Bola.com, Jakarta - Perjuangan Timnas Indonesia U-19 di Piala AFF U-19 2016 dimulai dengan laga perdana pada penyisihan Grup B versus Myanmar di Vietnam Youth Football Training Centre, Hanoi, Senin (12/9/2016) sore WIB.
Namun belum apa-apa, Indonesia sudah harus kehilangan kapten tim sekaligus bek tangguh, Andy Setyo Nugroho, yang mengalami cedera hamstring akibat ototnya tertarik saat latihan jelang laga perdana.
Meski begitu, skuat asuhan pelatih Eduard Tjong ini terus berupaya memupuk percaya diri agar bisa melewati tantangan pertama dengan baik. Pasalnya, mengacu pada kebiasaan selama ini, laga pertama dalam suatu turnamen tidak mudah untuk dilewati.
Perasaan gugup, grogi atau demam panggung kerap menghinggapi pemain. Para pemain Timnas Indonesia U-19 terhitung minim jam terbang laga internasional, tentu mereka bakal merasakan hal-hal di atas.
Apalagi seperti diketahui, Tim Garuda Muda sama sekali tidak melakukan uji coba internasional di luar kandang. Satu-satunya bekal uji coba dengan tim selevel hanya diperoleh kala menjamu Filipina di Stadion Maguwoharjo, Sleman (19/8/2016), yang berakhir dengan skor 3-1. Sisanya, Timnas U-19 hanya berlatih tanding dengan klub lokal.
Baca Juga
Selain sisi nonteknis, Asnawi Mangkualam Bahar dkk. juga harus menghadapi permainan lawan yang tidak banyak diketahui. Pelatih Eduard Tjong hanya menyebut Myanmar tampil dengan pola 4-3-3 dengan mengandalkan permainan cepat dan spartan.
Apapun itu, Indonesia tentu tidak mau terbawa permainan lawan dan berusaha mengendalikan permainan sesuai gaya dan karakter Tim Merah-Putih. Itulah mengapa pada duel ini Edu, sapaan akrab Eduard Tjong, mencoba mencari strategi terbaik.
Kehilangan Andy Setyo Nugroho dianggap bukan pukulan berat karena Edu sudah punya pengganti sang kapten, yakni Hanif Sjahbandi. Sementara itu, pemain lain yang disiapkan untuk turun sejak menit pertama, dalam kondisi fit.
Myanmar memang perlu diwaspadai. Meski secara nama tim asuhan pelatih Myo Hlaing Win ini kalah tenar bila dibanding dengan Australia maupun Thailand, sejatinya Myanmar tidak bisa dipandang sebelah mata. Sejak tampil di Piala Dunia U-20 2015, Myanmar jadi salah satu kekuatan baru di pentas sepak bola kelompok usia di Asia Tenggara bahkan Asia.
Peluang Menang Terbuka
Namun, peluang memenangi pertandingan terbuka lebar. Pasalnya, persiapan Myanmar kali ini cukup minim. Sama seperti halnya Eduard Tjong, Piala AFF U-19 ini jadi ajang pertama Myo Hlaing Win dalam kapasitasnya sebagai pelatih kepala timnas U-19.
Myo Hlaing Win, mantan pemain timnas Myanmar era 1990-an, baru ditunjuk menakhodai timnas pada Maret lalu. Ia juga hanya memiliki persiapan intensif yang cukup singkat, selama dua pekan, sebelum terjun di turnamen yang dijadikan ajang pemanasan sebelum Piala AFF U-19, KBZ Bank U-19 Cup, akhir Agustus lalu.
Pada turnamen yang digelar di Yangon dan diikuti Vietnam U-19, Thailand U-19, serta Consadole Sapporo U-19 itu, Myanmar hanya mampu berada di urutan keempat setelah kalah lewat adu penalti kontra Thailand pada perebutan peringkat keempat.
"Kami mendapat pelajaran dan pengalaman lewat turnamen itu. Kami juga sudah berupaya mempersiapkan tim sebaik kami bisa. Sekarang saatnya melihat hasilnya di lapangan," kata Myo Hlaing Win.
Untuk duel kali ini, sebelum menjebol gawang lawan, kemungkinan besar tim Indonesia harus melewati palang pintu tangguh Myanmar, Ye Yint Aung. Bek klub Yadanarbon FC itu jadi satu dari beberapa pemain yang tersisa dari skuat Myanmar yang tampil di Piala Dunia U-20 2015.
Bek bernomor punggung 4 itu dipastikan sudah berpengalaman karena jadi pilar lini belakang Myanmar sejak 2014.
Untuk mengantisipasi kebuntuan yang mungkin terjadi di lapangan, Edu berharap pemainnya mampu memaksimalkan peluang yang ada, termasuk dalam situasi set piece.
"Situasi ini efektif untuk mencetak gol jika serangan lewat open play buntu," kata Edu kepada Bola.com.
Berkaca pada lima kali uji coba selama pemusatan latihan di Yogyakarta, penggawa Garuda Muda memiliki produktivitas gol yang cukup tinggi. Timnas U-19 selalu mencetak minimal dua gol baik melawan tim Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Timnas Filipina, Persikama Kabupaten Magelang, dan PSIM Yogyakarta.
Untuk itu, Edu telah menyiapkan dua pemain untuk masing-masing situasi bola mati seperti sepak pojok dan juga tendangan bebas.
Meski tidak menyebutkan siapa-siapa yang disiapkan sebagai eksekutor bola mati, dari sejumlah uji coba yang dilakukan Timnas Indonesia U-19 selama di Kota Gudeg, untuk situasi tendangan bebas biasanya Nevy Dwaramury dan juga Asnawi Mangkualam Bahar yang mengambil perananan.
Hal itu sudah dibuktikan, semisal saat menang atas timnas Filipina U-19. Namun, Edu mengakui para pemain belum maksimal dalam memanfaatkan situasi itu.
"Ketika di Yogjakarta anak-anak sering lupa bagaimana ketika mereka menjalankan tugas itu. Mudah-mudahan melawan Myanmar hasilnya lebih baik," harap Edu yang sebelumnya menukangi PS TNI itu.