Bola.com, Manchester - Manchester United menelan kekalahan 0-1 dari Feyenoord Rotterdam pada laga perdana Grup A Liga Europa 2016-2017, Kamis (15/9/2016) atau Jumat (16/9/2016) dini hari WIB.
Baca Juga
Bertandang ke Stadion Fejenoord, gol tunggal kemenangan Feyenoord diciptakan oleh Tonny Vilhena pada menit ke-79. Menerima umpan silang datar Nicolai Jorgensen, tembakan kaki kiri Vilhena menembus sisi kiri jala MU yang dikawal oleh kiper David De Gea.
UEFA melansir, Manchester United memiliki 54 persen penguasaan bola dan delapan peluang dari total 16 percobaan. Adapun, Feyenoord empat kali mengancam gawang Setan Merah dan sukses menghasilkan satu gol.
Ini menandai kekalahan kedua MU secara beruntun. Setan Merah sebelumnya takluk 1-2 di kandang sendiri, Stadion Old Trafford, saat menghadapi Manchester City pada laga bertajuk Manchester derby, Sabtu (10/9/2016).
"Saya berada di sini untuk menghilangkan perasaan negatif pemain dan membawa mereka keluar dari keterpurukan ini karena kami kalah dua kali secara beruntun," ujar Jose manajer Jose Mourinho.
Berkaca dari komentar Mourinho di atas, ada 5 hal yang patut Manchester United pelajari dari kekalahan melawan Feyenoord:
1
Marcos Rojo Ciptakan Lubang Besar di Area Pertahan
Rojo merupakan tokoh utama di balik terciptanya gol tunggal Feyenoord yang disarangkan oleh Tonny Vilhena. Pemain berkebangsaan Argentina itu terlambat bergerak ketika MU melakukan perangkap offside. Selain itu, Rojo lalai dalam melakukan tugasnya. Itu karena dia sejatinya bertugas menempel ketat Vilhena.
Berduet dengan Matteo Darmian, Rojo yang diharapkan mengisi posisi yang ditinggalkan oleh Antonio Valencia dan Luke Shaw ternyata bermain sangat ceroboh. Hal itu membuat Chris Smalling ,yang bermain di posisi bek tengah, harus bergeser untuk mengisi posisi Rojo.
Alhasil, performa Rojo mendapatkan kritik pedas dari mantan gelandang Setan Merah, Paul Scholes. "Rojo bermain di bawah performa. Dia mengalami malam yang sulit karena dia belum banyak mendapatkan menit bermain musim ini."
"Dia sangat kerepotan. Jika saya pemain Feyenoord dan mengincar kelemahan Man United, dialah titik lemah tersebut. Jika saya mendapatkan bola, saya akan melambungkannya ke atas kepalanya dan membuatnya berlari," ia menambahkan.
2
Juan Mata Tak Bisa Merepotkan Barisan Pertahanan Feyenoord
Juan Mata mengisi posisi sayap kanan pada pertandingan melawan Feyenoord. Namun, pemain berkebangsaan Spanyol itu gagal memberikan kontribusi maksimal dengan sering kehilangan bola dan jarang memberikan suplai umpan ke Marcus Rashford.
Alhasil, Rashford jarang mendapatkan bola dan sering turun hingga ke bidang pertahanan sendiri untuk menjemput bola. Para gelandang tengah Feyenoord juga bermain bagus dalam meredam penyerangan MU pada babak kedua. Hal itu membuat MU mengalihkan serangannya ke sisi sayap. Namun, Mata tak mampu memberikan umpan silang matang.
3
Penampilan Pogba Memunculkan Keraguan
Pada pertandingan ini, Pogba yang menjalankan peran Wayne Rooney sebagai gelandang tengah, dia kembali gagal penuhi ekspektasi. Pogba memiliki kecenderungan untuk bergerak ke berbagai arah dan meninggalkan posisi bermainnya. Sehingga, ruang yang ditinggalkan olehnya bisa dimanfaatkan oleh gelandang Feyenoord, Karim el Ahmadi dan Tonny Vilhena.
Kemudian, karena kebiasaannya itu juga, dia tidak lagi memiliki tenaga untuk melakukan tugas membantu pertahanan. Sampai akhir pertandingan, dia hanya melakukan dua tekel dan semuanya berhasil dilewati oleh para pemain Feyenoord.
4
Marcus Rashford Sulit Temukan Permainan Terbaik , Anthony Martial Sulit Dapatkan Pasokan Bola
Anthony Martial menjadi satu-satunya pemain yang berhasil melakukan tembakan ke gawang Feyenoord di babak pertama. Namun, tembakannya masih melebar di sisi kiri gawang.
Sementara itu, Marcus Rashford, yang mencetak dua gol ke gawang FC Midtjylland pada bulan Februari lalu, tidak bisa mengulangi prestasinya itu. Alasannya, pemain asal Inggris itu tak mendapatkan suplai umpan yang cukup dan bagaikaan terisolasi sendiri di lini depan.
5
Feyenoord Bisa Membaca dan Mengunci Ruang Gerak Pemain United
Pelatih Feyenoord Rotterdam, Giovanni van Bronckhorst, menilai anak-anak asuhnya sukses membuat Manchester United tampak tidak berbahaya pada laga Grup A Liga Europa di De Kuip, Rotterdam, Kamis (15/9/2016) atau Jumat dini hari WIB.
"Laga tadi sebenarnya sulit bagi kami, bahkan secara fisik. Namun, kami membuat Manchester United tampak tidak berbahaya. Pada babak pertama, kami memiliki beberapa peluang mencetak gol, sementara kami mengandalkan serangan balik pada babak kedua," ujar Van Bronckhorst seusai laga.
Kutipan tersebut bisa dipahami, karena mereka mampu bermain secara efisien. Memang Feyenoord hanya memiliki 8 tembakan, jika dibandingkan United yang memiliki 18 tembakan pada pertandingan tersebut.
Namun, 3 tembakan Feyenoord tepat ke arah gawang, sedangkan United dengan jumlah tembakan yang lebih banyak, hanya memiliki jumlah yang sama dengan Feyenoord untuk tembakan tepat ke arah gawang.Hal ini bisa dijelaskan dengan baiknya tim Eredivisie tersebut dalam melakukan positioning.
Seperti pada saat Nicolai Jorgensen melewati Rojo, dia dengan percaya diri melakukan operan kepada Tonny Vilhena, yang mengetahui bahwa bek lain United berada jauh di tengah lapangan, dan hanya meninggalkan satu bek, yakni Matteo Darmian, yang sempat melakukan permainan ceroboh dengan membiarkan Jens Toolstra melakukan tembakan ke gawang de Gea.
Dua kesalahan tersebut tentunya membuat kepercayaan diri Darmian, yang memainkan pertandingan pertamanya musim ini, semakin menyusut.
Sumber: Berbagai Sumber