Bola.com, Misano - Apa persamaan MotoGP San Marino 2016 dan MotoGP Malaysia 2015? Jawabannya adalah kedua balapan tersebut sama-sama dimenangi secara brilian oleh Dani Pedrosa.
Pedrosa jadi juara di Sepang pada musim lalu setelah start dari pole position. Pebalap asal Spanyol itu tampil dominan dengan memimpin lomba sejak start hingga finis.
Baca Juga
Aksi sensasional Pedrosa kembali terlihat di Misano pada akhir pekan lalu. Start dari posisi kedelapan, rider Repsol Honda itu perlahan tapi pasti menyodok ke depan.
The Little Spaniard kemudian melakukan manuver apik untuk menyalip rekan setimnya, Marc Marquez, dan jagoan tuan rumah, Valentino Rossi (Movistar Yamaha), pada fase akhir lomba untuk meraih kemenangan pertama pada musim 2016.
"Kami begitu kesulitan pada musim ini. Karena itu, mekanik saya pantas mendapatkan kemenangan ini karena sudah bekerja amat keras," kata Pedrosa, yang meneruskan tradisi selalu meraih minimal satu kemenangan setiap musim, seperti dilansir Crash.
Akan tetapi, dua kemenangan luar biasa Pedrosa di Sepang dan Misano seolah terlupakan. Penyebabnya adalah kontroversi yang dibuat Rossi.
Saat di Sepang, drama senggolan antara Rossi dan Marquez lebih menarik perhatian publik serta media ketimbang kemenangan Pedrosa. Bahkan, meski menguasai lomba, pebalap berusia 30 tahun itu jarang tersorot kamera televisi yang lebih fokus mengikuti duel spektakuler Rossi versus Marquez.
Pedrosa kembali apes di Misano. Keberhasilan pebalap bertubuh mungil itu naik podium utama tak menjadi jadi isu utama. Pelakunya lagi-lagi Rossi. Kali ini, dia bukan berseteru dengan Marquez melainkan dengan rekan setimnya, Jorge Lorenzo.
Rossi dan Lorenzo terlibat adu argumen pada konferensi pers. Lorenzo tak terima dengan manuver Rossi saat menyalip dirinya pada fase awal lomba. X-Fuera menilai Rossi terlalu agresif. Opini Lorenzo dibantah Rossi sehingga jumpa pers menjadi memanas.
Pedrosa pun terlihat hanya bisa terdiam membisu di tengah-tengah kedua rivalnya yang asyik perang kata-kata. Padahal, kemenangan Pedrosa menciptakan rekor baru di MotoGP di mana ada delapan pebalap berbeda yang menang dalam delapan balapan beruntun dalam semusim.
Banyak pihak menganggap Pedrosa berkarier di MotoGP pada era yang salah. Disebut-sebut sebagai salah satu rider terbaik di grid, dia belum pernah sekalipun menjadi juara dunia di kelas primer. Prestasi terbaiknya adalah tiga kali jadi runner-up pada 2007, 2010, dan 2012. Padahal, Pedrosa sukses jadi juara dunia di kelas 125cc dan 250cc (dua kali).
Pada awal kiprahnya di MotoGP, Pedrosa kalah bersaing dengan Valentino Rossi, Nicky Hayden dan Casey Stoner. Setelah itu, hadir Jorge Lorenzo. Selepas Stoner pensiun, muncul Marc Marquez. Akankah Pedrosa bisa lepas dari bayang-bayang sang rival?