Bola.com, Jakarta - Ajang Torabika Soccer Championship (TSC) 2016 presented by IM3 Ooredoo sampai pada putaran pertama. Pekan ke-17 ditutup dengan duel Bhayangkara Surabaya United kontra Perseru Serui yang berkesudahan 3-1 pada Senin (29/8/2016) di Gelora Delta, Sidoarjo. Madura United kukuh di posisi puncak klasemen, disusul Arema Cronus dan Bhayangkara Surabaya United.
Setiap pertandingan yang dijalani klub peserta dimanfaatkan oleh para suporter untuk melepaskan rindu terhadap kompetisi yang terhenti akibat konflik. Deretan klub yang punya basis suporter besar, seperti Persija Jakarta, Persib Bandung, dan Arema Cronus menguasai peringkat pertandingan dengan jumlah suporter terbanyak.
Baca Juga
Dari data penyelenggara TSC 2016, PT Gelora Trisula Semesta, laga yang melibatkan Persija mendominasi lima pertandingan dengan jumlah penonton terbanyak. Bila dirata-rata, laga kandang Persija sebelum menjadi musafir (digelar di SUGBK) ditonton 43.000 orang. Faktor kapasitas SUGBK sebagai kandang Macan Kemayoran berpengaruh besar terhadap tingginya jumlah penonton.
Klub lain, Persib, juga memili data cukup fantastis. Empat laga kandang Persib melawan klub elite (Arema, Sriwijaya FC, Madura United, dan Persija) di Stadion Si Jalak Harupat dan Stadion Gelora Bandung Lautan Api rata-rata ditonton oleh 22.000 orang.
Arema yang biasanya selalu fantastis dalam urusan jumlah penonton justru mengalami penurunan. Sementara, Persipura memecahkan rekor penonton terbanyak (21.000) saat laga pembuka TSC melawan Persija.
Klub-klub lain yang masih stabil adalah Bali United (rata-rata 8.000 penonton per laga kandang). Kemudian Semen Padang, Persegres Gresik United, Sriwijaya FC, dan Pusamania Borneo FC (rata-rata 5.000 penonton).
Fakta menarik ialah Madura United. Sebagai pendatang baru di Pulau Garam, MU langsung mendapat perhatian dari masyarakat. Laga MU yang paling banyak menyedot perhatian penonton adalah saat melawan Arema Cronus (12.500 penonton).
Berikut lima pertandingan putaran pertama TSC 2016 dengan jumlah penonton terbanyak.
Sponsored by:
Persija Jakarta Vs Semen Padang
Laga kandang pembuka Persija Jakarta pada ajang ini menempati peringkat pertama dalam daftar jumlah penonton terbanyak. Faktor kapasitas Stadion Utama Gelora Bung Karno yang mencapai 88.083 penonton membuat Persija mampu mendatangkan ribuan The Jakmania.
Ketika menghadapi skuat besutan Nilmaizar, 8 Mei 2016, sebanyak 50.177 memadati SUGBK. Jumlah ini sama dengan 60 persen dari kapasitas stadion. Pada laga tersebut, Persija menang 1-0. Banyak faktor yang membuat laga tersebut mampu menarik minat suporter.
Pertama, The Jakmania sudah rindu mendukung tim kesayangan mereka berlaga di SUGBK. Maklum, Macan Kemayoran sering kesulitan menggunakan stadion aset pemerintah Indonesia itu dan hijrah ke kota lain, salah satunya Solo.
Setelah Indonesia Super League 2015 dihentikan, Persija baru tampil di SUGBK pada ajang Trofeo Persja 2016. Ajang ini menjadi momen bagi The Jakmania untuk bereuforia di lapangan dengan mendukung skuat baru Macan Kemayoran yang tampil cukup menjanjikan di bawah asuhan Paulo Camargo. Pada laga pembuka TSC, Persija meraih satu poin di markas Persipura Jayapura.
Jumlah penonton laga Persija vs Semen Padang hampir mendekati jumlah penonton duel Persija versus Persib pada ISL 2014. Tercatat sebanyak 66.143 The Jakmania memadati SUGBK.
Tapi, jumlah ini belum bisa memecahkan rekor pertandingan Persija melawan Arema pada laga terakhir ISL 2009-2010. SUGBK padat dengan ribuan Aremania dan Jakmania yang memang memiliki hubungan harmonis. Tercatat ada 85,000 penonton yang hadir. Itu berarti, 96,6 persen kapasitas stadion terbesar di Indonesia itu terisi.
Persija Jakarta vs Persela Lamongan
Lagi-lagi, Persija jadi bintang di TSC 2016 bila dilihat dari sisi penonton. Laga kandang kedua Macan Kemayoran melawan Persela, pada Jumat (13/5/2016) ditonton oleh 40.260 orang. Jumlah ini memang menurun dibanding laga sebelumnya.
Namun, yang perlu digarisbawahi adalah penonton tetap stabil meski lawan yang dihadapi Persija bukan klub elite macam Persib, Arema, atau Persipura. Faktor lain yang membuat SUGBK terisi saat Persija berlaga adalah tren positif Macan Kemayoran.
Dalam tiga laga pertama, Persija belum terkalahkan. Bagi The Jakmania, ini jadi sebuah harapan untuk menonton tim kesayangan mereka kembali nyaring di kancah persepakbolaan nasional.
Pada laga tersebut, Persija menang 2-1 lewat gol Jose Guerra dan Ambrizal Umanailo, dua nama baru di tim Macan Kemayoran. Saat mendukung Persija, The Jakmania juga selalu menampilkan kreasi koreograsi.
Memang masih ada yang menyalakan flare sehingga klub terkena denda dari penyelenggara. Namun, laga Persija versus Persela menyisakan kesedihan mendalam bagi Jakmania. Salah satu anggota mereka, Fahreza, meninggal akibat dianiaya aparat.
Momen Persija berlaga di SUGBK benar-benar dimanfaatkan oleh suporter. Pasalnya, mereka hanya akan berkandang di ibu kota sampai Juli 2016. Setelah bulan itu, Persija terpaksa mencari stadion lain karena SUGBK direnovasi untuk Asian Games 2018.
Persija Jakarta vs PS TNI
Persija hattrick rangking terbaik untuk urusan penonton pada putaran pertama TSC 2016. Laga kandang ketiga Macan Kemayoran melawan PS TNI, Jumat (10/6/2016) ditonton oleh 39.871 orang. Hanya berkurang sedikit dari laga kandang sebelumnya melawan Persela.
Salah satu faktor yang membuat laga kandang Persija selalu menarik minat The Jakmania adalah pertandingan berlangsung pada akhir pekan. Duel kontra Semen Padang digelar hari Minggu, dan laga melawan Persela dan PS TNI berlangsung pada hari Jumat.
Laga melawan PS TNI tetap menarik minat penonton meski lawannya tidak banyak memiliki pemain bintang. Pada pertandingan tersebut, The Jakmania tak sabar menyaksikan kembalinya sang kapten Bambang Pamungkas yang baru menjalani debut di TSC 2016 pada laga sebelumnya melawan Perseru di Serui.
Momennya sangat pas karena Bepe berulang tahun tepat pada 10 Juni. Bepe pun menyumbangkan assist bagi satu-satunya gol Persija yang dicetak oleh Ade Jantra.
Pertandingan tersebut awalnya menjadi ajang perpisahan Persija dengan SUGBK karena mereka harus segera boyongan keluar Jakarta. Solo dipilih sebagai markas alternatif.
Namun, pengelola SUGBK masih memberikan kesempatan satu pertandingan lagi, yakni melawan Sriwijaya FC. Sayang, dalam laga tersebut terjadi kericuhan antara suporter dengan aparat sehingga pertandingan dihentikan dan Persija diputuskan kalah Walk Out alias WO.
Persib Bandung vs Persija Jakarta
Persib Bandung versus Persija. Ya, inilah bentrok tim yang paling dinanti dalam setiap kompetisi kasta tertinggi sepak bola Indonesia. Pada ajang TSC 2016, Persib lebih dulu menjadi tuan rumah pada 16 Juli 2016.
Laga digelar di markas alternatif Maung Bandung, Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Gedebage. Total jumlah penonton mencapai 35.125 orang atau mendekati jumlah kursi yang ada di GBLA, yakni 38.000. Jumlah 35.125 penonton di GBLA melebih laga kandang fantastis Persib pada QNB League 2015 saat melawan Semen Padang di Stadion Si Jalak Harupat, 4 April 2015.
Sebagai laga pembuka, duel tersebut ditonton 34.935 orang dari kapasitas 40.000. Kali ini yang menjadi bintang penonton adalah bobotoh. Tentu bobotoh sangat antusias menonton duel kedua tim yang selalu penuh drama, baik antarpemain mapun antarsuporter. Jumlah ini merupakan rekor penonton Persib terbesar pada ajang TSC 2016.
Selama ini,bobotoh Persib memang dikenal sebagai suporter yang loyal dan membuat laga kandangPersib selalu stabil dari sisi penonton. Pada ISL 2012, Stadion Si Jalak Harupat tak mampu menampung bobotoh saat Persib menjamu Persija.
Kapasitas stadion yang ditempat klub dengan basis suporter besar memang berpengaruh besar terhadap jumlah penonton. Belakangan ini Stadion Si Jalak Harupat tak mampu menampung bobotoh saat Maung Bandung berlaga dalam turnamen. Di luar stadion masih banyak suporter yang menonton lewat layar lebar dan warung-warung pinggir jalan.
Arema Cronus vs Bhayangkara Surabaya United
Sebanyak 29.650 orang menonton laga Arema Cronus melawan Bhayangkara Surabaya United pada 15 Mei 2016 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang. Ini merupakan jumlah penonton terbesar pada laga kandang Arema di TSC 2016 hingga putaran pertama.
Hal ini cukup menarik mengingat lawan yang dihadapi bukanlah klub yang menjadi pesaing lawas Arema seperti Persipura, Persib, atau Sriwijaya FC. Pada laga kandang pertama melawan Persiba Balikpapan, Arema hanya ditonton oleh 17.464 orang.
Namun, penonton laga kandang Arema justru menurun pada setiap laga kandang. Ini menjadi catatan negatif bagi Singo Edan mengingat sejarah Stadion Kanjuruhan mendapat predikat sebagai stadion di Indonesia yang paling banyak menampung penonton.
Sesuai data Labbola, sejak ISL 2008 hingga 2014, Stadion Kanjuruhan sudah menampung 2.022.347 penonton. Jumlah ini mengalahkan Stadion Utama Gelora Bung Karno yang hanya menampung 1.462.819 penonton.
Pada TSC 2016, Arema memang mengalami krisis penonton laga kandang. Beberapa Aremania menyebut faktor jam pertandingan yang malam membuat suporter memilih menonton di televisi. Maklum, jarak Stadion Kanjuruhan ke pusat kota Malang bisa memakan waktu sekitar 40 menit.
Jumlah penonton paling sedikit ialah saat Singo Edan menghadapi Perseru dan menang 3-0. Pada waktu itu hanya ada 4.338 orang yang berada di Kanjuruhan. Itu membuat kondisi stadion terlihat kosong mengingat Kanjuruhan bisa menam[ung 45.000 orang.
Bahkan saat skuat Milomir Seslija melawan Persipura pada 26 Juni, jumlah penonton hanya 10.146 orang. Padahal, pada ISL 2013, laga Arema versus Persipura ditonton 36 ribu orang.
Sponsored by:
Baca Juga
5 Pelatih yang Layak Dapat Pujian Sepanjang 2024: Berperan Dongkrak Perkembangan Sepak Bola Indonesia
3 Fakta Miring Timnas Indonesia Selama Fase Grup yang Membuat Pasukan STY Limbung Lalu Hancur di Piala AFF 2024
Deretan Hal yang Membuat Rekam Jejak Timnas Indonesia Layak Dapat Pujian Meski Gagal di Piala AFF 2024