Bola.com, Huelva - Pebulutangkis Spanyol peraih medali emas di Olimpiade Rio de Janeiro 2016, Carolina Marin, mengaku kaget dan antusias dengan sambutan hangat ribuan orang di kampung halamannya, Huelva, Spanyol, Kamis (25/8/2016) waktu setempat.
Sambutan hangat diberikan warga di Alun-alun Konstitusi Huelva saat pemerintah setempat menggelar acara penghormatan untuk Marin atas keberhasilannya di Olimpiade Rio. Ribuan warga terus memberikan aplaus dan mengelu-elukan Marin yang tak henti menebar senyum.
Baca Juga
Marin melambaikan tangan kepada para warga dari balkon Balai Kota Huelva. Tak lupa, dia juga memamerkan medali emas yang diraihnya di Rio de Janeiro.
"Bagi saya, menjadi kehormatan tersendiri bisa menunjukkan medali indah ini kepada Anda semua. Saya tahu memperoleh dukungan dari kampung halaman dan saya merasakannya saat di lapangan," ujar Marin, seperti dilansir Sevilla ABC, Jumat (26/8/2016).
"Saya tak menyangka disambut oleh begitu banyak orang. Saya bangga begitu banyak orang rela menghabiskan waktu untuk bersama saya di sini," imbuh Marin.
Marin juga mengaku terkenang dengan ketegaran kedua orang tuanya, Gonzalo dan Toni, yang rela membiarkannya meninggalkan Huelva dan merantau ke Madrid pada usia 14 tahun demi mengejar impian di bulutangkis. Keputusan yang terbukti sangat tepat. Marin kini menjelma menjadi bintang bulutangkis dunia. Ini menjadi sesuatu yang istimewa karena Spanyol bukan negara utama dalam peta kekuatan bulutangkis dunia.
Marin membuktikan tak ada yang mustahil. Berkat kegigihan dan kerja keras, Marin berhasil merebut emas Olimpiade, yang merupakan gelar tertinggi dan paling bergengsi bagi setiap pebulutangkis. Dia mampu mematahkan dominasi atlet-atlet Asia di sektor tunggal putri, khususnya China.
"Keputusan orang tua saya yang melepas saya pergi dari Huelva adalah sesuatu yang sangat menentukan dalam keberhasilan saya meraih medali Olimpiade. Sesuatu yang sangat saya impikan," beber pebulutangkis putri nomor satu dunia tersebut.
Juara dunia tunggal putri pada 2014 dan 2015 tersebut juga mengatakan pada masa lalu mustahil mengharap ada 2.000 orang Spanyol menonton pertandingan bulutangkis di televisi. Namun, semuanya berubah berkat kiprah Marin. Perempuan yang beberapa kali berlatih di Pelatnas Cipayung itu berhasil membuat bulutangkis lebih dikenal di Negeri Matador.
"Sejak saya pergi ke Madrid, saya sudah bertekad untuk menjadi yang terbaik dan nomor satu. Semua itu akhirnya bisa diraih berkat kerja keras dan begitu banyak pengorbanan. Namun, semua itu sangat layak (diperjuangkan)," tegas Marin.
Marin sudah dua kali berpartisipasi di ajang Olimpiade. Kiprahnya dimulai di Olimpiade London 2012, namun dia langsung tersingkir pada babak pertama.
Empat tahun berselang, tepatnya di Olimpiade Rio, Marin datang dengan modal mentereng sebagai pebulutangkis nomor satu dunia, plus mengantongi dua titel Kejuaraan Dunia. Modal tersebut ternyata berhasil mengantarkan Marin mendulang emas. Di babak final, dia mengalahkan tunggal putri India, Pusarla Venkata Sindhu.