Bola.com — Kiper Manchester City, Joe Hart, akhirnya memutuskan bergabung dengan Torino, Selasa (30/8/2016), setelah dipastikan tidak akan masuk ke dalam rencana jangka panjang manajer Pep Guardiola. Keputusan ini sempat mengejutkan suporter lantaran mengapa kiper berusia 29 itu memilih Torino.
Baca Juga
Bahkan, menurut media-media Italia, Hart rela memangkas gajinya hanya menjadi sebesar 55 ribu pounds atau sekitar Rp 825 juta per pekan dari bayaran sebesar Rp 2,025 miliar yang diterimanya di Etihad. Padahal, sebelumnya, kiper Inggris itu diprediksi akan tetap berkarier di Premier League.
Joe Hart bergabung dengan City dari Shrewsbury Town pada 2006. Meski sempat dipinjamkan ke klub-klub lain, seperti Blackpool dan Birmingham City, ia merupakan salah satu sosok penting ketika The Citizens meraih gelar Premier League 2011-12 dengan menghentikan laju Manchester City.
Total, Hart telah mempersembahkan tiga gelar, antara lain Premier League (2011-12 dan 2013-14), serta Piala FA (2010-11). Penampilan konsisten di bawah mistar City juga membuat Hart sempat meraih penghargaan Premier League Golden Glove beruntun pada musim 2011 hingga 2015.
Lantas, mengapa Joe Hart memalingkan hati ke Italia bersama Torino. Berikut ini adalah alasan mengapa sang kiper memutuskan bergabung dengan skuat Siniša Mihajlovic itu.
1. Tantangan
Dalam beberapa pekan terakhir, Sunderland menjadi salah satu klub yang "ngebet" mendatangkan Joe Hart ke Stadium of Light. Namun, Hart ditengarai menolak tawaran tersebut karena ingin mencari tantangan baru berkarier di Serie A dan lepas dari bayang-bayang Guardiola di Premier League.
Toh, pelatih Torino, Sinisa Mihajlovic, beberapa waktu lalu sempat mengatakan, fokus utamanya adalah mengembalikkan Torino ke jalur Eropa dalam dua tahun mendatang. Bisa jadi, rencana tersebutlah yang membuat Hart akhirnya menjatuhkan pilihan berkarier di ajang Serie A musim ini.
Timnas Inggris
2. Nomor 1
Salah satu alasan utama Joe Hart meninggalkan Etihad karena ia tidak lagi menjadi pilihan utama Pep Guardiola. Di Torino, Hart kemungkinan besar akan mendapat jalan keluar agar tampil reguler, andai tidak mengalami masalah cedera.
Torino saat ini memiliki tiga kiper, yakni Danielle Padelli, Salvador Ichazo, dan Alfred Gomis. Namun, Mihajlovic dikabarkan belum memutuskan siapa di antara ketiganya yang bakal mengisi posisi utama kiper. Gomis menjadi pilihan pada awal musim, tetapi kiper berusia 22 tahun itu belum maksimal.
Demikian halnya Danielle Padelli dan Salvador Ichazo yang dianggap belum memiiki jam terbang cukup. Dengan begitu, Hart bisa menjadi solusi bagi Mihajlovic.
3. Timnas Inggris
Alasan utama Hart hijrah ke Torino adalah agar mendapatkan kesempatan bermain reguler demi target mempertahankan posisi di bawah mistar tim nasional Inggris. Sebab, sang kiper beberapa waktu sempat mengutarakan hasratnya untuk kembali membela The Three Lions di ajang Piala Dunia 2018.
4. Proyek jangka panjang
Meski memiliki sejarah besar, performa Torino dalam beberapa tahun terakhir memang belum memuaskan. Namun, setelah hanya finis di posisi ke-12 klasemen musim lalu, pemilik klub yang terakhir kali meraih Scudetto pada 1976 tersebut memberi target besar, yakni lolos ke Liga Europa musim depan.
Hal tersebut bisa dilihat dari penunjukkan Mihajlovic dan perekrutan beberapa pemain anyar, di antaranya Adem Ljajic dan Iago Falqu.
Sejarah dan Juventus
5. Sejarah
Torino adalah salah satu klub Serie A yang memiliki sejarah besar. Pada era 1940-an, Torino sempat meraih titel juara dan pada 1943, klub asal Turin itu bahkan sempat menjadi klub pertama Italia yang mampu mengawinkan Scudetto dan trofi Coppa Itlaia.
Sejarah tersebut pun membuat Torino memiliki pendukung fanatik. Bahkan, media-media Italia menyebut para suporter Torino ibarat pendukung Liverpool di Inggris. Sejak puluhan tahun, suporter Il Toro—julukan Torino— selalu menjadi bagian penting bagi klub yang berdiri pada 3 Desember 1906 tersebut.
6. Torino vs Juventus
Sama seperti Manchester Derby, Torino juga memilki rivalitas kental dengan salah satu klub raksasa Italia, Juventus. Bahkan, posisinya hampir mirip dengan keadaan City sebelum periode 2012, yaitu suporter Torino merasa terpinggirkan dengan dominasi Juventus dalam beberapa tahun terakhir di Italia.
Statistik pun mencatat, sejak musim 1999, Torino hanya mampu mengalahkan skuat La Vecchia Signora satu kali. Oleh sebab itu, Hart jelas memilki pengalaman berada dalam situasi itu dan dianggap akan bisa memilki kesiapan mumpuni ketika menghadapi Derby Della Mole melawan Juventus.
Suporter
8. Suporter
Selain klub, pihak yang paling senang dengan keputusan Hart berkarier di Turin adalah suporter Torino. Bahkan, ketika pertama kali muncul di depan publik dengan mengenakan atribut klub, beberapa suporter Torino, melalui media sosial, mengaku tidak percaya kiper nomor satu Inggris itu bergabung.
Belum lagi, suporter Torino sudah menanti cukup lama untuk menyaksikan bintang besar bermain bersama klub mereka.
9. Berita besar
Kedatangan Hart ke Turin jelas akan menjadi pemberitaan besar bagi Torino, yang saat ini bisa dibilang berstatus klub papan tengah. Hal ini bisa dilihat dari pemberitaan media-media besar Italia yang mencantumkan nama klub tersebut dan pemberitaan utama keputusan sang kiper hijrah ke Torino.
Sumber: Skysports