Bola.com, Bogor - Tim sepak bola Jateng meraih kemenangan 1-0 atas DKI Jakarta dalam lanjutan PON 2016 di Stadion Pakansari, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jumat (16/9/2016). Gol Ade Kurniawan, menit ke-75 menghidupkan asa skuat yang dilatih Anjar Jambore untuk melaju ke perempatfinal.
Hanya, kemenangan itu berbau kontroversi setelah DKI Jakarta melakukan protes. Tim ibu kota negara itu menganggap Jateng menurunkan empat pemain profesional dari aturan maksimal hanya tiga pemain.
Empat pemain itu, Septian David Maulana (Mitra Kukar), Ricky Fajrin (Bali United), Haudi Abdillah (PSCS Cilacap), dan Heru Setiawan (Persita Tangerang). Nama terakhir yang dipersoalkan kubu DKI Jakarta.
Baca Juga
Manajer tim Jateng, Khairul Anwar, membenarkan jika Heru merupakan pemain Persita. Namun, status Heru di klub berjulukan Pendekar Cisadane itu masih amatir sejak diboyong dari Persita U-21.
"Dia dipromosikan dari tim Persita U-21 ke senior. Namun, kompetisi Divisi Utama vakum, yang ada hanya ISC B sehingga dia belum dialih status dari amatir ke profesional karena regulasi turnamen itu membebaskan pemain amatir atau profesional karena tidak di bawah PSSI," tegas Khairul Anwar kepada Bola.com, Sabtu (17/9/2016).
Menurut Khairul, status amatir dan profesional seluruh pemain sudah diverifikasi PB PON, termasuk milik Heru. Proses verifikasi tersebut diakuinya juga panjang dan ketat. Khairul mengaku heran dengan protes yang dilakukan kubu DKI Jakarta.
"Verifikasi dari PB PON tidak ada masalah termasuk dengan munculnya id card pemain. Heru juga sudah kami turunkan sejak kualifikasi," katanya.
Khairul memastikan pihaknya siap menghadapi tuduhan yang diberikan tim DKI Jakarta termasuk dalam sidang PB PON. Hanya, dirinya ingin kubu lawan memberikan bukti nyata jika tim Jateng menurunkan empat pemain profesional.
"Menuduh itu harus ada bukti. Mereka harus siapkan semuanya. Kami siap menghadapi masalah ini. Yang jelas, kasus ini tidak mengganggu persiapan tim menghadapi Bali," tandas Khairul.