2 Kasus Tunggakan Gaji Mengoyang Kompetisi ISC B 2016

oleh Ario Yosia diperbarui 15 Sep 2016, 07:00 WIB
Manajemen Persiba Bantul berutang dua bulan gaji ke pemainnya. (Bola.com/Romi Syahputra)

Bola.com, Jakarta - Tak seperti halnya ajang Indonesia Soccer Championship (ISC) A yang banjir sponsor, kompetisi kasta kedua level B cenderung sepi peminat. Dampaknya klub-klub ISC B tak kebagian kue besar uang subsidi untuk mengarungi kompetisi. Dengan bekal keuangan pas-pasan kasus-kasus tunggakan pembayaran gaji ke pemain mulai bermunculan.

Persiba Bantul secara terbuka menyebut berutang gaji ke awak tim hingga ratusan juta. “Gaji yang belum terbayarkan sekitar Rp 250 juta,” ujar Sekretaris Persiba, Heri Fahamsyah seperti yang dikutip dari media lokal Suara Merdeka.

Tak semujur dua tim tetangganya, PSIM Yogyakarta dan PSS Sleman yang  sukses melenggang ke babak 16 besar ISC  B, langkah Persiba Bantul hanya sampai babak penyisihan Grup 5.

Manajemen klub berjulukan Laskar Sultan Agung kini tengah pusing dengan utang yang mulai menggunung.

Advertisement

Besaran utang Rp 250 juta, merupakan tunggakan gaji, pelatih dan juga ofisial tim selama dua bulan gaji. Untuk  membayarnya manajemen masih menunggu pencairan dari PT Gelora Trisula Semesta (GTS) selaku operator kompetisi.

Manajemen Persiba tidak bisa menggunakan dana lain untuk membayar gaji pemain selain dari dana subsidi tersebut. Mereka bisa dibilang kering sponsor.

Mengandalkan pendapatan dari tiket pertandingan dipastikan tidak bisa dilakukan. Pasalnya, selama  fase grup ISC B, panpel pertandingan Persiba lebih sering menanggung kerugian. 

Seiring prestasi klub yang tak cemerlang jumlah penonton yang datang ke Stadion Sultan Agung jumlahnya mengalami penurunan draktis.

Rata-rata penonton per pertandingan kandang Persiba hanya kisaran 1.500 orang. Paling banyak 2.500 saat melawan Madiun  Putra dan lawan PSS Sleman itu pun digelar di kandang PSS di Stadion Maguwoharjo.

Pemasukan dari penjualan tiket pertandingan merosot drastis jika dibandingkan saat kompetisi masih berjalan normal. Sebagai perbandingan, pada 2010 kala Persiba juara Divisi Utama dan promosi ke Indonesia Super League (ISL),  jumlah penonton yang hadir ke Stadion Sultan Agung bisa mencapai  15 ribu orang dari 20 ribu kapasitas stadion.

“Karut marutnya PSSI yang berimbas pada konflik dan pembekuan juga memengaruhi eksistensi kami. Lalu ada juga konflik suporter beberapa waktu lalu, turut membuat penonton enggan datang ke stadion. Kompetisi Indonesia Soccer Championship yang kurang greget karena tidak adanya promosi dan degradasi kian memperparah keadaan,” tutur Heri Fahamsyah.

2 dari 2 halaman

Persiraja Menunggak 2 Bulan Gaji

Para pemain Persiraja Banda Aceh kecewa pada manajemen klub yang tak juga menyelesaikan tunggakan gaji. (Bola.com/Aceh Kita)

Nasib tak mengenakkan menimpa para pemain Persiraja Banda Aceh. Gaji mereka tertunggak selama dua bulan. Mereka bahkan sudah tidak mendapat subsidi uang makan selama tiga bulan terakhir.

Para pemain Persiraja merayakan hari raya Idul Adha pada Senin (12/9/2016) dengan rasa duka. Sebelumnya mereka sempat dijanjikan oleh manajemen kalau gajinya bakal dibayar setelah  laga terakhir ISC B melawan PSBL Langsa, Sabtu (3/9/2016) malam.

Nyatanya janji itu tidak terealisasi. “Miris sekali nasib kami pemain,” ujar salah satu pemain Persiraja yang minta namanya disimpan kepada media lokal Aceh Serambi, akhir pekan lalu.

Dalam kondisi yang tidak ideal pemain tetap bersemangat bertanding di lapangan. Persiraja lolos ke babak 16 besar dengan status juara Grup I Wilayah Barat.

Para pemain juga sudah mengetahui bahwa PT Gelora Trisula Semesta sebagai operator kompetisi sudah mentransfer dana Rp 50 juta ke rekening Persiraja. PT GTS mensubdisi tiap klub ISC Seri B Rp 400 juta.

Berarti klub punya modal dana Rp 50 juta, yang semestinya dialokasikan mencicil tunggakan gaji ke pemain.

Kapten Persiraja, Kurniawan mengatakan, kesabaran pemain sudah habis menghadapi pengurus. Karena sudah beberapa kali dihubungi justru tak mengangkat handphone (HP).

Bahkan kadang saat dihubungi, nomor HP yang sebelumnya aktif menjadi sibuk. Padahal pemain sudah menunggu beberapa hari untuk mengetahui tentang gajinya.

“Kalau ada masalah dibicarakan baik-baik. Ini ada dana sekian, ambil untuk pemain dulu. Kan enak kalau begitu. Tapi ini HP-nya sudah tak diangkat dan tak aktif lagi,” ujarnya.

 

 

Berita Terkait