Rangkul Slankers dan Suporter, Celebest FC Mulai Tenar di Palu

oleh Gatot Susetyo diperbarui 29 Agu 2016, 10:15 WIB
Suporter Celebest FC di Estadio Gawalise, Palu, Sulawesi Tengah. (Bola.com/Robby Firly)

Bola.com, Palu - Jika ingin melakukan suatu kebaikan membutuhkan niat, tekad, dan perjuangan tanpa mengenal lelah hingga cita-cita itu tercapai. Sikap itu pula yang saat dilakukan manajemen Celebest FC untuk membangkitkan kembali sepak bola Palu yang telah mati suri selama sepuluh tahun terakhir.

Namun, menurut manajer-pelatih Celebest FC Rudy Eka Priyambada, tak mudah untuk mengubah persepsi dari warga Palu yang telanjur apatis terhadap kemajuan sepak bola di daerahnya sendiri. Tak sekadar apatis, bahkan sikap mereka malah mengarah pada antipati. Ketika pentolan band Slank Abdee Negara membeli hak kompetisi Villa 2000 dan membentuk Celebest FC untuk bermarkas di Palu, tanggapan minor pun muncul.

"Publik, terutama pesepakbola lokal Palu beranggapan Celebest FC hanya numpang lewat. Bahkan, para pemain enggan ikut seleksi. Karena dalam benak mereka sudah tertanam kesan negatif. Tak ada gunanya ikut seleksi, toh nanti yang lolos dan yang main hanya anak-anak dari Jawa," ungkap Rudy Eka Priyambada kepada Bola.com.

Advertisement

Berbagai anggapan itu membuat Rudy Eka miris sekaligus prihatin. Karena niat baik manajemen Celebest FC untuk menghidupkan kembali sepak bola Sulawesi Tengah dan Palu bertepuk sebelah tangan. Tapi dengan berjalannya waktu kesan minor itu mulai terkikis.

Terutama publik melihat keseriusan manajemen Celebest FC bekerja, mulai merenovasi Stadion Gawalise, proses seleksi pemain, hingga cara membentuk kelompok suporter.

"Kami tetap punya keyakinan semua itu bisa berubah dengan kerja keras. Prestasi Celebest FC di ISC B memupus anggapan masyarakat. Kini mereka mulai berbondong-bondong datang ke stadion untuk sekadar melihat latihan atau menyaksikan pertandingan," tutur Rudy Eka Priyambada.

Sepak bola Palu, lanjut Rudy Eka, pernah punya sejarah panjang di Indonesia. Persipal Palu termasuk salah satu klub legendaris. Kota ini juga pernah memiliki klub profesional Palu Putra di pentas Galatama pada 1988-1989.

"Daerah ini punya banyak pemain berbakat dan berkarakter. Jika daerah ini bisa melahirkan kiper sekaliber Ferry Rotinsulu dan Fadil Sausu yang sekarang jadi kapten tim Bali United, maka saya yakin akan banyak muncul pemain hebat lagi. Seharusnya kesuksesan dua pemain itu jadi motivasi pemain muda Palu," ujar Rudy Eka.

Dalam sebuah wawancara dengan Bola.com, bos Celebest FC, Abdee Negara optimistis ada masa depan yang bagus untuk sepak bola Palu yang pernah memiliki klub di pentas Galatama dan Liga Indonesia. Kehadiran Celebest FC untuk mendongkrak atmosfer sepak bola setempat.

"Tantangan yang bagus bagi kami dan saya pribadi masih terus belajar dengan banyak pihak," kata Abdee Negara.

2 dari 2 halaman

Kolaborasi Slankers dan Pecinta Sepak Bola

Celebest FC, debutan di ISC B yang sedang belajar jadi tim profesional seutuhnya. (Bola.com/Robby Firly)

Soal suporter, Rudy Eka Priyambada menyatakan manajemen Celebest FC hanya sebagai inisiator. Setelah kelompok fans itu terbentuk, selanjutnya diserahkan kepada para pengurusnya.

"Tapi kami tetap mengedukasi mereka menjadi suporter yang fanatik tapi santun. Mereka juga harus paham aturan mana yang boleh dan dilarang dilakukan suporter saat mendukung Celebest FC. Karena posisi suporter melekat dengan tim. Jika mereka berbuat anarkis, klub juga yang kena imbasnya," jelasnya.

Meski baru seumur jagung, Tanduk Anoa Mania telah memiliki ratusan suporter yang berasal dari puluhan korwil dari Kota Palu dan sekitarnya.
"Kami memberi fasilitas untuk Tanduk Anoa Mania berupa potongan harga tiket sebesar lima persen. Kami ingin diskon tiket itu dimanfaatkan untuk operasional kegiatan suporter," ucapnya.

Abdee Negara, CEO Celebest FC. (Bola.com/Arief Bagus)

Yang menarik, penonton di Estadio Gawalise mulai bangga mengenakan jersey Celebest FC dengan warna kebesaran kuning. "Ini awal yang bagus bagi kami. Sebagian tribune penonton mulai terlihat penuh. Mereka juga punya kesadaran membeli tiket saat nonton pertandingan," ujarnya.

Panpel Celebest FC mematok harga tiket Rp 20 ribu untuk kategori reguler, VIP Rp 30 ribu, dan VVIP Rp 150 ribu. "Tapi masih ada yang nonton dari ketinggian di luar stadion. Karena topografi stadion ini memang dikelilingi bukit. Lumayan, tiap Celebest FC main sekitar delapan ribu datang ke stadion" jelasnya.

Namun Rudy Eka Priyambada jujur mengakui nama besar Abdee Negara dan grup band Slank punya pengaruh besar atas pencapaian saat ini. "Sebagian besar suporter dari kalangan anak-anak muda adalah para Slankers. Mereka kini punya sebutan baru Slankerssukabola. Ini salah satu misi Mas Abdee dan Slank untuk merangkul generasi muda supaya bersikap sportif dan berpikir positif lewat sepak bola atau olahraga," pungkasnya.

Berita Terkait