Bola.com, London - Laga Chelsea kontra Liverpool di Stamford Bridge dalam pekan kelima Premier League, Sabtu (17/9/2016) dini hari WIB, bakal berjalan menarik. Selain sama-sama mengincar poin penuh, kedua klub juga memiliki pemain bintang yang mampu mengubah hasil.
Baca Juga
The Blues meraih tiga kemenangan, satu hasil imbang, dan belum pernah kalah dalam empat laga terakhir di Premier League musim ini. Torehan tersebut membuat Chelsea menempati peringkat dua klasemen sementara liga dengan mendulang 10 poin.
Sedangkan Liverpool, berada di posisi enam klasemen dengan nilai tujuh. Jumlah angka itu didapat usai meraih dua kemenangan, satu hasil imbang, serta menelan satu kekalahan dari empat laga.
Bakal bersua di Stamford Bridge, Chelsea dan Liverpool bertekad meraih tiga poin. Chelsea yang tampil di hadapan publik sendiri, ingin kembali ke jalur kemenangan setelah pada partai sebelumnya di tahan imbang 2-2 Swansea City.
Sementara itu, Liverpool berambisi mempertahankan tren bagus usai melumat sang juara bertahan, Leicester City dengan skor 4-1, akhir pekan kemarin.
Demi bisa mewujudkan ambisi itu, Chelsea dan Liverpool akan turun dengan skuat terbaiknya. Manajer The Blues, Antonio Conte, diprediksi bakal menerapkan formasi 4-1-4-1, sedangkan manajer The Reds, Jurgen Klopp, masih mengandalkan taktik 4-3-3.
Berikut ini analisis pertarungan pemain kunci Chelsea kontra Liverpool:
1
Diego Costa Vs Dejan Lovren
Costa merupakan salah satu penyerang berbahaya di Inggris dan Eropa. Dikenal dengan permainan keras, berani berduel dengan pemain belakang lawan, serta memiliki akurasi dalam melepaskan tembakan, peran bomber timnas Spanyol ini di Chelsea sulit tergantikan.
Membela Chelsea sejak 1 Juli 2014, Diego Costa mampu mencetak 41 gol dari 82 pertandingan di seluruh ajang kompetisi. Pada musim ini, pemain 27 tahun itu telah mengoleksi empat gol dari empat laga di Premier League.
Meski demikian, Costa tak akan begitu saja mudah menjaringkan bola ke dalam gawang Liverpool. Sebab, The Reds memiliki Dejan Lovren yang bertugas menghentikan pergerakan mantan penyerang Atletico Madrid itu.
Lovren yang mulai berseragam Liverpool pada 27 Juli 2014 memiliki kelebihan dalam hal umpan dan melakukan duel udara. Dari tiga pertandingan yang telah dijalani bersama The Reds pada musim ini, Lovren tercatat melakukan 5,3 sapuan, dua intersep, serta satu kali tekel per laga.
Sejak kepergian Martin Skrtel ke Fenerbahce, bek timnas Kroasia itu kini berduet bersama Joel Matip di jantung pertahanan Liverpool. Kombinasi keduanya pun perlahan kian padu. Berkat peran Lovren dan Matip dalam mengawal lini belakang, Liverpool baru kebobolan dua gol dalam tiga laga terakhir.
2
Cesar Azpilicueta Vs Sadio Mane
Mulai berseragam Chelsea sejak 24 Agustus 2014, peran Azpilicueta di sisi kiri pertahanan sulit tergantikan. Memiliki kelebihan dalam hal mempertahankan bola, melepaskan umpan, dan melakukan tekel, pemain asal Spanyol ini bukan hanya piawai dalam menjaga lini belakang tetapi juga membantu serangan.
Dia pun selalu bermain penuh dari empat laga yang dijalani The Blues pada ajang Premier League musim ini. Dengan kemampuannya tersebut, Azpilicueta diyakini bakal menjadi momok bagi Liverpool.
Kendati demikian, pemain 27 tahun tersebut akan bekerja keras menjaga pertahanan, karena Liverpool memiliki Sadio Mane di sayap kanan. Pemain asal Senegal itu tengah dalam kondisi onfire usai mengoleksi dua gol dan satu assist dari tiga pertandingan di Premier League musim ini.
Mane yang memiliki kelebihan pada dribel dan melepaskan umpan, mampu menorehkan dua tembakan tepat sasaran, 3,3 dribel, dan melakukan 2,7 tekel per laga di liga musim ini. Mantan pemain Southampton ini juga apik saat menembus lini pertahanan dan mematahkan serangan lawan.
3
N'Golo Kante Vs Jordan Henderson
Tampil impresif dan berhasil membawa Leicester City menjuarai Premier League musim lalu membuat Kante dimintai banyak klub Eropa. Namun pada akhirnya, Chelsea yang berhasil mendapatkan servis gelandang timnas Prancis itu pada bursa transfer awal musim ini.
Kehadiran N'Golo Kante membawa keseimbangan untuk lini tengah The Blues. Kante yang unggul dalam hal melakukan tekel, melepaskan umpan terobosan, dribel, serta intersep diplot manajer Chelsea, Antonio Conte, sebagai gelandang jangkar. Akurasi umpan Kante mencapai 92,1 persen, serta melakukan tiga tekel, dan mencatatkan 2,8 intersep per pertandingan.
Jika Chelsea memiliki N'Golo Kante, Liverpool mengandalkan Jordan Henderson sebagai jendral lapangan tengah. Sejak Steven Gerrard hengkang pada akhir musim 2014-2015, Henderson menjadi sosok penting untuk menjaga keseimbangan di lini tengah The Reds.
Pengawa timnas Inggris itu pun mengemban tugas yang diamanatkan kepadanya dengan baik. Akurasi umpan Henderson mencapai 88,8 persen, mencatatkan 4,8 tekel, serta 2,3 sapuan per laga.
4
David Luiz Vs Daniel Sturridge
Chelsea memutuskan untuk membawa pulang David Luiz pada bursa transfer awal musim ini. Manajemen The Blues menebus Luiz dari Paris Saint-Germain dengan banderol 34 juta poundsterling (Rp 589 miliar).
Kendati begitu, pemain asal Brasil itu belum pernah sekalipun tampil bersama Chelsea. Performa apik John Terry dan Gary Cahill di jantung pertahanan membuat David Luiz harus duduk di bangku cadangan.
Tetapi, cederanya Terry membuat Luiz dipastikan menghuni lini belakang Chelsea saat bersua Liverpool. Memiliki keunggulan dalam duel udara, tekel, serta eksekusi tendangan bebas, David Luiz bukan hanya menjadi andalan di lini belakang, tetapi juga pemecah kebuntuan.
Namun, bek 29 tahun tersebut memiliki kelemahan. David Luiz kerap tampil buruk saat mengawal pergerakan lawan, lengah dalam menjaga pertahanan, serta kerepotan ketika lawan melancarkan serangan balik. Performa Luiz yang tak konsisten bisa dimanfaatkan penyerang Liverpool untuk mencetak gol, salah satunya adalah Daniel Sturridge.
Pemain asal Inggris itu adalah sosok sentral di lini serang Liverpool. Dari 211 menit bermain di Premier League musim ini, Sturridge telah mencetak satu gol. Dia juga memiliki kelebihan dalam hal dribel, penyelesaian akhir, umpan terobosan, dan mempertahankan bola.
Tetapi, Sturridge juga tak lepas dari penampilan buruk. Dia lemah dalam hal duel udara, serta terlalu lama dalam memegang bola hingga mudah direbut oleh lawan.
Sumber: Berbagai sumber