Bola.com, Gresik - Laga antara Persegres Gresik United melawan Semen Padang pada pekan terakhir putaran pertama Torabika Soccer Championship 2016 presented by IM3 Ooredoo, Minggu (28/8/2016) di Stadion Tri Dharma Petrokimia, Gresik, baru berjalan lima menit, ribuan Ultras Mania sudah menyuarakan pemecatan pelatih tim berjulukan Laskar Joko Samudro itu, Liestiadi.
Ribuan Ultras tidak hanya meneriakkan nyanyian yang liriknya meminta Liestiadi mundur atau dipecat. Ultrasmania yang berada di tribune sektor 4 juga memampang tiga spanduk yang bertuliskan "Troublemaker" dengan gambar wajah Liestiadi, "Go Home Coach", dan "Your Drunk!!!".
Kalimat-kalimat yang tertulis di spanduk tersebut menggambarkan kekecewaan hati Ultras Mania pada prestasi Persegres sejak ditangani Liestiadi di awal musim ini. Bagi mereka, Liestiadi adalah biang dari keterpurukan timnya.
Baca Juga
Persegres Gresik United hanya meraih tiga kemenangan sepanjang putaran pertama ini. Selebihnya, Agus Indra dkk. hanya meraih hasil imbang dan kalah. Catatan tersebut sangat jauh dari ekspektasi Ultras Mania yang berharap timnya bisa memenangi banyak pertandingan, terutama laga kandang.
Tuntutan agar Liestiadi dipecat dari kursi pelatih semakin kuat sesaat setelah peluit panjang dibunyikan wasit Thoriq Alkatiri. Ribuan Ultrasmania yang kecewa lantaran Persegres hanya meraih hasil 1-1 dengan Semen Padang, melancarkan protes di depan stadion, tepatnya di depan pintu VIP.
Salah satu lagu yang dinyanyikan Ultra Mania selama menunggu rombongan pemain dan ofisial Persegres keluar adalah "Liestiadi, kami datang, mengusirmu, selamanya".
Menanggapi hal itu, Liestiadi menyatakan manajemen Persegres Gresik United harus melakukan edukasi pada suporternya. Pasalnya, ia yakin para suporter itu tidak mengetahui bagaimana tim ini dibentuk dan apa saja kendala yang dihadapi tim pelatih selama menangani tim ini.
"Saya tidak minta dibela, tapi mereka harus tahu apa saja persoalan yang kami hadapi sejak membangun tim ini. Mereka harus tahu bahwa tim ini terbentur besaran bujet, belum lagi wasit yang kerap merugikan tim, serta adanya intervensi dari pihak internal klub," tutur Liestiadi.
Rencana jangka panjang dan pendek
Meski tidak menyebut nama pihak manajemen yang terus melakukan intervensi pada dirinya, pelatih asal Medan itu meyakini bahwa ini kuat kaitannya dengan upaya salah satu pengurus memasukkan pemain bawaan ke dalam timnya. Ketika pemainnya terpental, Liestiadi diintervensi.
"Silakan saja memasukkan pemain dalam tim ini. Mau titipan atau bukan, bagi saya tidak masalah. Jangan lantas menyebar fitnah saya KKN atau apalah, jika pemainnya tidak bisa masuk ke dalam starter atau tidak masuk tim ini," cetusnya.
Mantan pelatih PSM dan Persiba Balikpapan ini mencontohkan beberapa pemain yang bukan berasal dari daerah asalnya. Sebut saja Yusuf Efendi asal Banyuwangi, Arsyad Yusgiantoro dari Tulungagung, dan beberapa pemain lain. Ia menyebut bahwa mereka adalah hasil pencariannya selama ini.
Menurutnya suporter juga harus tahu, selain bujet untuk pembelian pemain minim, manajemen juga punya rencana jangka pendek dan panjang. Jangka pendeknya, karena TSC 2016 ini sifatnya turnamen dan tidak ada degradasi, manajemen merasa tidak perlu pemain bintang. Manajemen sengaja hanya mencari bibit baru yang akan digunakan untuk kompetisi resmi tahun depan yang menjadi jangka panjang tim ini.
"Rencananya, nanti pemain yang memenuhi kualifikasi di TSC 2016 ini akan dipertahankan dan memasukkan sejumlah pemain bintang, bisa empat atau lima pemain agar tim ini kokoh saat turun di kompetisi resmi tahun depan," jelasnya.
Ia berharap setelah kejadian ini suporter yang kecewa bisa bertemu dengan pihak manajemen sehingga mereka tidak sekadar menuntut tanpa mengetahui apa saja rencana manajemen dan apa yang terjadi selama ini. "Saya yakin ini karena mereka belum mendapatkan edukasi untuk menjadi suporter sejati," katanya.