Bola.com, Rio de Janeiro - Duo Jerman, Serge Gnabry dan Nils Petersen menjadi pusat perhatian publik pada perhelatan sepak bola Olimpiade Rio 2016. Keduanya memiliki kans besar untuk mencatat sejarah sebagai top skorer turnamen.
Saat ini, kedua pemain sama-sama mengoleksi 6 gol. Pesaing terberat mereka datang dari bomber asal Nigeria, Oghenekaro Etebo. Nama terakhir bisa saja menyodok, karena koleksi 4 golnya bisa bertambah. Pada perebutan medali perunggu, Elang Super akan bersua Honduras, yang gawangnya dibobol Brasil sebanyak enam kali pada semi final.
Perebutan tampuk top skorer memiliki cerita tersendiri pada setiap turnamen. Berikut ini top skorer dalam 4 Olimpiade terakhir, yakni Olimpiade Sydney, Olimpiade Athena, Olimpiade Beijing sampai Olimpiade London.
1. Leandro Damiao (Olimpiade London 2012)
Namanya sempat tak dianggap sebagai calon top skorer pada cabang sepak bola Olimpiade 2012 di London. Saat itu, sosok Neymar dianggap lebih berpotensi. Namun, seiring penampilan menawan di lapangan, justru Damiao yang menonjol.
Ia sukses mengemas 6 gol sepanjang event. Gol perdana lahir ke gawang Mesir (26/7/2012) pada menit ke-26. Saat itu Brasil unggul 3-2, setelah ditambah gol Rafael (16') dan Neymar (30'). Dua gol lawan lahir dari Aboutrika (52') dan Salah (76').
LIma hari berselang, giliran Selandia Baru menjadi korban. Damiao mencetak gol pada menit ke-29, dan membawa negaranya unggul 3-0. Dua gol lain dilesakkan Danilo (23') dan Sandro (52').
Pada 4 Agustus 2012, jala Honduras dirobek Damiao pada menit ke-38 dan 60'. Gol terakhir sang bomber lahir saat Brasil menggulung Korsel (7/8/2012), yakni pada menit ke-57 dan 64'.
Total 6 gol membuat Damiao menggungguli persaingan dengan pemain Senegal, Moussa Konate (5 gol) dan striker Meksiko, Oribe Peralta (4 gol).
Sinar Rossi di Beijing
2. Giuseppe Rossi (Olimpiade Beijing 2008)
Sama seperti Damiao, sosoknya tak terlalu diperhatikan karena Italia memiliki Sebastian Giovinco, Tomasso Rocchi dan Robert Acquafresca. Namun berkat keahlian dalam urusan menenang penalti, Rossi mendapat durian runtuh.
Sepanjang turnamen, ia hanya sekali mencetak gol melalui permainan terbuka, yakni ke gawang Korsel (10/8/2008), pada menit ke-15. Tiga gol lain lahir dari penalti, yakni ke gawang Honduras (7/8/2016) pada menit ke-45, lalu fase perempat final kontra Belgia pada menit ke-18 dan 74'.
Alhasil, Rossi mengoleksi total 4 gol, dan berada di atas koleksi pemain Belgia, Mousa Dembele serta bomber Nigeria, Victor Obinna. Keduanya sama-sama mengumpulkan tiga gol.
Pembuktian Carlos Tevez
3. Carlos Tevez (Olimpiade Athena 2004)
Sebelum perhelatan Olimpiade Athena, ia sudah menjadi tumpuan harapan Argentina. Benar saja, tak hanya memberi medali emas, Carlos Tevez berhasil mengukuhkan dirinya sebagai top skorer dengan koleksi 8 gol.
Gol perdana lahir saat Argentina membekap Serbia-Montenegro dengan skor 6-0 (11/8/2004). Gol Tevez lahir pada menit ke-42 dan 43'. Raihan dua gol dalam rentang satu menit tersebut menjadi sejarah perhelatan Olimpiade modern.
Tiga hari berselang, ia menciptakan gol ke gawang Tunisa pada menit ke-39'dan membawa negaranya unggul 2-0. Satu gol lagi lahir dari kaki Javier Saviola pada menit ke-72. Koleksi gol Carlitos bertambah pada fase perempat final. Ia mencetak hat-trick ke gawang Kosta Rika pada menit ke-43, 82' dan 83'. Argentina menang dengan skor 4-0.
Pada babak semi final, Italia menjadi korban. Tevez mencetak gol pada menit ke-16, sekaligus membawa Argentina unggul 3-0. Dua gol lain disumbang Lucho Gonzalez pada menit ke-69 dan Gonzalez (84').
Tevez menjadi pahlawan bagi Argentina saat merebut medali emas. Gol tunggalnya pada menit ke-18 menjadi penentu bagi Tim Tango untuk menaklukkan Paraguay. Koleksi 8 gol Tevez mengalahkan bomber Paraguay, Jose Cardozo (5 gol).
Ketajaman Zamorano
4. Ivan Zamorano (Olimpiade Sydney 2000)
Cile berhasil meraih medali perunggu. Bintang utama mereka tak lain bomber Ivan Zamorano. Sang striker mencetak 6 gol sepanjang turnamen. Gol pembuka lahir ke gawang Maroko, saat negaranya unggul 4-1.
Tidak tanggung-tanggung, Zamorano langsung mencetak tiga gol. Hat-trick tersebut lahir pada menit ke-36, 46' dan 55'. Satu gol lain lahir dari kaki Navia pada menit ke-72.
Sempat seret gol pada fase grup, Zamorano menyumbang gol lahir pada perempat final. Ia mencatatkan namanya di papan skor usai menjebol jala Nigeria pada menit ke-18. Kala itu, Cile unggul 4-1, dengan tiga gol lain dilesakkan Pablo Contreras (17'), Navia (42") dan Tello (65').
Dua gol lain Zamorano lahir pada perebutan medali perunggu kontra Amerika Serikat. Sepasang gol tersebut lahir pada menit ke-69 melalui penalti dan 84'. Koleksi 6 gol sepanjang event, membuatnya lebih baik daripada Patrick M'Boma (Kamerun), Reinaldo Navia (Cile) dan David Suazo (Honduras), yang sama-sama mencetak 4 gol.
Sumber: Berbagai sumber