain Edy Rahmayadi, ada Jenderal (Purn) Moeldoko hingga Erwin Aksa. Tapi kami tetap ke Edy Rahmayadi," tandasnya.